Kata “keutamaan” berasal
dari kata Yunani arete, Latin virtus dan virtue dalam bahasa Inggris. Kata
sifat dalam bahasa Inggris adalah virtuous yang diterjemahkan menjadi “saleh”.
Dalam hal ini, kata keutamaan lebih kental dalam arti moral. Pada awalnya kata
arete dalam budaya Yunani kuno berarti kekuatan atau kemampuan, misalnya untuk
berperang atau untuk menanami sawah atau membuat kereta. Arete adalah kemampuan
untuk melakukan perannya dengan baik. Arete adalah kemampuan manusia untuk
melakukan perannya sebagai manusia, untuk mencapai telos-nya, tujuan
internalnya.
Keutamaan itu selalu
adalah kekuatan, kemampuan, suatu kelebihan. Kata “utama” menunjuk pada
kemampuan manusia untuk membawa diri sebagai manusia utuh, jadi tidak
dipersempit secara moralistik pada “kesalehan” saja. “Manusia utama” adalah
manusia yang luhur, kuat, kuasa untuk melakukan dan menjalankan apa yang baik
dan tepat, untuk melakukan tanggung jawabnya.
Untuk memperdalam
pengertian “keutamaan”, MacIntyre memasukkan tiga paham yang khas bagi manusia
dan merupakan kerangka yang harus dipakai untuk mengerti manusia, yaitu: paham
“kegiatan bermakna” (practice), paham “tatanan naratif kehidupan seseorang”
(narrative of a single human life), dan “tradisi moral” (moral tradition).
Keutamaan dan Kegiatan
Bermakna
Kegiatan bermakna
menekankan segenap kegiatan manusia yang dimantapkan secara sosial. Melalui
kegiatan bermakna ini nilai-nilai internal bentuk kegiatan itu terealisasi. Dan
di dalam perealisasian itu orang berusaha mencapai standar-standar keutamaan
yang sesuai dengan bentuk kegiatan itu. Dengan kata lain, kegiatan bermakna
adalah suatu kegiatan yang mempunyai maksud sosial yang diatur dengan aturan
formal atau tidak formal dan merupakan kesatuan bermakna seperti, misalnya, bercocok
tanam, penelitian sejarah, membuka usaha dagang. Di sini perlu dibedakan antara
kegiatan bermakna dari kegiatan biasa. Misalnya, bermain sepak bola dari
main-main dengan bola. Kegiatan bermakna mempunyai nilai internal, seperti
bermain bola adalah menyenangkan, dan bisa juga mempunyai nilai eksternal,
misalnya bahwa kalau menang, gengsi akan naik, atau dapat uang lebih banyak.
Kalau nilai eksternal diutamakan, kegiatan bermakna sendiri akan rusak.
Sedangkan nilai internal tidak akan merusak kegiatan bermakna, sebab kalah
menang dalam bermain bola tidak menentukan apakah bermain bola menyenangkan
atau tidak.
Ada dua macam nilai
internal dalam kegiatan bermakna. Pertama adalah mutunya, kualitasnya. Yang
kedua adalah bahwa kegiatan bermakna yang di dalamnya saya ikut, bernilai bagi
saya. Makin banyak kegiatan bermakna yang saya ikuti dan berjalan semestinya,
makin bernilailah hidup saya. Dengan demikian, sebuah kegiatan bermakna
mengandaikan standar-standar mutu dan ketaatan terhadap aturan-aturan serta
pencapaian sesuatu yang bernilai. Maka kualitas yang kita peroleh dari
keikutsertaan kita dalam sebuah kegiatan bermakna tergantung dari sikap dan
mutu kita sebagai partisipan. Dalam keikutsertaan itu kita berusaha untuk
menampilkan yang terbaik, terampil dan tidak malas. Jadi, orang berpartisipasi
dalam kegiatan bermakna dengan sendirinya harus mempunyai mutu sendiri. Mutu,
kebolehan dan keterampilan itulah yang dimaksud dengan keutamaan. Keutamaan
dalam arti yang sebenarnya adalah mutu (excellency), atau kemampuan, atau
kekuatan seseorang dalam berpartisipasi dalam sebuah kegiatan bermakna.
Ada tiga keutamaan yang
menurut MacIntyre tidak bisa tidak harus ada kalau sebuah kegiatan bermakna mau
mencapai mutu internalnya, yaitu pertama kejujuran dan kepercayaan
(truthfulness dan trust). Kalau kita bersama-sama melakukan sebuah kegiatan
bermakna dan salah seorang menipu, maka maknanya hilang. Kedua adalah keadilan
(justice). Keadilan menuntut agar orang lain diperlakukan dengan jasanya sesuai
dengan standar-standar kegiatan bermakna yang bersangkutan. Dan yang ketiga
adalah keberanian (courage). Keberanian dibutuhkan karena kalau orang, begitu
mengalami perlawanan, mundur dari melakukan bagiannya dalam melakukan kegiatan
bermakna, tentu kegiatan itu tidak dapat berhasil. Dengan kata lain, kejujuran,
keadilan, dan keberanian merupakan keutamaan yang sungguh-sungguh.
Keutamaan-keutamaan ini sangat penting bagi terpeliharanya sebuah kegiatan
bermakna. Keutamaan menjamin agar nilai internal kegiatan bermakna tercapai.
Tetapi, hakikat keutamaan belum dijelaskan sepenuhnya kalau hanya dikaitkan
dengan kegiatan bermakna tertentu. Nilai sebuah kegiatan bermakna harus
merupakan unsur yang didukung oleh, dan sebaliknya menunjang nilai kehidupan
seseorang secara keseluruhan. Sebuah kegiatan bermakna baru bermakna kalau
terintegrasi dalam dinamika sebuah kehidupan manusia dalam keseluruhannya.
Keutamaan dan Kesatuan
Naratif Kehidupan Seseorang
Sebuah kegiatan bermakna
hanya bermakna manusiawi sejauh terintegrasi dalam keseluruhan hidup seseorang
secara bermakna. Dan prinsip ini berlawanan dengan pemikiran zaman sekarang,
yang memandang kegiatan manusia terbagi-bagi atas wilayah yang sepertinya tidak
mempunyai kaitan satu dengan yang lain. Hidup manusia menjadi sederetan kejadian
atau situasi yang tidak berkaitan.
Maka dalam hal ini hendak
dipertanyakan dalam arti apa kita dapat berbicara tentang kesatuan suatu hidup
manusia? MacIntyre bertolak dari paham behavior (kelakuan). Kelakuan lahiriah
tidak dapat didefinisikan, kecuali dikaitkan dengan maksud tertentu dan maksud
itu tidak terlepas dari sebuah situasi yang sendiri harus dimengerti dalam
sebuah deretan waktu, sebuah sejarah. Maka, bila kita mengerti maksudnya, apa
yang menyebabkan dan tujuannya, barulah kita dapat mendefinisikannya. Nampaklah
bahwa setiap tindakan pengungkapan dapat dimengerti apabila menemukan tempatnya
dalam sebuah cerita. Dengan kata lain, kesatuan tindakan kita berupa naratif,
tindakan itu bersatu karena merupakan suatu cerita.
Apa yang berlaku bagi setiap
kegiatan, berlaku juga bagi identitas seseorang secara keseluruhan, yang
terwujud dalam kesatuan sebuah cerita tentang kehidupan itu. Identitas orang
terbangun atas tatanan naratif kehidupannya. Kesatuan kehidupan masing-masing
orang adalah kesatuan sebuah cerita yang terwujud dalam kehidupan orang itu.
Dengan ini juga, manusia mengandaikan dalam kehidupannya mempunyai suatu telos,
suatu tujuan internal yang sekaligus merupakan nilai internal dalam
kehidupannya. Maka, arti keutamaan bagi manusia merupakan sikap atau kemampuan
internal yang membuat kita kuat mengejar cita-cita kita, untuk tidak menyerah
terhadap segala macam tantangan dan kesulitan, untuk tidak dialihkan ke segala
sampingan, untuk tidak tercecer dalam usaha mengejar keutuhan diri.
Keutamaan dan Tradisi
Kehidupan seorang manusia
tidak pernah sendirian, tetapi selalu tertanam dalam komunitas di mana dia
memperoleh identitasnya. Aku hanya diriku sebagai anggota dari komunitasku dan
terikat pada lingkunganku, dan semuanya merupakan realitas hidupku, menjadi
titik moralku. Inilah yang memberikan hidupku kekhasan moralnya tersendiri. Aku
menemukan diriku sebagai bagian dari suatu sejarah, dan sejarah itu –entah suka
atau tidak, mengakuinya atau tidak- merupakan salah satu pembawa suatu tradisi.
Maka, kegiatan bermakna merupakan tradisi yang hanya dapat dimengerti dalam
rangka sebuah tradisi yang lebih luas, darinya saya sendiri juga merupakan
bagian.
Menurut MacIntyre, tradisi
bukan kepercayaan irasional belaka. Tradisi yang masih hidup untuk sebagian
merupakan perjuangan terus-menerus tentang manakah nilai-nilainya yang
sebenarnya. Ia melalui banyak generasi, tentang apa yang baik dan buruk, wajib
dan tidak wajib, bagaimana manusia sebaiknya hidup. Usaha individu untuk
mencari tujuannya sendiri dan mencapai hidup bermakna pada umumnya berlangsung
dalam sebuah konteks yang ditentukan oleh tradisi-tradisi di mana individu itu
berpartisipasi. Dengan menceritakan sejarah itu, kita memastikan kembali makna
kegiatan bermakna dan makna proyek kehidupan kita sendiri. Di sini MacIntyre
menambahkan satu keutamaan lagi yaitu bahwa orang mempunyai kesadaran memadai
tentang tradisi-tradisi di mana ia menjadi partisipan atau yang menghadapinya.
Setelah melihat tiga paham
khas manusia di atas, kita mempunyai pengertian keutamaan dalam semua dimensi,
yaitu sebagai kemampuan manusia untuk merealisasikan apa yang menjadi tujuan
internalnya, melalui kegiatan-kegiatan bermakna di mana ia berpartisipasi,
dalam cakrawala kehidupan pribadinya sebagai sebuah keseluruhan dan keutuhan,
di mana ia menemukan identitasnya, dan itu dalam rangka tradisi luas yang
padanya ia menjadi bagian, yang memungkinkan ia menentukan apa yang bermakna
dan apa yang tidak bermakna, yang senantiasa diaktualisasikan kembali dengan
menceritakan sejarah semua unsur itu, sejarah kegiatan bermakna, sejarah
kehidupan pribadi dan sejarah tradisi secara luas. Keutamaan itu berlangsung
dalam hidup praktis sehari-hari, itulah yang membentuk dirinya dan masa
sekarang dan masa depannya. Keutamaan membuat hidup manusia sungguh bernilai
dan bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar