Minggu, 11 Mei 2014

Khutbah al Gharra'


“Dan lihatlah manusia yang telah diciptakan Allah dalam rahim yang gelap dan lapisan-lapisan tirai dari mani yang melimpah, kemudian gumpalan yang tak berbentuk, kemudian janin, kemudian bayi yang menetek, kemudian menjadi anak, kemudian menjadi orang muda yang telah berkembang penuh. Kemudian Ia memberinya hati dengan ingatan, lidah untuk berkata-kata dan mata untuk melihat, agar ia dapat mengambil pelajaran (dari apa yang di sekitarnya) dan memahaminya dan mengikuti nasihat dan menjauhi kejahatan”

Khutbah ini merupakan salah satu khutbah Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib As yang paling menakjubkan

Segala puji bagi Allah Yang Tinggi di atas segala sesuatu, dan dekat (kepada ciptaan) melalui karunia-Nya. Ia pemberi segala ganjaran dan keutamaan, dan pembuang segala bencana dan kesulitan. Saya memuji-Nya atas segala rahmat-Nya yang berkelanjutan dan kemurahan-Nya yang banyak. Saya beriman kepada-Nya sebagai Yang Pertama dari segalanya, dan Yang Maujud. Saya mencari petunjuk pada-Nya karena Ia dekat dan Ia adalah Pemandu. Saya mencari pertolongan-Nya karena ia Kuasa dan Perkasa. Saya bergantung pada-Nya karena Ia Pemberi kecukupan dan Penopang. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad (saw) adalah hamba-Nya, pesuruh-Nya dan Nabi-Nya. Ia mengutusnya untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya, untuk membela ajaran-Nya dan untuk menyampaikan peringatan-peringatan-Nya (terhadap hukuman yang kekal).

Menyuruh Orang Bertakwa

Wahai hamba-hamba Allah! Saya nasihati Anda untuk bertakwa kepada Allah yang telah melengkapi perumpamaan dan telah menetapkan batas waktu kehidupan Anda. Ia telah memberikan kepada Anda pakaian[1] untuk menutupi dan Ia telah menyebarkan bagi Anda rezeki Anda. Ia telah mengelilingi Anda dengan pengetahuan-Nya. Ia telah menetapkan ganjaran. Ia telah menganugerahkan Anda dengan nikmat yang banyak dan pemberian yang luas. Ia telah memperingatkan Anda melalui hujhah yang menjangkau jauh, dan Ia telah menghitung Anda menurut angka-angka. Ia telah menetapkan bagi Anda usia (untuk hidup) di tempat ini sebagai ujian dan rumah pendidikan.

Anda berada dalam ujian di dunia ini dan akan dihisab atasnya. Sesungguhnya dunia ini adalah tempat pengairan yang kotor dan sumber minuman yang berlumpur.

Penampilannya menarik dan isinya merusak. Ia adalah tipuan yang tersamar, bayangan yang akan lenyap, tiang yang bengkok. Ketika orang yang menghinanya mulai menyukainya dan orang yang tak mengenalnya merasa puas dengannya, maka ia bangkit dan menghentakkan kakinya (dalam kegembiraan), menjeratnya dalam jeratnya, menjadikannya sasaran panah-panahnya, dan melingkarkan di lehernya tali kematian yang membawanya ke kubur sempit dan tempat yang menakutkan untuk menunjukkan kepadanya tempat kediamannya dan balasan atas perbuatan-perbuatannya. Ini berlangsung dari generasi ke generasi. Tidaklah maut berhenti merenggut nyawa, tidak pula yang tertinggal hidup menjauhkan diri dari berbuat dosa.

Kematian dan Kebangkitan

Mereka saling berlomba dan maju berkelompok-kelompok ke tujuan dan tempat pertemuan akhir kematian, ketika urusan tertutup, dunia mati dan kebangkitan (kiamat) mendekat. Allah akan mengambil mereka dari sudut-sudut kubur, sarang-sarang burung, liang-liang binatang dan pusat-pusat kematian.[2] Mereka bergegas memenuhi perintah-Nya dan bergegas ke tempat yang telah ditetapkan untuk tempat kembalinya yang terakhir, kelompok demi kelompok, diam, berdiri, dan berbaris-baris. Mereka berada dalam pandangan Allah Yang Maha Melihat dan akan mendengar yang memanggilnya.

Mereka memakai busana tak berdaya dan baju penyerahan dan kerendahan. (Pada saat itu) tipu muslihat akan lenyap, hawa nafsu akan terputus, hati akan tenggelam diam-diam, suara-suara akan terpotong, keringat akan menyumbat kerongkongan, ketakutan akan meningkat dan telinga akan berkumandang dengan suara-suara mengguntur dari penyeru yang memanggil ke arah pengadilan terakhir, hadiah balasan, penjatuhan hukuman dan pembayaran ganjaran.

Keterbatasan Hidup

Manusia telah diciptakan sebagai bukti kekuasaan(-Nya), dibesarkan dengan wewenang, mereka dimatikan melalui sengatan sakit dan dimasukkan ke dalam kubur di mana mereka berubah menjadi remah-remah. Kemudian mereka akan dibangkitkan satu demi satu, diganjari balasan dan harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, masing-masing secara terpisah. Mereka telah diberi waktu untuk mencari keselamatan, telah ditunjuki jalan yang benar dan telah diberi kesempatan untuk hidup dan menuntut kebajikan; kegelapan ragu telah disingkirkan, dan mereka telah dibebaskan di masa hidup ini sebagai tempat belajar agar mereka membuat persiapan untuk perlombaan di Hari Pengadilan, untuk mencari tujuan dengan berhati-hati, untuk mendapatkan waktu yang diperlukan untuk mengambil manfaat dan menyediakan bekal bagi tempat kediaman yang berikut.

Tiada Kebahagiaan Tanpa Takwa

Betapa pantas gambaran ini dan betapa mujarab nasihat dan peringatan ini apabila diterima oleh hati yang suci, telinga yang terbuka, pandangan yang kukuh dan kecerdasan yang tajam. Takutlah kepada Allah seperti orang yang mendengarkan (nasihat baik) dan tunduk kepadanya, bilamana ia berbuat dosa ia mengakuinya; bilamana ia merasa takut, ia berbuat kebajikan; bilamana ia diingatkan ia bergegas ke arah (perbuatan baik); bilamana ia percaya, ia melakukan perbuatan bajik; bilamana ia dimintai untuk mengambil pelajaran (dari kejadian-kejadian dunia), ia mengambil pelajaran; bilamana ia diminta untuk menolak, ia berpantang (dari kejahatan); dan bilamana ia menjawab seruan (Allah), ia bersandar (kepada-Nya); bilamana ia berpaling kembali (kepada kejahatan), ia bertaubat; bilamana ia mengikuti ia meneladani, dan bilamana ditunjuki (jalan yang benar), ia melihatnya.

Orang semacam itu sibuk mencari kebenaran dan menghindari (kejahatan dunia) dengan menjauhinya. Ia mengumpul bekal (amal baik) bagi dirinya, menyucikan batinnya, membangun untuk dunia akhirat, dan membawa perbekalan untuk hari perpisahannya, mengingat perjalanannya, keperluannya dan letak kebutuhannya. Ia mengirimkannya mendahuluinya untuk tempat kediamannya (di akhirat).

Wahai hamba-hamba Allah! Bertakwalah kepada Allah dengan mengingat sebab mengapa Ia menciptakan Anda, dan takutlah kepada-Nya sejauh yang disuruh-Nya kepada Anda. Jadikanlah diri Anda pantas menerima apa yang telah dijanjikan-Nya kepada Anda, dengan meyakini kebenaran janji-Nya dan memelihara rasa takut akan Hari Pengadilan.

Sebagian dari Khutbah yang Sama Mengingatkan Manusia tentang Nikmat Allah

Ia membuat telinga bagi Anda untuk memelihara apa yang penting, mata untuk melihat sebagai ganti kebutaan, dan anggota badan yang terdiri dari berbagai bagian (yang lebih kecil), yang lengkungannya sebanding dengan pembentukan bangunnya dan panjang usianya, dan juga tubuh yang menopang dirinya, dan hati yang sibuk mencari makanannya, di samping nikmat-nikmat besar lain, anugerah-anugerah bagi yang membutuhkan dan kubu-kubu keamanan. Ia telah menetapkan bagi Anda usia yang tidak Anda ketahui. Ia telah menahan bagi Anda peninggalan dari manusia-manusia yang telah berlalu untuk pendidikan Anda. Orang-orang itu bersenang-senang sepenuhnya dan sama sekali tidak dihalangi. Maut menjangkaunya sebelum (pemuasan) hawa nafsunya, yang darinya maut memisahkannya. Mereka tidak mempersiapkan diri selagi tubuh mereka sehat, dan tidak mengambil pelajaran selagi masa muda.

Apakah orang-orang yang masih muda ini menunggu hingga saat bungkuk di hari tua, dan orang-orang yang menikmati tubuh yang sehat menunggu saat sakit-sakitan, dan orang-orang yang hidup ini menunggu saat kematian? Ketika saat perpisahan mendekat dan saat perjalanan tiba, dengan perihnya kesedihan dan kebingungan, penderitaan dari kesusahan dan tercekiknya oleh liur, dan waktu tiba untuk memanggil kerabat dan sahabat untuk menolong mengubah letak tubuhnya di tempat tidur. Maka dapatkah saat itu karib kerabat menghentikan kematian, atau dapatkah para wanita yang berkabung membawa perbaikan? Ia malah akan ditinggalkan sendiri di liang yang terbatas pada sudut sempit kuburnya.

Kulitnya dirobek-robek seluruhnya oleh serangga, dan tubuhnya yang bugar hancur dan membusuk. Badai menyingkirkan jejak-jejaknya dan bencana bahkan menghapus tanda-tandanya. Badan-badan yang bugar berubah menjadi kurus dan layu, dan tulang-tulang telah menjadi lapuk. Ruh dibebani dengan beratnya dosa dan baru menjadi sadar akan hal-hal yang gaib. Tetapi sekarang, amal baik tak dapat ditambah lagi, tidak dapat pula kejahatan ditebus dengan bertaubat. Bukankah Anda putra, ayah, saudara dan kerabat dari orang-orang yang telah mati itu, dan tidakkah Anda akan menyusul langkah mereka dan melewati jejak mereka? Tetapi hati masih tidak tergugat, tak peduli akan petunjuk, dan bergerak pada jalur yang salah, seakan-akan yang dialamati adalah orang lain, dan seakan-akan jalan yang benar ialah mengumpulkan perolehan duniawi.

Persiapan untuk Hari Pengadilan

Dan ketahuilah bahwa Anda harus melewati titian di mana langkah-langkah goyah, kaki mudah terpeleset, dan ada bahaya mengancam pada setiap langkah. Bertakwaiah kepada Allah sebagai takwa orang bijaksana yang pikiran tentang (dunia akhirat) telah mengalihkannya dari hal-hal lain, takwa (kepada Allah) telah menimpa tubuhnya dengan nyeri dan kesusahan, keterlibatannya dalam salat malam telah mengubah bahkan tidurnya yang singkat menjadi jaga, harapan (akan ganjaran abadi) membuatnya terus haus di siang hari, zuhud telah memotong hawa nafsunya, dan mengingat Allah selalu menggerakkan lidahnya. Ia menanggung takut di hadapan bahaya. Ia mengelakkan jalan-jalan yang tak rata dan menyukai jalan-jalan yang terang. Ia menempuh jalan terdekat untuk mencapai tujuannya, hawa nafsu tidak menggeser pemikirannya dan keanekaragaman tidak membutakan matanya. Ia menikmati tidur nyenyak dan menjalani harinya dengan bahagia karena kebahagiaan dari berita gembira dan kesenangan nikmat (yang abadi).

Ia melewati lorong hidup dunia ini secara terpuji. Ia sampai ke dunia akhirat dengan kebajikan. Ia bergegas (ke arah kebajikan) karena takut (akan kejahatan). Ia bergerak cepat di siang hari (kehidupan di dunia ini). Ia mengabdikan dirinya dalam mencari (kebaikan abadi), ia lari dari kejahatan. Sepanjang hari ini ia ingat akan hari esok, dan ia terus melihat ke masa depan. Sesungguhnya surga adalah ganjaran dan hasil usaha yang terbaik, sedang neraka adalah hukuman dan penderitaan yang pantas. Allah adalah Pembalas dan Penolong yang terbaik, dan Al-Qur'an adalah hujhah dan penentang yang terbaik.

Peringatan Terhadap Iblis

Saya wasiati Anda sekalian agar takut kepada Allah yang tidak meninggalkan dalih terhadap apa yang telah diperingatkan-Nya, telah mengerahkan huhjah (untuk petunjuk) tentang jalan (yang benar) yang telah ditunjukkan-Nya. Ia telah memperingatkan Anda tentang musuh yang menyelinap ke dalam hati Anda dan secara mencuri-curi berkata ke telinga Anda, dan dengan demikian menyesatkan dan menimbulkan kerusakan, membuat janji-janji (palsu) dan menahan Anda dalam kesan-kesan yang batil. Ia menyuguhkan dosa-dosa jahat dalam bentuk menarik, dan menunjukkan bahkan kejahatan parah sebagai cahaya. Ketika ia telah menipu para sejawatnya dan menghambur-hamburkan janji, ia mulai mencari kesalahan pada apa yang ia perkenalkan sebagai baik, dan memandang berat apa yang telah ditunjukkannya sebagai enteng, dan mengancam terhadap yang telah ditunjukkannya sebagai aman.

Bagian dari Khutbah yang Sama Mengenai Penciptaan Manusia

Dan lihatlah manusia yang telah diciptakan Allah dalam rahim yang gelap dan lapisan-lapisan tirai dari mani yang melimpah, kemudian gumpalan yang tak berbentuk, kemudian janin, kemudian bayi yang menetek, kemudian menjadi anak, kemudian menjadi orang muda yang telah berkembang penuh. Kemudian Ia memberinya hati dengan ingatan, lidah untuk berkata-kata dan mata untuk melihat, agar ia dapat mengambil pelajaran (dari apa yang di sekitarnya) dan memahaminya dan mengikuti nasihat dan menjauhi kejahatan.

Ketika ia telah dapat tegak berdiri sebagaimana layaknya dan menyamai yang lain, ia membanggakan diri dan kebingungan. Ia menarik berember-ember hawa nafsunya, tenggelam dalam memenuhi keinginan untuk kesenangannya dari dunia dan tujuan-tujuannya (yang kotor). Tidak ia takut akan kejahatan apa pun, tidak pula ia ngeri akan suatu peringatan, ia mati jenuh dengan kejahatan-kejahatannya. Ia melewatkan kehidupannya yang singkat dengan memburu sampah. Ia tidak mendapatkan ganjaran, tidak pula memenuhi suatu kewajiban. Penyakit yang mematikan menjangkaunya sementara ia masih sedang mengumbar hawa nafsu dan ia pun bingung karenanya. Ia melewatkan malam dengan terjaga dalam kesusahan dan kesedihan dan nyerinya sakit dan keluhan dalam kehadiran saudara-saudara kandung, ayah yang mencintai, ibu yang meratap, sudara perempuan yang menangis, sementara ia sendiri dalam keresahan yang menggalau, derita yang dahsyat, tangisan menakutkan, sakit yang mencekik, nyeri oleh penderitaan dan taring maut yang melemaskan.

Setelah itu ia dibungkus dengan kain kafan sementara ia tinggal diam dan menyerah sepenuhnya kepada orang lain. Kemudian ia ditempatkan di atas papan dalam keadaan sedemikian rupa setelah ia diinjak-injak oleh kesulitan dan dikuruskan oleh penyakit. Kumpulan orang muda dan saudara-saudara yang datang menolong mengusungnya ke rumah kesepiannya di mana seluruh hubungan dengan pengunjung terputus. Setelah itu orang-orang yang mengiringinya pergi dan orang-orang yang menangisinya pun kembali lalu ia didudukkan dalam kuburnya untuk (menjawab) pertanyaan yang mengerikan dan ujian yang mudah menggelincirkan. Bencana besar dari tempat itu ialah air panas dan masuknya ke dalam neraka, nyala api abadi dan kobaran yang pekat. Tak ada waktu istirahat, tak ada senggang untuk santai, tak ada kekuatan untuk mencegah, tak ada kematian untuk hiburan dan kelegaan, dan tak ada tidur untuk membuatnya melupakan kepedihan, melainkan terbaring di bawah berbagai jenis kematian dan hukuman saat-demi-saat. Kami berlindung kepada Allah.

Pelajaran dari Orang Mati

Wahai hamba-hamba Allah! Di mana orang-orang yang diberi usia (lanjut) dan menikmati kemewahan? Mereka diajari dan mereka mengerti; mereka diberi waktu dan mereka melewatkannya dengan sia-sia, mereka diberi kesehatan dan mereka lupa (akan kewajibannya). Kepada mereka diberi waktu panjang untuk hidup), diberi rezeki yang banyak, diberi peringatan akan hukuman yang menyedihkan dan diberi janji ganjaran yang besar. Anda harus menjauhi dosa yang mengantarkan kepada kerusakan, dan kejelekan yang menarik kemurkaan (Allah).

Wahai manusia yang mempunyai mata dan telinga dan kesehatan dan kekayaan! Adakah suatu tempat perlindungan, suatu perhentian keamanan, atau persembunyian, atau kesempatan untuk melarikan diri atau jalan kembali (ke dunia ini)? Bila tidak maka "rnengapa kamu rnasih berpaling" (QS. 6:95; 10:34; 35:3; 40:62) dan ke mana Anda akan meraba-raba dan ke mana Anda akan bergerak? Dengan apa Anda telah ditipu? Sesungguhnya bagian setiap orang dari Anda sekalian dari bumi ini hanyalah sepotong tanah yang sama dengan sosok dan ukuran tubuh Anda di mana ia akan terbaring pada pipinya dengan ditutupi debu. Sekarang adalah kesempatan untuk berbuat.

Wahai hamba-hamba Allah! Sejak leher masih bebas dari jerat, dan jiwa pun tak terbelenggu, sekarang Anda mempunyai waktu untuk mencari petunjuk; Anda dalam keadaan bertubuh senang, Anda dapat berkumpul dalam pertemuan, sisa hidup berada di hadapan Anda, Anda mempunyai kesempatan besar untuk berbuat menurut kemauan, Anda mempunyai kesempatan untuk bertaubat, dan (Anda berada dalam suasana damai. (Tetapi Anda harus bertindak) sebelum Anda terburu oleh keadaan sempit dan sedih, atau ketakutan dan kelemahan, sebelum mendekatnya maut yang ditunggu dan sebelum diambil oleh Yang Mahakuat dan Mahakuasa.

Sayid Radhi berkata: Diriwayatkan bahwa ketika Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib As menyampaikan khotbah ini, orang-orang mulai gemetar, air mata mereka mengalir dan hati mereka ketakutan. Karena itulah, sebagian orang menamakan khotbah ini Khutbah al Ghurra'(Khutbah yang Cemerlang).

Catatan

[1] Allah telah melengkapi setiap makhluk dengan pakaian alami yang merupakan sarana untuk melindunginya dari panas dan dingin. Maka sebagian hewan ditutupi dengan bulu dan sebagian memakai wol. Tetapi tingkat akal manusia yang tinggi dan sifat malu dan kehormatannya menuntut keistimewaan dibanding dengan makhluk lain. Sebagai akibatnya, untuk memeiihara kemuliaan ini ia telah diajari cara menutupi tubuhnya. Karena dorongan alami inilah maka ketika menyadari keadaannya, Adam mulai menutupi tubuhnya dengan daun-daunan.

"... Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga .... " (QS. 7:22)

[2] Maksudnya, Allah akan membangkitkan kembali semua manusia yang telah mati, sekalipun mereka telah dimakan binatang buas dan larut dalam tubuh hewan itu. Tujuannya ialah untuk menyangkal pandangan para filosof yang berpendapat bahwa kebangkitan dari ketidakberadaan adalah mustahil dan karena itu mereka tak percaya akan kebangkitan fisik. Argumen mereka, singkatnya, ialah bahwa suatu benda yang kehilangan keberadaannya disebabkan oleh kematian tidak akan kembali hidup lagi. Konsekuensinya, setelah kehancuran dunia ini maka kembalinya makhluk-makhluk untuk hidup lagi adalah mustahil. Tetapi kepercayaan itu tak benar, karena bertebarannya bagian-bagian (tubuh) itu tidak berarti ketidak-beradaannya, sehingga memadukan lagi bagian-bagian itu tidak berarti kebangkitan dari ketidakberadaan. Sebaliknya, bagian-bagian konstituen yang terpisah dan berserakan terus berada dalam suatu bentuk. Tentu saja, dalam hubungan ini keberatan itu mengandung suatu kekuatan. Bilamana semua orang harus dibangkitkan dalam bentuknya sendiri maka dalam hal seorang manusia telah dimakan oleh manusia lain akan mustahil untuk membangkitkan salah satu dari keduanya dengan seluruh bagian konstituennya, karena hal ini akan melibatkan kekurangan bagian-bagian pada orang yang telah memakan orang itu.

Terhadap ini para ahli metafisika menjawab bahwa pada semua orang terdapat konstituen-konstituen yang hakiki dan yang lain-lain tidak hakiki. Konstituen-konstituen hakiki tetap konstan sejak awal hingga akhir kehidupan dan tidak mengalami perubahan, dan kebangkitan sehubungan dengan konstituen-konstituen hakiki itu tidak akan menimbulkan kekurangan pada orang yang telah memakan orang itu.

Sumber: Khutbah ke-82 dalam Nahjul Balaghah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar