Moderator: John
Coatsworth, Dekan Fakultas International and Public Affairs, Columbia
University. Pengantar: Lee Bollinger, Presiden Columbia University, New York
City, New York; Waktu: 24 September 2007.
Pengantar yang Kasar dan Bias
MR. BOLLINGER: Saya akan
memulai ini dengan berterima kasih kepada Dekan John Coatsworth dan Profesor
Richard Bulliet atas kerja mereka mengorganisasikan acara ini dan atas komitmen
mereka kepada Fakultas International and Public Affairs dan
peranannya—(diinteru psi tepuk tangan)—dan atas peranannya dalam melatih para
pemimpin masa depan dalam urusan-urusan dunia. Jika hari ini membuktikan
sesuatu, maka terdapat kerja besar di hadapan kita. Ini hanyalah salah satu di
antara banyak acara mengenai Iran yang akan berlangsung sepanjang tahun akademi
ini, semuanya agar kita dapat memahami dengan lebih baik bangsa yang penting dan
kompleks ini dalam konteks geopolitik kontemporer.
Sebelum berbicara secara
langsung kepada Presiden Iran, saya mempunyai beberapa poin yang penting untuk
digarisbawahi. Pertama, pada 2003, World Leaders Forum telah berhasil
mengembangkan tradisi panjang Columbia dalam menyediakan forum utama bagi
perdebatan yang sehat, khususnya dalan isu-isu global.
Kedua, bagi mereka yang
percaya bahwa acara ini seharusnya tidak pernah terjadi, sehingga tidak
sepantasnya bagi universitas untuk mengadakan acara seperti ini, saya ingin
mengatakan bahwa saya memahami perspektif kalian dan menghargainya sebagai
sesuatu yang masuk akal. Cakupan “free speech” dalam kebebasan akademik dalam
dirinya sendiri selalu terbuka bagi perdebatan yang lebih jauh. Sebagaimana
salah satu kutipan terkenal mengenai “free speech” mengatakan, “it is an
experiment as all life is an experiment”. Saya ingin mengatakan, sejelas yang
saya mampu, bahwa acara ini adalah sesuatu yang benar untuk dilakukan, dan
tentu saja ini dituntut oleh norma-norma yang ada tentang “free speech”,
universitas Amerika, Columbia itu sendiri.
Ketiga, kepada mereka di
antara kita yang merasa kecewa dan terluka akibat (acara) hari ini, saya atas
nama semua menyatakan bahwa kami mohon maaf dan berkehendak untuk melakukan apa
yang kami bisa untuk mengurangi rasa terluka itu.
Keempat, agar menjadi
jelas tentang persoalan lain, bahwa acara ini tidak berhubungan sama sekali
dengan hak apa pun dari si pembicara (Ahmadinejad) , tetapi hanya berkaitan
dengan hak kita untuk mendengar dan berbicara. Kami melakukan ini demi diri
kami sendiri. Kami melakukan ini dalam tradisi agung dari keterbukaan yang
telah mendefinisikan bangsa ini selama berdekade-dekade hingga sekarang. Kita
butuh memahami dunia tempat kita hidup, bukan malah mengabaikan
kemuliaan-kemuliaan nya ataupun takut akan ancaman-ancaman dan
bahaya-bahayanya. Ini tidak konsisten dengan ide bahwa seseorang perlu
mengetahui musuhnya—maafkan saya—ini konsisten dengan ide bahwa seseorang perlu
mengetahui musuhnya, untuk memiliki keberanian emosional dan intelektual dalam
menghadapi pikiran jahat, dan untuk mempersiapkan diri kita agar bertindak
dengan perangai yang benar. Saat ini, argumen-argumen “kemerdekaan berbicara”
tidak akan pernah terlihat menandingi kekuatan argumen-argumen lawannya, tetapi
apa yang kita harus ingat adalah bahwa ini tepatnya karena “kemerdekaan
berbicara” menuntut kita untuk melatih pengekangan diri yang luar biasa melawan
dorongan-dorongan yang sangat alamiah tetapi seringkali kontraporduktif, yang
membawa kita untuk mundur dari keterlibatan dengan gagasan-gagasan yang tidak
kita benci dan takuti. Di sinilah, terletak kejeniusan ide “kemerdekaan
berbicara” Amerika.
Terakhir, di universitas,
kami mempunyai komitmen yang dalam dan kuat untuk mengejar kebenaran. Kita
tidak mempunyai akses kepada kekuasaan, kita tidak bisa memutuskan perang atau
damai, kita hanya dapat melahirkan pikiran, dan untuk melakukan hal ini, kita
harus memiliki kebebasan pencarian yang paling luas.
Izinkan saya berpaling
kepada Mr. Ahmadinejad.
Pertama, mengenai
pemberangusan brutal terhadap para ilmuwan, wartawan-wartawan, pembela hak
asasi manusia. Lebih daripada dua minggu yang lalu, pemerintah anda telah
membebaskan Dr. Haleh Esfandiari dan Parnaz Azima, serta baru dua hari yang lalu,
Kian Tajbakhsh, lulusan Columbia dengan gelar Ph.D di bidang perencanaan kota.
Sementara masyarakat kami bergembira setelah tahu bahwa ia dibebaskan dengan
jaminan, Dr. Tajbakhsh kini masih berada di Tehran dalam tahanan rumah, dan ia
masih tidak mengetahui apakah ia akan didakwa dengan suatu tuduhan kejahatan
atau akan diizinkan untuk meninggalkan Iran.
Izinkan saya mengatakan
hal ini sebagai catatan, aku menyerukan kepada presiden hari ini untuk
memastikan bahwa Kian akan bebas untuk bepergian ke luar Iran kapan pun ia mau.
(Tepuk tangan.) Izinkan saya juga melaporkan pada hari ini bahwa kami
menyampaikan tawaran kepada Kian untuk bergabung dengan fakultas kami sebagai
profesor tamu di bidang perencanaan kota di sini, di almamaternya, di tingkat
Sarjana pada Fakultas Arsitektur, Perencanaan, dan Pemeliharaan, dan kami
berharap ia mampu bergabung dengan kami pada semester berikutnya. (Tepuk
tangan.)
Penangkapan dan penahanan
orang-orang Iran-Amerika ini untuk alasan yang tidak jelas bukan hanya tidak
pada tempatnya, tetapi juga sepenuhnya melanggar nilai-nilai dasar yang juga
mengizinkan pembicara hari ini untuk bahkan muncul di kampus ini, tetapi
setidaknya mereka masih hidup.
Menurut Amnesty
International, 210 orang telah dieksekusi di Iran sejauh ini pada tahun ini, 21
dia antara mereka pada pagi 5 September. Jumlah keseluruhan tahunan ini
meliputi dua orang anak, yang bukti lebih jauhnya dituliskan Human Rights Watch
bahwa Iran tengah membawa dunia untuk mengeksekusi anak-anak.
Ada lagi. Iran telah menghukum
gantung 30 orang pada Juli dan Agustus lalu dalam sebuah aksi represi terhadap
usaha-usaha untuk menciptakan sebuah masyarakat yang lebih demokratis.
Kebanyakan eksekusi ini dilaksanakan di muka umum, sebuah pelanggaran terhadap
International Covenant of Civil and Political Rights, di mana Iran adalah salah
satu pihak peratifikasi. Eksekusi-Eksekusi tersebut dan yang lainnya bersamaan
waktunya dengan pemberangusan yang lebih luas terhadap para aktivis mahasiswa
dan akademisi-akademisi yang dituduh berupaya memprovokasi sesuatu yang disebut
“revolusi halus”. Hal ini termasuk memenjarakan dan memaksa pensiun para
ilmuwan. Seperti Dr. Esfandiari katakan dalam sebuah wawancara sejak
pembebasannya, dia ditahan dalam kamar isolasi selama 105 hari karena pemerintah
Iran percaya bahwa Amerika Serikat sedang merencanakan sebuah “revolusi
beludru” di Iran.
Dalam ruangan yang sama
ini; tahun lalu kita mempelajari sesuatu mengenai “revolusi beludru” dari
Vaclav Havel, dan kami mungkin mendengar hal yang sama dari pembicara World
Leaders Forum kita malam ini, Presiden Michelle Bachelet dari Cili. Kedua kisah
mereka yang luar biasa mengingatkan kita bahwa tidak ada cukup penjara untuk
mencegah suatu masyarakat yang menginginkan kebebasannya.
Kami di universitas ini belum
malu untuk memprotes tantangan—dan menantang kegagalan-kegagalan pemerintah
kami sendiri untuk hidup di atas nilai-nilai kami, dan kami tidak akan malu
untuk mengkritik negara anda. Marilah kita perjelas di permulaan. Mr. Presiden,
anda memperlihatkan semua tanda dari seorang diktator yang kejam lagi picik.
Dengan demikian, saya bertanya kepada anda—(tepuk tangan)—dengan demikian daya
bertanya kepada anda, mengapa wanita, para anggota sekte Baha’i, kaum homoseks,
dan begitu banyak rekan kerja akademik kami menjadi target penganiayaan di
dalam negeri anda? Mengapa, dalam sebuah surat minggu lalu kepada Sekretaris
Jenderal PBB, Akbar Ganji, oposan politik Iran ternama, dan lebih daripada 300
kaum intelektual publik, para penulis, dan penerima Nobel menyatakan
keprihatinan yang serius bahwa pertentangan anda dengan Barat telah mengacaukan
perhatian dunia dari kondisi-kondisi yang tak dapat ditoleransi lagi di dalam
rezim anda di Iran, khususnya penggunaan “hukum pers” yang melarang para
penulis untuk mengkritik sistim yang sedang berkuasa? Mengapa anda takut kepada
warga Iran yang menyuarakan pendapat-pendapat mereka bagi perubahan?
In our country, you are
interviewed by our press and asked to speak here today. And while my colleagues
at the law school — Michael Dorf, one of my colleagues, spoke to Radio Free
Europe, viewers in Iran a short while ago on the tenants of freedom of speech
in this country — I propose further that you let me lead a delegation of
students and faculty from Columbia to address your universities about free
speech with the same freedom we afford you today. (Applause.)
Di dalam negeri kami, anda
diwawancarai oleh media kami dan diminta untuk berbicara di sini pada hari ini.
Dan sementara para rekan kerja saya di fakultas hukum—Mikhael Dorf, salah satu
rekan kerja saya, berkata kepada Radio Free Europe, para pemirsa di Iran
beberapa saat lalu mengenai “kebebasan berbicara” di negeri ini—saya
mengusulkan lebih jauh kepada anda agar mengizinkan saya memimpin sebuah
delegasi dari para mahasiswa dan fakultas dari Columbia untuk berbicara di
universitas- universitas anda mengenai “kemerdekaan berbicara” dengan kebebasan
yang sama yang kita upayakan bagi anda hari ini. (Tepuk tangan.)
Kedua, pengingkaran
terhadap Holocaust. Suatu hari pada Desember 2005 dalam sebuah acara siaran
televisi negara, anda menggambarkan Holocaust sebagai sebuah “legenda yang
dibuat-buat”. Satu tahun kemudian, anda mengadakan suatu konferensi dua hari
yang menghimpun para pemungkir Holocaust. Bagi orang awam dan bodoh, ini adalah
propaganda yang berbahaya.
Ketika anda datang ke
tempat seperti ini, maka hal ini membuat anda sungguh menggelikan. Anda
provokatif dengan angkuhnya ataukah secara mengejutkan tidak berpendidikan.
Anda perlu tahu—(tepuk tangan)— bahwa Columbia adalah pusat dunia dalam
studi-studi Yahudi—dan sekarang tengah dalam kemitraan dengan Institut of
Holocaust Studies.
Since the 1930s, we
provided an intellectual home for countless Holocaust refugees and survivors
and their children and grandchildren. The truth is that the Holocaust is the
most documented event in human history. Because of this, and for many other
reasons, your absurd comments about the debate over the Holocaust both defy
historical truth and make all of us who continue to fear humanity’s capacity
for evil shudder at this closure of memory, which is always virtue’s first line
of defense. Will you cease this outrage?
Sejak 1930-an, kami
menyediakan perlindungan intelektual bagi pengungsi-pengungsi Holocaust yang
tak terhitung banyaknya, para orang yang selamat, dan anak-anak serta cucu-cucu
mereka. Kebenarannya adalah bahwa Holocaust adalah peristiwa yang paling
terdokumentasikan dalam sejarah manusia. Karena inilah, dan karena banyak
alasan lainnya, komentar-komentar anda yang absurd mengenai debat seputar
Holocaust telah mengingkari kebenaran sejarah dan membuat kita semua terus
merasa takut akan kapasitas umat manusia bagi tertutupnya memori akan hal ini,
yang semestinya selalu berada dalam garis depan pertahanan. Apakah anda akan
menghentikan hal yang menyakitkan hati ini?
Penghancuran Israel. Dua
belas hari yang lalu anda berkata bahwa negara Israel tidak bisa melanjutkan
hidupnya. Hal ini menggemakan sejumlah pernyataan provokatif yang anda
sampaikan pada dua tahun yang lalu, termasuk pada Oktober 2005, ketika anda
berkata Israel itu “harus hapus dari peta”. Columbia mempunyai lebih daripada
800 alumni yang sekarang tinggal di Israel. Sebagai sebuah institusi, kami
mempunyai ikatan yang dalam dengan para kolega kami di sana. Saya secara pribadi
sudah berbicara—secara pribadi, saya sudah angkat bicara dalam terminologi yang
paling kuat untuk melawan proposal-proposal boikot terhadap akademisi Israel,
seraya mengatakan boikot-boikot seperti itu mungkin juga mencakup Columbia.
(Tepuk tangan.)
Lebih daripada 400—lebih
daripada 400—kolega dan presiden universitas di negeri ini sudah bergabung
dalam pernyataan tersebut.
Pertanyaan saya kemudian
adalah, apakah Anda bermaksud menghapus kami dari peta juga? (Tepuk tangan.)
Mendanai terorisme:
Menurut laporan-laporan dari Council on Foreign Relations, adalah
terdokumentasikan dengan baik bahwa Iran adalah negara sponsor teror yang
mendanai kelompok-kelompok kejam seperti Hizbullah, Lebanon, yang Iran bantu
pendiriannya pada 1980-an, Hamas Palestina dan Jihad Islam. Pemerintah anda
kini menggerogoti pasukan Amerika di Irak dengan membiayai, mempersenjatai, dan
menyediakan tempat yang aman kepada para pemimpin pemberontak seperti Muqtada
al-Sadr dan tentaranya. Terdapat sejumlah laporan bahwa pemerintah anda juga
terlibat dalam usaha-usaha Suriah untuk mendestabilisasi pemerintah Lebanon
melalui kekerasan dan pembunuhan politik.
Pertanyaan saya adalah:
Kenapa anda mendukung organisasi-organisa si teroris yang terus menghantam
perdamaian dan demokrasi di Timur Tengah, menghancurkan hidup dan masyarakat
sipil di kawasan?
Perang proksi melawan
pasukan Amerika Serikat di Irak—dalam sebuah pengarahan singkat di hadapan
National Press Club, Jenderal David Petraeus melaporkan bahwa senjata-senjata
yang datang dari Iran, termasuk 240 millimeter roket dan proyektil-proyektil
peledak, berkontribusi kepada “suatu serangan-serangan canggih yang sama sekali
tidak akan mungkin tanpa dukungan Iran.” Sejumlah lulusan Columbia dan para
mahasiswa ada di antara para anggota militer kami yang pemberani, yang sedang
bertugas di Irak dan Afghanistan. Mereka, seperti orang Amerika lainnya dengan
putra, putri, ayah, suami, dan istri yang bertugas pertempuran, benar-benar
melihat pemerintah anda sebagai musuh.
Dapatkah anda mengatakan
kepada mereka dan kami mengapa Iran berperang dalam sebuah perang proksi di
Irak dengan mempersenjatai milisi Syiah yang menargetkan dan membunuh pasukan
AS?
Dan akhirnya program
nuklir Iran dan sanksi-sanksi internasional: Minggu ini, Dewan Keamanan PBB
sedang membahas sanksi-sanksi yang diperluas untuk ketiga kalinya, karena
penolakan pemerintah anda untuk menghentikan program pengayaan uranium. Anda
terus menentang lembaga dunia ini dengan mengklaim suatu hak untuk mengembangkan
pembangkit tenaga nuklir yang damai, tetapi hal ini nyaris tidak bisa
menghadapi pengawasan ketika anda terus mengeluarkan ancaman-ancaman militer
kepada tetangga-tetangga. Minggu lalu, Presiden Prancis, Sarkozy, menjelaskan
kesabarannya yang hilang dengan taktik tarik-ulur anda , dan bahkan Rusia dan
Cina sendiri sudah menunjukkan keprihatinan.
Mengapa negara Anda terus
menolak untuk tunduk kepada standar-standa internasional bagi verifikasi
senjata nuklir, terus membangkang terhadap persetujuan- persetujuan yang telah
anda buat dengan lembaga nuklir PBB? Dan mengapa anda memilih untuk membuat
orang-orang di negara anda menjadi rentan disebabkan dampak sanksi-sanksi
ekonomi internasional, dan mengancam untuk menelan dunia dalam pembasmian
nuklir? (Tepuk tangan.)
Izinkan saya menutup
dengan sebuah komentar. Terus terang—saya tutup dengan komentar ini secara
terus terang dan dalam semua kejujuran, Mr. Presiden, saya ragu bahwa anda
memiliki keberanian intelektual untuk menjawab pertanyaan-pertanya an tadi. Tetapi
kalaupun anda menghindar, maka akan dengan sendirinya hal itu menjadi penuh
arti bagi kami. Saya sungguh mengharapkan anda untuk memperlihatkan pola pikir
yang fanatik yang mengkarakterisasi sangat banyak dari apa yang anda kata dan
lakukan. Untungnya, saya diberitahu oleh para ahli tentang negara Anda bahwa
hal ini hanya akan mengikis lebih jauh posisi anda di Iran, dengan banyak warga
negara yang berhati baik dan cerdas di sana.
Setahun yang lalu, saya
diberitahu oleh sumber terpercaya, bahwa pernyataan-pernyata an anda yang
absurd dan menyerang di negeri ini, seperti ketika dalam pertemuan di Council
on Foreign Relations, sangat mempermalukan warga Iran yang rasional sehingga
hal ini mengarah kepada kekalahan partai anda dalam pemilu-pemilu walikota. Semoga
ini melakukan hal itu dan lebih lagi. (Tepuk tangan.)
Saya hanya seorang
profesor, yang juga seorang presiden universitas.
Dan hari ini, saya
merasakan bahwa semua beban dunia peradaban modern hendak mengekspresikan
penolakan terhadap apa yang anda yakini. Saya hanya berharap dapat melakukannya
secara lebih baik. Terima kasih. (Bersorak, tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: Terima
kasih, Lee.
Pembicara utama kita hari
ini adalah Yang Mulia Presiden Republik Islam Iran, Mr. Mahmoud Ahmadinejad.
Mr. Presiden. (Tepuk tangan.)
PENERJEMAH: Presiden
sedang membacakan ayat- ayat al-Quran dalam bahasa Arab. (tidak diterjemahkan.)
PRESIDEN AHMADINEJAD: Ya,
Allah, segerakan kedatangan Imam Mahdi dan anugerahinya kesehatan serta
kemenangan yang baik, dan jadikanlah kami para pengikutnya dan mereka yang
menyatakan kesetian kepadanya.
Dekan yang terhormat, para
profesor dan para mahasiswa yang tersayang, tuan-tuan dan nyonya-nyonya.
Terutama sekali, saya berniat menyampaikan salam saya kepada segenap Anda. Saya
mengucap syukur kepada Allah karena telah menyediakan saya peluang untuk berada
di sebuah lingkungan yang akademis, yang mencari kebenaran dan memperjuangkan
perkembangan sains dan pengetahuan.
Terutama sekali, saya
ingin mengajukan keluhan sedikit mengenai orang yang membacakan pernyataan
politik ini (Lee Bollinger, Presiden Columbia University) terhadap saya. Di
Iran, tradisi menuntut bahwa ketika kami meminta seseorang datang sebagai
pembicara, maka kami akan benar-benar menghormati para mahasiswa dan para profesor
kami dengan membiarkan mereka untuk membuat penilaian mereka sendiri, dan kami
tidak berpikir bahwa penilaian itu diperlukan sebelum pidato sang pembicara
diberikan—(tepuk tangan).
Menurut saya, teks yang
dibacakan oleh tuan di sini (Lee Bollinger), lebih daripada sekedar berbicara
kepada saya, merupakan suatu penghujatan terhadap informasi dan pengetahuan
para pendengar di sini, yang hadir di sini. Dalam sebuah lingkungan
universitas, kita harus membiarkan orang mengatakan pikiran mereka, mengizinkan
setiap orang untuk berbicara sehingga kebenarannya pada akhirnya terungkapkan
secara keseluruhan. Nyaris saja ia (Lee Bollinger) mengambil lebih banyak waktu
yang sebenarnya dialokasikan untuk saya berbicara. Dan hal itu tidak menjadi
persoalan bagi saya. Kami hanya akan meninggalkan hal itu sebagai tambahan
bersama klaim-klaim penghormatan “kebebasan berbicara” yang diberikan kepada
kami di negeri ini.
Dalam banyak bagian dari
pidatonya, terdapat banyak hinaan dan klaim yang salah, sayang sekali. Tentu
saja, saya berpikir bahwa ia telah dipengaruhi oleh pers, media, dan arus
politik mainsteram, yang menentang butir dasar dari kebutuhan akan perdamaian
dan stabilitas di dunia sekitar kita.
Meskipun begitu, saya
mestinya tidak mulai dengan dipengaruhi oleh perlakuan yang tidak ramah ini.
Saya akan berkata kepada
anda apa yang harus saya katakan, dan kemudian pertanyaan-pertanya an yang ia
munculkan akan dengan senang saya sediakan jawabannya. Tetapi terhadap salah
satu isu yang ia munculkan, saya hampir pasti akan butuh untuk mengelaborasi
secara lebih lanjut sehingga kita untuk diri kita sendiri dapat melihat
bagaimana berbagai hal itu pada dasarnya bekerja.
Adalah keputusan saya di
dalam forum dan pertemuan yang berharga ini untuk berbicara dengan anda tentang
pentingnya pengetahuan, informasi, dan pendidikan. Akademisi dan ilmuwan adalah
obor-obor yang bersinar, yang menumpahkan cahaya untuk menghilangkan kegelapan
dan kerancuan di sekitar kita dalam memandu umat manusia ke luar dari
ketidaktahuan dan kebingungan. Kunci kepada pemahaman realitas di sekitar kita
ada di dalam tangan-tangan peneliti-peneliti, mereka yang berupaya mengungkap
area-area tersembunyi, sains-sains yang tak dikenal. Jendela realitas yang
mereka dapat buka baru tercapai hanya jika melalui usaha-usaha para ilmuwan dan
orang-orang yang terpelajar di dunia ini. Dengan setiap usaha, ada sebuah
jendela yang dibuka dan satu kenyataan pun ditemukan.
Kapan pun kualitas moral
yang tinggi dari ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dijaga dan martabat para
ilmuwan serta peneliti dihormati, maka manusia telah mengambil langkah-langkah
besar ke arah perkembangan material dan rohani mereka. Sebaliknya, kapan pun
orang-orang terpelajar dan pengetahuan telah diabaikan, maka manusia sudah
terdampar di dalam kegelapan kebodohan dan kealpaan. Jika bukan karena naluri
manusia, yang cenderung ke arah penemuan berkesinambungan dari kebenaran, maka
manusia pasti akan selalu terdampar di dalam ketidaktahuan dan sama sekali
tidak pasti dalam menemukan bagaimana cara memperbaiki hidup yang dianugerahkan
kepadanya. Sifat alamiah manusia, pada kenyataannya, merupakan anugerah Allah
kepada kita semua. Yang Mahakuasa membimbing manusia ke dalam dunia ini dan
menganugerahinya kebijaksanaan dan pengetahuan, yang menjadikannya mengetahui
Tuhannya.
Dalam kisah Adam, sebuah
percakapan terjadi antara Tuhan dengan para malaikat-Nya. Para malaikat
menyebut manusia sebagai makhluk yang tidak kenal ampun dan ambisius dan
memprotes penciptaannya, tetapi Tuhan menjawab, “Aku mempunyai pengetahuan dari
apa yang kalian tidak berpengetahuan tentangnya.” Lalu Tuhan mengatakan kepada
Adam perihal kebenaran, dan atas perintah Tuhan, Adam mengungkapkannya kepada
para malaikat.
Para malaikat tidak bisa
memahami kebenaran seperti yang diungkapkan manusia.
Yang Mahakuasa berkata
kepada mereka, “Tidakkah aku berkata bahwa aku menyadari apa yang tersembunyi
di langit dan di bumi?” Dengan cara ini, para malaikat bersujud di hadapan
Adam.
Dalam misi semua nabi
Ilahi, khotbah pertama berasal dari kata-kata Allah, dan kata-kata itu,
“kesalehan”, “iman”, dan “kebijaksanaan” telah disebarkan kepada semua umat
manusia. Demi memandu nabi suci Musa as, Allah berfirman, “Dan ia diajar
kebijaksanaan, buku ilahi… Ia adalah nabi yang dipilih demi anak-anak Israel, dan
saya benar-benar membawa suatu tanda dari Yang Mahakuasa.”
Kata-kata pertama yang
diwahyukan kepada Nabi suci Islam menyeru kepada Nabi saw untuk membaca,
“Bacalah, bacalah atas nama Tuhanmu, yang menciptakan.” Yang Mahakuasa kembali
berfirman, “yang mengajar manusia dengan pena. ” “Allah mengajar manusia apa
yang mereka tidak berpengetahuan tentangnya.”
Anda lihat di dalam
ayat-ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Islam yang kudus, kata-kata
membaca, mengajar, dan pena disebutkan. Ayat-ayat ini sesungguhnya
memperkenalkan Allah sebagai guru umat manusia, guru yang mengajar manusia apa
yang mereka tidak ketahui. Dan bagian lain dari—(kata tidak dapat
didengar)—mengenai misi Nabi kudus Islam—disebutkan bahwa Yang Mahakuasa
menetapkan seseorang dari antara rakyat biasa sebagai nabi mereka agar,
“Bacakan bagi mereka ayat-ayat ilahi.” “Dan memurnikan mereka dari
pencemaran-pencemar an etis dan ideologis.” “Untuk mengajar mereka kitab dan
kebijaksanaan ilahi.”
Sahabat-sahabat yang
terhormat, semua kata dan pesan dari para nabi ilahi, sejak Ibrahim dan Ishak
dan Yakub hingga Daud dan Sulaiman dan Musa hingga Yesus dan Muhammad, telah
menyelamatkan manusia dari ketidaktahuan, kealpaan, takhyul-takhyul, perilaku
yang tak pantas, dan cara pikir yang merusak dengan penghormatan kepada
pengetahuan dan jalan menuju pengetahuan, cahaya, dan etika yang benar.
Dalam kultur kami, kata
ilmu sudah digambarkan sebagai “iluminasi”. Sebenarnya, “ilmu” bermakna
“terang” dan ilmu sejati adalah ilmu yang menolong manusia dari ketidaktahuan
untuk kemanfaatan diri. Dalam sebuah definisi ilmu yang diterima secara luas,
dinyatakan bahwa ia adalah cahaya yang disimpan ke dalam hati mereka yang telah
terpilih oleh Allah; oleh karena itu, menurut definisi ini, ilmu adalah
anugerah ilahi, dan hati adalah tempat di mana ia berada.
Jika kita menerima bahwa
“ilmu” bermakna “iluminasi”, maka lingkupnya akan melebihi sains eksperimental,
dan ia meliputi realitas yang disingkapkan dan yang tersembunyi. Salah satu
kejahatan utama yang dihantamkan terhadap ilmu adalah dengan membatasinya
hingga pada sains-sains eksperimental dam eksakta; kejahatan ini terjadi
meskipun ia terus meluas melebihi lingkup ini.
Realitas-realitas dunia
tidak dibatasi pada kenyataan-kenyataan fisik. Dan, materi itu hanyalah
bayangan dari realitas-realitas yang lebih tinggi, dan ciptaan fisik hanyalah
salah satu kisah tentang penciptaan dunia. Manusia hanyalah satu contoh dari
ciptaan yang merupakan kombinasi dari material dan roh.
Dan poin penting lain
adalah hubungan ilmu dengan kesucian jiwa, hidup, perilaku, dan etika manusia.
Dalam ajaran nabi ilahi, satu realitas akan selalu terikat dengan ilmu.
Realitas kemurnian jiwa dan perilaku baik, pengetahuan dan kebijaksanaan adalah
realitas murni dan jelas. Ilmu adalah cahaya. Ia merupakan pengungkapan
kenyataan, dan hanya ilmuwan dan peneliti yang murni, bebas dari
ideologi-ideologi yang salah, takhyul-takhyul, egoisme, dan jebakan-jebakan
material yang dapat mengungkapkan realitas.
Sahabat-sahabat terhormat,
ilmu dan kebijaksanaan dapat juga disalahgunakan, suatu penyalahgunaan yang
disebabkan oleh egoisme, korupsi, hasrat material, dan kepentingan material,
seperti juga minat individu dan kelompok. Hasrat material menempatkan manusia berhadapan
dengan kenyataan-kenyataan dunia ini. Manusia yang terkorupsi menolak menerima
kenyataan, dan bahkan jika mereka sungguh menerimanya, mereka tidak akan
mematuhinya.
Terdapat banyak ilmuwan
yang menyadari realitas tetapi tidak menerimanya. Egoisme mereka tidak
membiarkan mereka untuk menerima realitas itu. Apakah mereka yang dulu, dalam
perjalanan sejarah manusia, menggelar peperangan tidak memahami realitas bahwa
hidup, hak milik, kehormatan, wilayah-wilayah, dan hak-hak manusia harus
dihormati? Atau, apakah mereka memahaminya tetapi tidak mempunyai iman untuk
menaatinya?
Sahabat-sahabat yang
terhormat, sepanjang jiwa manusia tidak bebas dari kebencian, iri hati, dan
egoisme, maka ia tidak menaati kebenaran oleh kekuatan penerangan ilmu dan ilmu
itu sendiri. Ilmu adalah cahaya dan para ilmuwan harus tulus dan saleh. Jika
umat manusia mencapai tingkat pengetahuan rohani dan fisik yang paling tinggi,
tetapi para ilmuwannya bukanlah pribadi-pribadi yang tulus, maka pengetahuan
ini tidak bisa melayani kepentingan umat manusia, dan beberapa dampak pun dapat
terjadi.
Pertama, para pelanggar
hanya mengungkapkan sebagian realitas yang tentu saja hanya bermanfaat bagi
mereka sendiri dan merahasiakan sisanya, seperti yang pernah kita saksikan
berkenaan dengan ilmuwan-ilmuwan agama pada masa lalu. Sayangnya, hari ini kita
melihat para peneliti dan ilmuwan tertentu itu masih menyembunyikan kebenaran
dari orang-orang.
Kedua, para ilmuwan dan
saintis disalahgunakan bagi kepentingan pribadi, kelompok, atau pihak tertentu.
Jadi, di dunia hari ini, kekuatan-kekuatan yang berkuasa sedang menyalahgunakan
banyak ilmuwan di dalam bidang-bidang yang berbeda, dengan tujuan melucuti
banyak bangsa dari kekayaan mereka.
Dan mereka menggunakan
setiap peluang hanya untuk kemanfaatan mereka sendiri.
Sebagai contoh, mereka
menipu orang-orang dengan menggunakan metode dan perangkat ilmiah. Mereka,
sesungguhnya, ingin menjustifikasi pelanggaran- pelanggaran mereka sendiri,
meskipun dengan menciptakan musuh-musuh yang tak eksis, misalnya, dan
menciptakan atmosfer yang tidak aman. Mereka berupaya untuk menguasai setiap
hal atas nama memerangi ketidakamanan dan terorisme. Mereka bahkan melanggar
kebebasan-kebebasan individu dan sosial di dalam negeri mereka sendiri dengan
dalih tersebut. Mereka tidak menghormati privasi rakyat mereka sendiri. Mereka
menyadap percakapan telepon dan berupaya untuk mengendalikan rakyat mereka.
Mereka menciptakan atmosfer psikologis yang menggelisahkan untuk menjustifikasi
tindak-tindak provokasi perang mereka di bagian-bagian benua yang berbeda.
Sebagai contoh lain,
dengan menggunakan metode dan perencanaan yang “akurat”, mereka memulai
seranganan gencar mereka terhadap kultur-kultur domestik dari banyak bangsa,
kultur-kultur yang merupakan hasil dari ribuan tahun interaksi, kreativitas,
dan aktivitas artistik bangsa-bangsa bersangkutan. Mereka mencoba untuk
menghapuskan kultur-kultur tersebut demi memisahkan orang-orang dari identitas
mereka dan mengamputasi ikatan mereka dengan sejarah dan nilai-nilai mereka
sendiri. Mereka mempersiapkan landasan untuk menelanjangi orang-orang dari
kekayaan rohani dan material mereka dengan menanamkan kepada mereka perasaan
terintimidasi, hasrat untuk imitasi, dan semata-mata konsumsi, serta tunduk
kepada kekuatan-kekuatan yang menindas.
Membuat bom nuklir,
senjata kimia dan biologi serta senjata-senjata pemusnah massal adalah hasil
lain dari penyalahgunaan ilmu dan riset oleh kekuatan-kekuatan besar. Tanpa
kooperasi dari para ilmuwan dan saintis tertentu, maka kita tidak akan
menyaksikan produksi senjata nuklir, kimia, dan biologi yang berbeda-beda.
Apakah senjata-senjata ini untuk melindungi keamanan global? Apa yang bisa
dicapai senjata nuklir bagi umat manusia? Jika perang nuklir terjadi di antara
dua kekuatan nuklir, apa bencana kemanusiaan yang akan berlangsung? Dewasa ini,
kita dapat menyaksikan efek-efek nuklir, bahkan pada generasi-generasi baru
penduduk Nagasaki dan Hiroshima yang mungkin merupakan saksi bagi
generasi-generasi yang akan datang. Segera, efek penggunaan uranium dalam
senjata-senjata sejak permulaan perang di Irak dapat diuji dan diselidiki
secara seksama. Bencana-bencana ini terjadi hanya ketika para ilmuwan
disalahgunakan oleh kekuatan-kekuatan penindas.
Poin lain dari rasa duka
ini adalah beberapa kekuatan besar menciptakan monopoli atas sains dan mencegah
negara-negara lain dalam mencapai pengembangan ilmiah yang sama.
Hal ini, juga, adalah
salah satu kejutan pada masa kita. Beberapa kekuatan besar tidak ingin melihat
kemajuan dan perkembangan masyarakat-masyarak at dan negara-negara lain. Mereka
berdalih dengan ribuan alasan, melemparkan tuduhan tanpa bukti, memberlakukan
sanksi-sanksi ekonomi untuk mencegah bangsa-bangsa lain dari perkembangan dan
percepatan. Semua itu merupakan hasil keberjarakan mereka dari nilai-nilai
kemanusiaan, nilai moral, dan ajaran nabi ilahi. Dengan sangat menyesal, mereka
belum terlatih untuk melayani umat manusia.
Yang terhormat, akademisi,
para ilmuwan, dan para mahasiswa, saya percaya bahwa anugerah terbesar Tuhan
bagi manusia adalah ilmu dan pengetahuan. Pencarian manusia akan pengetahuan
dan kebenaran melalui ilmu adalah apa yang dijamin sebagai upaya mendekat
kepada Tuhan, tetapi ilmu haruslah dikombinasikan dengan kemurnian roh manusia
sehingga para ilmuwan dapat menyingkap selubung kebenaran lalu menggunakan
kebenaran itu untuk memajukan kepentingan- kepentingan kemanusiaan.
Para ilmuwan tersebut
bukan hanya menjadi orang-orang yang akan memandu umat manusia, tetapi juga
memandu umat manusia ke arah masa depan, masa depan yang lebih baik. Dan
kekuatan-kekuatan besar tidak membiarkan umat manusia untuk terlibat dalam
aktivitas-aktivitas monopolistik serta mencegah negara-negara lain untuk meraih
kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah anugerah ilahi dari Tuhan kepada
setiap manusia, dan oleh karena itu, ia harus tetap murni.
Tuhan menyadari semua
realitas. Semua peneliti dan ilmuwan dicintai oleh Tuhan. Maka saya berharap
akan ada satu hari nanti ketika para ilmuwan dan saintis tersebut memerintah
dunia dan Tuhan itu sendiri akan datang bersama Musa, Kristus, dan Nabi
Muhammad untuk memerintah dunia ini dan untuk membawa kita ke arah keadilan.
Saya berterima kasih
kepada anda sekarang, tetapi mengacu kepada dua poin yang dikatakan di
pengantar tadi mengenai saya, maka saya terbuka bagi setiap pertanyaan.
Tahun lalu, saya akan
katakan dua tahun lalu, saya mengangkat dua pertanyaan. Anda tahu bahwa tugas
utama saya adalah dosen universitas. Sekarang sebagai presiden Iran, saya masih
mengajar di level pascasarjana dan doktoral setiap minggunya. Mahasiswa saya
banyak bekerja dengan saya dalam bidang-bidang ilmiah. Saya percaya bahwa saya
adalah seorang akademisi. Maka, Saya berbicara dengan anda dari sudut pandang
akademis.
Dan saya angkat dua
pertanyaan. Tetapi alih-alih mendapatkan tanggapan, saya malah menerima
gelombang hujatan dan tuduhan, dan sayangnya, mereka kebanyakan datang dari
kelompok-kelompok yang mengklaim percaya akan kebebasan berbicara dan kebebasan
untuk informasi. Anda pasti tahu bahwa Palestina adalah luka yang berusia tua,
sama tuanya dengan 60 tahun.
Selama 60 tahun,
orang-orang ini diusir; selama 60 tahun, orang-orang ini terus dibunuhi; selama
60 tahun, sehari-harinya, selalu ada konflik dan teror; selama 60 tahun,
wanita-wanita dan anak-anak yang tidak bersalah dibinasakan; dihancurkan, dan
dibunuh oleh helikopter-helikopt er dan pesawat-pesawat tempur yang
menghancurkan rumah-rumah dari atas kepala mereka; selama 60 tahun, anak-anak
usia sekolah dipenjarakan dan disiksa; selama 60 tahun, keamanan di Timur
Tengah berada dalam bahaya; selama 60 tahun, slogan ekspansionisme “Dari Nil
hingga Efrat” terus digemakan kelompok-kelompok tertentu di bagian dunia
tersebut.
Dan sebagai seorang yang
akademis, aku ajukan dua pertanyaan, dua pertanyaan yang sama yang saya akan
ajukan lagi di sini. Dan anda dapat menilai apakah tanggapan kepada
pertanyaan-pertanya an itu haruslah berupa hujatan dan tudingan, atau semua
kata dan propaganda yang negatif, atau haruskah kita benar-benar mencoba
menghadapi dua pertanyaan ini dan bereaksi terhadap mereka? Seperti anda,
seperti umumnya para akademisi, saya akan berupaya diam sampai saya mendapat
jawaban. Maka, saya sedang menunggu jawaban logis alih-alih hujatan-hujatan.
Pertanyaan pertama saya
adalah jika memang Holocaust itu kenyataan yang terjadi pada masa kita, suatu
sejarah yang terjadi, mengapakah tidak ada riset yang cukup yang dapat
mendekati topik ini dari perspektif-perspekt if yang berbeda? Sahabat-sahabat
kita merujuk kepada 1930 sebagai titik awal bagi perkembangan ini;
bagaimanapun, saya mempercayai Holocaust, dari apa yang kita baca, telah
terjadi selama Perang Dunia II setelah 1930 pada 1940-an. Maka, anda tahu, kita
harus benar-benar mampu melacak peristiwa itu.
Pertanyaan saya sederhana.
Ada peneliti-peneliti yang ingin mendorong topik ini dari suatu perspektif yang
berbeda. Lalu, mengapa mereka dimasukkan ke dalam penjara? Sekarang ini, ada
sejumlah akademisi Eropa yang dikirim ke penjara karena mereka mencoba untuk
menulis tentang Holocaust. Peneliti-peneliti dari suatu perspektif yang berbeda
mencoba mempertanyakan aspek-aspek tertentu tentangnya. Pertanyaan saya adalah
mengapa hal ini tidak terbuka bagi semua bentuk riset? Saya diberi tahu bahwa
sudah terdapat cukup riset mengenai topik ini. Dan saya bertanya, ketika
berkaitan dengan topik-topik seperti kebebasan, topik-topik seperti demokrasi,
konsep-konsep dan norma-norma seperti Tuhan, agama, fisika, bahkan kimia,
terdapat banyak riset, tetapi kita masih melanjutkan lebih banyak riset dalam
topik-topik itu. Bahkan, kita mendorongnya. Namun, kenapakah kita tidak
mendorong lebih banyak riset mengenai suatu peristiwa historis yang sudah
menjadi akar dan penyebab banyak bencana besar di kawasan pada masa dan zaman
ini? Tidakkah seharusnya ada lebih banyak riset mengenai penyebab utamanya?
Itulah pertanyaan pertama saya.
Dan pertanyaan kedua saya,
mengingat peristiwa historis ini, jika memang suatu kenyataan, maka kita masih
perlu mempertanyakan apakah rakyat Palestina harus menanggungnya ataukah tidak.
Bagaimanapun, peristiwa itu terjadi di Eropa. Bangsa Palestina tidak punya
peran di dalamnya. Jadi kenapakah orang-orang Palestina harus terus menanggung
akibat suatu peristiwa yang tidak ada kaitannya dengan mereka?
Rakyat Palestina tidak
melakukan kejahatan apa pun. Mereka tidak punya peran dalam Perang Dunia II.
Mereka hidup bersama masyarakat Yahudi dan Kristen secara damai pada masa
tersebut. Mereka tidak mempunyai permasalahan. Dan hari ini, juga, Yahudi,
orang-orang Kristen, dan Muslim hidup bersaudara di seluruh dunia ini, dan di
banyak benua. Mereka tidak mempunyai permasalahan yang serius.
Tetapi apa sebabnya rakyat
Palestina harus membayar semua ini, orang-orang Palestina yang tidak bersalah?
Lima juta orang terus diusir dan menjadi pengungsi-pengungsi dari perang selama
60 tahun—tidakkah ini suatu kejahatan? Adakah bertanya mengenai
kejahatan-kejahatan ini merupakan suatu kejahatan dengan sendirinya? Mengapa
seorang akademisi, diri saya, menghadapi hujatan ketika mengajukan
pertanyaan-pertanya an seperti ini? Inikah yang kalian sebut sebagai kebebasan
dan menegakkan kebebasan berpikir?
Dan perihal topik kedua,
yakni isu nuklir Iran—saya tahu ada batas waktu tetapi saya membutuhkan waktu
lebih. Maksud saya, banyak waktu yang telah diambil dari saya (Ahmadinejad
tampaknya diperingatkan soal waktu).
Kami adalah sebuah negara.
Kami adalah anggota International Atomic Energy Agency. Selama lebih daripada
33 tahun, kami adalah negara anggota agensi itu. Hukum agensi itu dengan tegas
menyatakan bahwa semua negara anggota mempunyai hak untuk teknologi bahan bakar
nuklir yang damai. Ini adalah pernyataan tegas dan eksplisit yang dibuat di
dalam hukum itu. Dan hukum itu mengatakan bahwa tidak ada alasan atau dalih,
bahkan pemeriksaan- pemeriksaan yang dilakukan IAEA sendiri, yang dapat
mencegah hak negara anggota untuk memiliki hak itu.
Tentu saja, IAEA
bertanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan- pemeriksaan. Kami adalah
salah satu negara yang telah melaksanakan jumlah terbanyak dari level kerja
sama dengan IAEA. Mereka setiap jam, minggu, dan hari melakukan pemeriksaan-
pemeriksaan di dalam negeri kami. Dan berulang-ulang kali, laporan-laporan
agensi itu menunjukkan bahwa aktivitas nuklir Iran bersifat damai, bahwa mereka
tidak mendeteksi suatu penyimpangan, dan bahwa mereka telah menerima kerja sama
positif dari Iran.
Tetapi sayangnya, dua atau
tiga kekuatan monopolistik, kekuatan-kekuatan yang egois, ingin memaksa
kata-kata mereka terhadap bangsa Iran dan mengingkari hak mereka. Mereka terus
mengatakan—satu menit. (tertawa, tepuk tangan.)
Mereka mengatakan kepada
kami jangan anda biarkan hal itu terjadi—mereka tidak akan membiarkan mereka
memeriksa. Mengapa tidak? Tentu saja kami bisa. Bagaimana mungkin anda
mempunyai hak itu sementara kami tidak? Kami ingin mempunyai hak untuk energi
nuklir damai. Mereka mengatakan kepada kami, “Jangan membuatnya sendiri. Kami
akan memberikannya kepada anda.”
Pada masa. lalu, saya
katakan kepada anda, kami memiliki kontrak dengan pemerintah AS, dengan pemerintah
Inggris, pemerintah Prancis, pemerintah Jerman, dan pemerintah Kanada dalam
pengembangan nuklir untuk tujuan-tujuan damai. Tetapi secara sepihak,
masing-masing mereka membatalkan kontrak-kontrak mereka dengan kami, sebagai
hasilnya bangsa Iran harus membayar biaya yang banyak dalam milyaran dolar.
Kenapa kami memerlukan
bahan bakar dari kalian? Kalian bahkan tidak memberikan kepada kami sukucadang
pesawat terbang yang kami perlukan untuk maskapai penerbangan sipil selama 28
tahun, di bawah nama embargo dan sanksi-sanksi, karena kami melawan, sebagai
contoh, “hak asasi manusia atau kebebasan”? Di bawah dalih itu, anda menyangkal
hak kami bagi teknologi itu?
Kami ingin mempunyai hak
untuk menentukan nasib kami sendiri di masa depan. Kami ingin independen.
Jangan mengintervensi kami. Jika kalian tidak memberikan kepada kami sukucadang
pesawat terbang sipil, mengapa kami harus berharap bahwa kalian akan memberikan
kepada kami bahan bakar untuk pengembangan nuklir demi tujuan-tujuan damai?
Selama 30 tahun kami
menghadapi problem-problem tersebut; lebih daripada 5 milyar dolar kepada
Jerman dan lalu kepada Rusia, tetapi kita tidak pernah mendapatkan apa pun, dan
yang terburuk belum diselesaikan. Ini adalah hak kami, kami menghendaki hak
kami, dan kami tidak menghendaki apa pun di luar hukum, tidak kurang dari apa
yang hukum internasional katakan. Kami adalah bangsa yang cinta damai. Kami
mencintai semua bangsa. (Tepuk tangan, sorak-sorak, dan cemooh.)
MR. COATSWORTH: Mr.
Presiden, pernyataan-pernyata an anda di sini hari ini dan di masa lalu telah
memicu munculnya banyak pertanyaan yang saya akan sampaikan kepada anda atas
nama para mahasiswa dan fakultas yang sudah menyerahkan semua itu kepada saya.
Izinkan saya mulai dengan
pertanyaan…
PRESIDEN AHMADINEJAD:
(dalam bahasa Inggris.) satu persatu, satu persatu.
COATSWORTH: Satu persatu,
ya. (Tepuk tangan.)
Pertanyaan pertama adalah:
Apakah Anda atau pemerintah anda tengah mengupayakan penghancuran negara Israel
sebagai sebuah negara Yahudi?
PRESIDEN AHMADINEJAD: kami
mencintai semua bangsa. Kami bersahabat dengan orang-orang Yahudi. Terdapat
banyak Yahudi di Iran yang hidup damai dengan keamanan. Anda harus memahami
bahwa dalam konstitusi kami, dalam hukum kami, dalam pemilihan-pemilihan
parlemen, bagi setiap 150,000 orang, kami mendapatkan satu wakil di parlemen.
Bagi masyarakat Yahudi, seperlima dari jumlah itu saja, mereka sudah
mendapatkan satu wakil mandiri di parlemen. Maka proposal kami kepada
penderitaan bangsa Palestina adalah sebuah proposal yang demokratis dan
berperikemanusiaan.
Apa yang kami katakan
adalah bahwa untuk memecahkan persoalan 60 tahun ini, kita harus membiarkan
orang-orang Palestina untuk memutuskan masa depan mereka sendiri. Ini sesuai
dengan semangat Piagam PBB dan prinsip-prinsip pokok yang diabadikan di
dalamnya. Kita harus membiarkan orang Yahudi-Palestina, Muslim-Palestina, dan
Kristen-Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri melalui sebuah
referendum yang bebas. Apa pun yang mereka pilih sebagai sebuah bangsa, maka
semua orang harus menerima dan menghormatinya. Tidak boleh ada orang yang ikut
campur dalam urusan-urusan bangsa Palestina. Jangan sampai ada orang yang
menabur benih perselisihan. Tidak boleh ada siapa pun yang membelanjakan
milyaran dolar untuk memperlengkapi dan mempersenjatai satu kelompok di sana.
Kami katakan biarkan
bangsa Palestina untuk memutuskan masa depan mereka sendiri, untuk memiliki hak
menentukan nasib sendiri. Ini adalah apa yang kami katakan sebagai bangsa Iran.
(Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden,
menurut saya, banyak pendengar kita yang ingin mendengar sebuah jawaban yang
lebih jelas kepada pertanyaan itu (disela oleh sorak-sorak, tepuk tangan).
Pertanyaannya ialah:
apakah anda atau pemerintah anda mengupayakan penghancuran negara Israel sebagai
sebuah negara Yahudi? Dan saya pikir anda bisa menjawab pertanyaan itu dengan
satu kata sederhana, ya atau tidak. (Bersorak, tepuk tangan.)
PRESIDEN AHMADINEJAD: maka
anda menghendaki jawaban dengan cara yang anda ingin dengar. Well, ini bukan
kebebasan arus informasi yang sesungguhnya. Saya hanya mengatakan kepada anda
di mana posisi saya dan apa pendapat saya. (Tepuk tangan.)
Saya bertanya kepada anda,
apakah isu Palestina merupakan isu internasional yang penting ataukah tidak?
Tolong katakan, ya atau tidak. (tertawa, tepuk tangan.)
Ada penderitaan sebuah
bangsa.
MR. COATSWORTH: Jawaban
atas pertanyaan anda adalah ya. (tertawa.)
PRESIDEN AHMADINEJAD:
baik, terima kasih atas kerja sama anda.
Kita mengakui ada masalah
di sana yang terus berlangsung selama 60 tahun. Setiap orang menyampaikan
solusi masing-masing, dan solusi kami adalah referendum yang bebas. Biarkan
referendum ini terjadi, dan lalu anda akan melihat apa hasilnya. Biarkan
orang-orang Palestina dengan bebas memilih apa yang mereka inginkan untuk masa
depan mereka. Dan, lalu apa yang anda kehendaki di dalam pikiran anda untuk
terjadi, itu akan terjadi dan akan terealisasi. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: yang
diajukan Presiden Bollinger sebelumnya dan yang datang dari sejumlah mahasiswa,
adalah mengapa pemerintah anda menyediakan bantuan bagi teroris-teroris? Apakah
Anda akan berhenti melakukan hal itu dan mengizinkan pemantauan internasional
untuk menjamin bahwa anda sudah menghentikannya?
PRESIDEN AHMADINEJAD:
Baik, saya akan ajukan satu pertanyaan di sini kepada anda. Jika seseorang
datang dan meletuskan bom di sekitar Anda, mengancam presiden anda, para
anggota pemerintahan anda, membunuh para anggota senat atau kongres, bagaimana
anda akan memperlakukan mereka? Akankah anda akan memberi mereka penghargaan
atau anda akan menyebut mereka kelompok teroris? Baiklah, itu jelas. Anda akan
menyebut mereka teroris.
Sahabat saya yang
terhormat, bangsa Iran adalah korban terorisme. 26 tahun yang lalu, di tempat
saya bekerja, dekat dengan tempat saya bekerja, dalam sebuah operasi teroris,
presiden dan perdana menteri yang dipilih bangsa Iran kehilangan hidup mereka
dalam suatu ledakan bom.
Satu bulan kemudian, dalam
operasi teroris yang lain, 72 anggota parlemen kami dan pejabat-pejabat tinggi
kami, termasuk empat menteri dan delapan wakil menteri, tubuh-tubuh mereka
hancurkan berkeping-keping sebagai hasil serangan teroris. Dalam enam bulan,
lebih daripada 4,000 orang Iran tewas, dibunuh kelompok teroris, yang semua ini
dilakukan oleh tangan satu kelompok teroris tunggal. Sangat disesalkan,
kelompok teroris yang sama itu sekarang, hari ini, di dalam negeri anda, sedang
melakukan operasi-operasi dengan dukungan pemerintah AS, bekerja dengan
bebasnya, mendistribusikan deklarasi-deklarasi dengan bebasnya. Dan kamp-kamp
mereka di Irak didukung oleh pemerintah AS. Mereka dijamin aman oleh pemerintah
AS.
Bangsa kami sudah
dirugikan oleh aktivitas teroris. Kami adalah bangsa yang pertama menolak
terorisme dan yang pertama menegakkan kebutuhan untuk melawan terorisme. (Tepuk
tangan.)
Kita perlu menangani
penyebab utama terorisme dan membasmi penyebab-penyebab utama itu.
Kami hidup di Timur
Tengah. Bagi kami, adalah sungguh jelas kekuatan-kekuatan mana saja yang
melahirkan teroris-teroris, mendukung mereka, dan mendanai mereka. Kami
mengetahui hal itu. Bangsa kami, bangsa Iran, sepanjang sejarah, selalu membuka
diri untuk persahabatan dengan negara-negara lain. Kami adalah bangsa yang
berbudaya. Kita tidak perlu memohon pertolongan terorisme.
Kami sendiri adalah
korban-korban terorisme, dan patut disesalkan bahwa orang-orang yang berkoar
sedang melawan terorisme, alih-alih mendukung rakyat dan bangsa Iran, alih-alih
memerangi teroris-teroris yang sedang menyerang mereka, mereka malah mendukung
teroris-teroris dan kemudian menudingkan telunjuk kepada kami. Ini adalah hal
paling disesalkan.
MR. COATSWORTH:
serangkaian pertanyaan lebih lanjut akan menantang pandangan anda mengenai
Holocaust. Karena bukti bahwa peristiwa ini terjadi di Eropa pada 1940-an
sebagai hasil dari tindakan-tindakan pemerintah Nazi Jerman, karena
bahwa—fakta-fakta itu dengan baik didokumentasikan, mengapa anda meminta riset
tambahan? Sepertinya tidak ada tujuan dalam melakukan hal itu, selain dari mempertanyakan
apakah Holocaust benar-benar terjadi sebagai satu fakta historis. Dapatkah anda
menjelaskan mengapa anda percaya lebih banyak riset diperlukan dalam kaitan
dengan fakta-fakta yang tak dapat dipertentangkan?
PRESIDEN AHMADINEJAD:
Terima kasih banyak untuk pertanyaan anda. Saya adalah seorang akademisi, dan
anda juga. Dapatkah anda berpendapat bahwa meneliti suatu fenomena selesai
untuk selamanya? Dapatkah kita menutup buku mengenai suatu peristiwa historis?
Terdapat perspektif-perspekt if yang berbeda yang muncul setelah setiap riset
selesai. Mengapa kita menghentikan riset sama sekali? Mengapa kita harus
menghentikan kemajuan ilmu dan pengetahuan? Anda seharusnya tidak bertanya
kepada saya mengapa saya bertanya. Anda harusnya bertanya kepada diri anda
sendiri mengapa anda berpikir bahwa peristiwa itu tidak perlu dipertanyakan
lagi.
Mengapa anda ingin
menghentikan kemajuan ilmu dan riset? Apakah anda pernah menemukan apa yang
disebut absolut di dalam fisika? Kita mempunyai prinsip-prinsip di dalam matematika
yang dinyatakan bersifat absolut selama lebih daripada 800 tahun, tetapi ilmu
pengetahuan yang baru telah membebaskan absolutisme itu ke arah logika-logika
yang berbeda dalam melihat matematika, dan hal semacam itu telah mengubah cara
kita memandangnya sebagai sebuah ilmu pengetahuan secara keseluruhan setelah
800 tahun. Jadi, kita harus membiarkan peneliti-peneliti, para ilmuwan, untuk
menyelidiki segalanya, setiap fenomena—Tuhan, alam semesta, manusia, sejarah,
dan peradaban. Mengapa kita harus menghentikan itu?
Saya tidak sedang
mengatakan bahwa peristiwa itu tidak terjadi sama sekali. Ini bukan penilaian
yang saya sampaikan di sini. Saya katakan pada pertanyaan saya yang kedua, jika
memang ini terjadi, lalu apa hubungannya dengan bangsa Palestina? Ini
pertanyaan yang serius. Terdapat dua dimensi. Dalam pertanyaan pertama, saya…
COATSWORTH: Izinkan saya
memperdalam ini sedikit lebih jauh. Sulit untuk memulai suatu diskusi ilmiah
jika tidak ada setidaknya beberapa dasar—beberapa dasar empiris, beberapa
kesepakatan mengenai apa yang menjadi fakta-fakta. Jadi, menuntut riset
terhadap fakta-fakta yang berkedudukan sangat kuat; menunjukkan tantangan
terhadap fakta-fakta itu sendiri dan suatu pengingkaran bahwa sesuatu yang
mengerikan telah terjadi pada tahun-tahun tersebut di Eropa. (Tepuk tangan.)
Izinkan saya melanjutkan
ke…
PRESIDEN AHMADINEJAD:
izinkan saya. Bagaimanapun, anda bebas menafsirkan apa yang anda inginkan dari
apa yang saya katakan. Tetapi apa yang saya katakan telah saya katakan dengan kejelasan.
Pada pertanyaan pertama,
saya berupaya untuk membela hak-hak para ilmuwan Eropa. Dalam wilayah sains dan
riset, tidak ada sesuatu yang diketahui sebagai absolut. Tidak ada sesuatu yang
secara memadai dilakukan, bahkan dalam fisika sekalipun. Ada lebih banyak riset
dalam fisika ketimbang yang dilakukan terhadap Holocaust, tetapi kita masih
terus melakukan riset terhadap fisika. Tidak ada yang salah dalam melakukan hal
itu.
Inilah yang manusia
kehendaki. Mereka ingin mendekati suatu topik dari sudut-sudut pandang yang
berbeda. Para ilmuwan ingin melakukan itu. Khususnya, sebuah isu yang telah
menjadi dasar dari begitu banyak perkembangan politik yang terjadi di Timur
Tengah selama 60 tahun.
Mengapa kita harus
menghentikannya sama sekali? Anda harus memiliki alasan yang dapat dibenarkan
untuk melakukan hal itu. Fakta yang telah diteliti pada masa lalu tidak cukup
menjadi justifikasi di dalam pikiran saya.
MR. COATSWORTH: Mr.
Presiden, mahasiswa lain bertanya, wanita-wanita Iran kini tercerabut dari hak-hak
dasar manusia, dan pemerintah anda memaksakan hukuman-hukuman yang kejam,
termasuk eksekusi terhadap warga Iran yang homoseks. Mengapa anda melakukan
berbagai hal itu?
PRESIDEN AHMADINEJAD: yang
ada di Iran adalah kebebasan yang genuine. Rakyat Iran bebas. Wanita di Iran
menikmati level paling tinggi dari kebebasan. Kami mempunyai dua deputi—dua
wakil presiden yang adalah wanita pada level paling tinggi; demikian pula di
parlemen, pemerintahan, dan universitas kami. Mereka hadir di bidang-bidang bioteknologi
dan teknologi. Ada ratusan ilmuwan wanita yang juga aktif di dunia politik.
Tidaklah benar jika
beberapa pemerintahan, ketika mereka tidak setuju dengan pemerintah yang lain,
mencoba menyebarkan kebohongan yang menyimpangkan kebenaran seutuhnya. Bangsa
kami bebas. Ia memiliki level tertinggi dari keikutsertaan di dalam
pemilihan-pemilihan . Di Iran, 80 hingga 90 persen rakyat memberikan suara
mereka selama pemilihan, separuhnya—lebih dari separuhnya adalah wanita. Maka,
bagaimana mungkin kita katakan bahwa wanita tidak bebas? Adakah ini kebenaran
yang seutuhnya?
Dan, perihal
eksekusi-eksekusi itu, saya ingin mengajukan dua pertanyaan. Jika seseorang
datang dan membangun sebuah jaringan untuk perdagangan gelap obat-obatan yang
menimbulkan dampak di Iran, Turki, Eropa, Amerika Serikat dengan memperkenalkan
narkoba ini, akankah anda memberi mereka penghargaan? Orang-orang yang
menjalani hidup dengan menyebabkan kerusakan terhadap hidup ratusan juta anak
muda di seluruh dunia, termasuk di Iran, dapatkah kita bersimpati kepada
mereka? Tidakkah kalian juga mempunyai hukuman mati di Amerika Serikat? (Tepuk
tangan.)
Di Iran, juga, ada hukuman
mati bagi para pedagang gelap obat-obatan terlarang, bagi orang-orang yang
melanggar hak-hak orang-orang yang lain.
Jika seseorang mengambil
senapan, memasuki sebuah rumah, dan membunuh sekelompok orang di sana, lalu
mencoba untuk meminta tebusan, bagaimana anda menghadapi mereka di Amerika
Serikat? Akankah anda memberi mereka penghargaan? Dapatkah seorang dokter
membiarkan mikroba-mikroba menyebar di seluruh negeri? Kita mempunyai hukum.
Orang-orang yang melanggar hak-hak publik dengan menggunakan senjata, membunuh,
menciptakan kegelisahan, menjual narkoba, mendistribusikan narkoba pada level
yang tinggi dihukum eksekusi di Iran, dan sebagian eksekusi ini—sangat
sedikit—dilakukan di hadapan publik. Ini hukum yang berdasarkan atas
prinsip-prinsip demokratis. Kalian menggunakan suntikan dan mikroba untuk
mengeksekusi orang-orang seperti ini, dan mereka dieksekusi atau digantung,
tetapi hasil akhirnya tetap membunuh.
MR. COATSWORTH: Mr.
Presiden, pertanyaannya bukan tentang kriminal dan penyelundup narkoba tetapi
tentang pilihan seksual dan wanita. (Tepuk tangan.)
PRESIDEN AHMADINEJAD: Di
Iran, kami tidak mempunyai homoseks seperti di negeri anda. (tertawa.) Kami
tidak memiliki itu di negeri kami. (cemooh.) Di Iran, kami tidak mempunyai
fenomena itu. Saya tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu kepada anda bahwa
kami mempunyainya. (tertawa.)
Dan perihal wanita,
mungkin anda berpikir bahwa menjadi seorang wanita itu adalah suatu kejahatan.
Bukanlah suatu kejahatan untuk menjadi wanita. Wanita adalah makhluk terbaik
yang diciptakan Tuhan. Mereka merepresentasikan kebaikan dan kecantikan yang
Tuhan tanamkan pada mereka. Wanita-wanita dihormati di Iran. Di Iran, setiap
keluarga yang mempunyai seorang anak perempuan akan 10 kali lebih bahagia
dibandingkan mempunyai seorang anak laki-laki. Wanita dihormati lebih daripada
pria. Mereka dikecualikan dari banyak tanggung jawab. Banyak tanggung jawab
hukum yang diletakkan di pundak pria di dalam masyarakat kami karena rasa
hormat yang secara kultural diberikan kepada wanita, kepada para ibu masa
depan. Di dalam kultur Iran, pria, anak laki-laki, dan anak harus terus mencium
tangan ibu mereka sebagai simbol rasa hormat, suatu rasa hormat bagi wanita,
dan kami bangga dengan kultur ini.
MR. COATSWORTH: pertama,
apa yang anda harapkan dengan berbicara di Columbia hari ini? Kedua, apa yang
akan anda katakan jika anda diizinkan untuk mengunjungi lokasi tragedi 111
September?
PRESIDEN AHMADINEJAD:
inilah saya tamu kalian. Saya diundang oleh Columbia, sebuah undangan resmi
yang diberikan kepada saya untuk datang ke sini, tetapi saya memang ingin
mengatakan sesuatu di sini.
Di Iran, ketika anda
mengundang seorang tamu, maka anda menghormati mereka. Ini adalah tradisi kami
yang dituntut oleh kultur kami, dan saya tahu bahwa orang-orang Amerika juga
mempunyai kultur itu.
Tahun lalu, saya ingin
mengunjungi lokasi tragedi 11 September untuk menunjukkan rasa hormat saya
kepada korban-korban dari tragedi ini, menunjukkan simpati saya kepada
keluarga-keluarga mereka, tetapi rencana-rencana kami molor dari jadwal. Kami
terlibat dalam negosiasi-negosiasi dan pertemuan-pertemuan hingga tengah malam,
dan mereka berkata akan sangat sulit mengunjungi lokasi itu pada jam-jam tengah
malam. Maka saya mengatakan kepada teman-teman saya bahwa kami harus
merencanakan hal ini pada tahun berikutnya, sehingga saya dapat pergi dan
mengunjungi lokasi itu untuk menunjukkan penghormatan saya. Sayangnya, beberapa
kelompok orang mempunyai reaksi-reaksi yang sangat kuat, reaksi-reaksi yang
sangat buruk. Sungguh buruk bagi seseorang untuk mencegah seseorang yang ingin
menunjukkan simpati kepada keluarga dari korban-korban 11 September—peristiwa
yang tragis.
Ini adalah rasa hormat
dari sisi saya. Beberapa orang mengatakan ini adalah penghinaan. Apa yang anda
katakan? Inilah cara saya untuk menunjukkan rasa hormat. Mengapa anda berpikir
demikian? Dengan berpikir seperti itu, bagaimana mungkin anda bisa mengatur
urusan-urusan dunia? Tidakkah anda berpikir bahwa banyak permasalahan di dunia
ini datang dari cara anda memandang isu-isu, dari cara berpikir macam ini, dari
pendekatan pesimistis semacam ini terhadap banyak orang, dan dari level tertentu
egoisme. Semua itu harus dikesampingkan sehingga kita dapat menunjukkan rasa
hormat kepada setiap orang, membiarkan sebuah lingkungan persahabatan untuk
tumbuh, membiarkan semua bangsa untuk berbicara satu sama lain, dan bergerak ke
arah perdamaian?
Saya ingin berbicara
dengan pers. Ada 11 September—peristiwa tragis 11 September adalah peristiwa
yang sangat besar. Ia menjadi sebab dari banyak kejadian lainnya setelah itu.
Setelah 9/11, Afghanistan diduduki lalu Irak diduduki, dan selama enam tahun di
wilayah kami, terjadi kegelisahan, teror, dan ketakutan. Jika penyebab utama
9/11 diuji dengan baik—mengapa itu terjadi, apa yang menyebabkannya, apa
kondisi-kondisi yang mengarah kepadanya, siapa yang sungguh-sungguh
terlibat—dan menyatukan itu semua secara bersama-sama untuk memahami bagaimana
caranya mencegah krisis di Irak, memperbaiki masalah di Afghanistan dan Irak
secara bersama-sama.
MR. COATSWORTH: Sejumlah
pertanyaan sudah ditanyakan mengenai program nuklir anda. Mengapa pemerintah
anda ingin memperoleh uranium yang diperkaya, yang juga bisa digunakan untuk
senjata nuklir? Apakah anda akan berhenti melakukan hal ini?
PRESIDEN AHMADINEJAD:
Program nuklir kami, terutama sekali, beroperasi dalam kerangka hukum, dan
kedua, di bawah pemeriksaan- pemeriksaan IAEA, dan yang ketiga, sepenuhnya
bersifat damai. Teknologi yang kita miliki adalah untuk pengayaan di bawah
level 5 persen, dan setiap level di bawah 5 persen semata-mata adalah untuk
menyediakan bahan bakar kepada pembangkit tenaga listrik. Laporan-laporan IAEA
berulangkali secara tegas mengatakan bahwa tidak ada indikasi Iran sudah
menyimpang dari program nuklir damai. Kami semua sadar bahwa isu nuklir Iran
adalah isu politis; ini bukan isu hukum.
IAEA sudah membuktikan
bahwa aktivitas kami adalah untuk tujuan-tujuan damai. Tetapi ada dua atau tiga
kekuatan yang berpikir bahwa mereka mempunyai hak untuk memonopoli semua sains
dan pengetahuan. Dan mereka menginginkan bangsa Iranian untuk meminta kepada
pihak lain dalam mendapatkan bahan bakar, mendapatkan sains, dan mendapatkan
pengetahuan. Lalu mereka tentu saja akan menahan diri dari memberikan semua itu
kepada kami.
Jadi kami sungguh jelas
mengenai apa yang kami butuhkan. Jika anda sudah berhasil menciptakan generasi
kelima bom atom dan malahan sedang mengujinya, maka mengapakah anda
mempersoalkan tujuan-tujuan damai dari orang-orang yang menghendaki energi
nuklir? (Tepuk tangan.) Kami tidak percaya akan senjata nuklir. Ia menentang
seluruh prinsip umat manusia.
Izinkan saya mengatakan
kepada anda sebuah lelucon di sini. Saya berpikir bahwa politikus-politikus
yang memburu bom atom atau sedang mengujinya, secara politis mereka
terkebelakang, kuno. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: saya tahu
waktu anda singkat dan anda perlu untuk melanjutkan. Apakah Iran siap membuka
diskusi-diskusi yang luas dengan pemerintah Amerika Serikat? Apa yang Iran
harapkan dari diskusi-diskusi seperti itu? Bagaimana anda melihat, di masa
datang, resolusi pokok dari konflik antara pemerintah Amerika Serikat dengan
pemerintah Iran?
PRESIDEN AHMADINEJAD: Dari
awal, kami menyatakan siap untuk bernegosiasi dengan semua negara. Sejak 28
tahun lalu, ketika revolusi kami berhasil dan kami mapan—kami mengambil
kebebasan dan demokrasi yang dibatasi oleh suatu pemerintahan diktator yang
pro-Barat, kami mengumumkan kesiapan kami. Selain dua negara, kami siap
mempunyai hubungan bersahabat dengan semua negara di dunia. Salah satu dari dua
negara itu adalah rezim apartheid Afrika Selatan, yang sudah lenyap, dan yang
kedua adalah rezim Zionis. Untuk semua orang selain itu di seluruh dunia ini,
kami menyatakan bahwa kami ingin mempunyai ikatan persahabatan.
Bangsa Iran adalah bangsa
yang berbudaya. Ia merupakan karakter yang beradab. Ia menginginkan pembicaraan
dan negosiasi baru. Kami percaya bahwa dalam negosiasi dan pembicaraan,
segalanya dapat dipecahkan dengan sangat mudah. Kami tidak membutuhkan ancaman;
kita tidak perlu mengarahkan bom atau meriam; kita tidak perlu memasuki konflik
jika kita bicara. Kita mempunyai logika yang jelas tentang itu.
Kami mempertanyakan cara
dunia ditata pada hari ini. Kami percaya bahwa penataan seperti sekarang tidak
akan mengarah kepada perdamaian dan keamanan yang sehat bagi dunia, itulah cara
yang dijalankan pada hari ini. Kami mempunyai solusi-solusi berdasarkan atas
nilai-nilai kemanusiaan dan hubungan-hubungan antar negara. Dengan pemerintah
AS, juga, kami akan bernegosiasi. Kami tidak mempunyai masalah tentang itu,
tentu saja di bawah keadaan yang adil dan dengan rasa salaing menghormati.
Anda lihat bahwa dalam
rangka membantu keamanan Irak, kami telah melakukan tiga putaran pembicaraan
dengan Amerika Serikat. Dan tahun lalu, sebelum datang ke New York, saya
menyatakan siap, di Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk terlibat dalam sebuah
debat dengan Mr. Bush, presiden Amerika Serikat, mengenai isu-isu internasional
yang penting. Itu semua menunjukkan kita ingin berbicara, melakukan debat di
hadapan publik dunia, di hadapan semua pendengar, sehingga kebenaran
terungkapkan, sehingga kesalahpahaman dan mispersepsi dihilangkan, sehingga
kita dapat menemukan alur yang jelas bagi hubungan-hubungan yang bersahabat.
Saya berpikir jika pemerintah AS mengenyampingkan sebagian perilaku lamanya,
maka ia dapat menjadi seorang teman yang baik bagi Iran, bagi bangsa Iran.
Selama 28 tahun, mereka
secara konsisten mengancam kami, menghina kami, mencegah kemajuan ilmiah kami,
setiap harinya di bawah satu dalih atau lainnya. Anda semua tahu Saddam, sang
diktator itu, didukung pemerintah Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa
ketika menyerang Iran. Dan ia melancarkan perang delapan tahun, suatu
peperangan yang jahat. Lebih daripada 200,000 orang Iran tewas dan lebih
daripada 600,000 lainnya luka-luka karena perang itu. Ia (Saddam) menggunakan senjata-senjata
kimia; ribuan rakyat Iran adalah korban-korban senjata-senjata kimia yang ia
gunakan terhadap kami. Hari ini, Mr. Nobal Vinh (ph), yang adalah seorang
wartawan, wartawan resmi, wartawan internasional, yang dulu meliput laporan PBB
selama bertahun-tahun, adalah salah satu korban senjata-senjata kimia yang
digunakan Irak terhadap kami.
Dan sejak itu, kami telah
terus berada dalam propaganda yang berbeda-beda, seperti embargo-embargo,
sanksi-sanksi ekonomi, dan sanksi-sanksi politik. Mengapa? Karena kami
menyingkirkan seorang diktator? Karena kami menginginkan kebebasan dan
demokrasi yang kami dapatkan untuk diri kami sendiri? Tetapi kami tidak bisa
selalu berbicara. Kami berpikir bahwa jika pemerintah AS mengakui hak-hak
rakyat Iran, menghormati semua negara, dan mengulurkan tangan persahabatan
dengan semua orang Iran, mereka juga akan melihat bahwa Iran akan menjadi salah
satu sahabat yang baik.
Apakah Anda izinkan saya
untuk berterima kasih kepada para pendengar sebentar?
Baiklah, ada banyak hal
yang saya ingin sampaikan, tetapi saya tidak ingin menyita waktu kalian lebih
lama lagi. Saya ditanya, akankah saya mengizinkan fakultas dan mahasiswa
Columbia di sini datang ke Iran? Dari panggung ini, saya mengundang para
anggota fakultas dan mahasiswa Columbia di sini untuk berkunjung ke Iran, untuk
berbicara dengan para mahasiswa kami. Kalian secara resmi telah diundang.
(Tepuk tangan).
Kalian dinantikan untuk
berkunjung ke universitas manapun yang kalian inginkan di Iran. Kami akan
menyediakan bagi kalian daftar universitas. Ada lebih daripada 400 universitas
di negeri kami, dan anda dapat memilih mana saja yang anda ingin kunjungi.
Kami akan memberi kalian
podium yang sesungguhnya. Kami akan menghormati kalian 100 persen. Kami akan
meminta para mahasiswa kami untuk duduk dan mendengarkan kalian, berbicara
dengan kalian, mendengar apa yang kalian harus katakan.
Sekarang ini, di
universitas- universitas kami, sehari-harinya, ada ratusan pertemuan seperti
ini. Mereka mendengar, mereka berbicara, mereka bertanya, dan mereka
menyambutnya.
Pada akhirnya, saya ingin
berterima kasih kepada Columbia University. Saya mendengar bahwa banyak
politikus di Amerika Serikat yang dididik di Columbia University, dan banyak
orang di sini yang percaya akan kebebasan berbicara, dalam percakapan-percakap
an yang jelas dan terus terang; saya juga berterima kasih kepada para manajer
di sini, di Amerika Serikat—di Columbia University, orang-orang yang mengatur
pertemuan ini dengan sangat baik hari ini. Saya ingin menyampaikan terima kasih
yang dalam kepada para anggota fakultas dan para mahasiswa di sini. Saya
memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk menolong kita semua untuk
bergandengan tangan dalam membangun perdamaian dan masa depan yang diisi dengan
persahabatan, keadilan, dan persaudaraan. Semoga keberuntungan bagi segenap
diri anda sekalian. (Tepuk tangan.)
MR. BOLLINGER: Saya mohon
maaf jika jadwal Presiden Ahmadinejad membuatnya harus meninggalkan acara ini
sebelum ia sempat menjawab banyak pertanyaan yang kita tanyakan atau serahkan.
(tertawa, tepuk tangan.) Tetapi menurut saya, kita semua bisa senang karena
penampilannya di sini menunjukkan komitmen Columbia terhadap kebebasan ekspressi
dan debat. Saya ingin berterima kasih kepada semua karena telah ikut ambil
bagian. (Tepuk tangan.)
Terimakasih.
Diterjemahkan oleh Irman
Abdurrahman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar