Minggu, 16 November 2014

Tradisi dan Keutamaan Menurut Alasdair MacIntyre




Kata “keutamaan” berasal dari kata Yunani arete, Latin virtus dan virtue dalam bahasa Inggris. Kata sifat dalam bahasa Inggris adalah virtuous yang diterjemahkan menjadi “saleh”. Dalam hal ini, kata keutamaan lebih kental dalam arti moral. Pada awalnya kata arete dalam budaya Yunani kuno berarti kekuatan atau kemampuan, misalnya untuk berperang atau untuk menanami sawah atau membuat kereta. Arete adalah kemampuan untuk melakukan perannya dengan baik. Arete adalah kemampuan manusia untuk melakukan perannya sebagai manusia, untuk mencapai telos-nya, tujuan internalnya.

Keutamaan itu selalu adalah kekuatan, kemampuan, suatu kelebihan. Kata “utama” menunjuk pada kemampuan manusia untuk membawa diri sebagai manusia utuh, jadi tidak dipersempit secara moralistik pada “kesalehan” saja. “Manusia utama” adalah manusia yang luhur, kuat, kuasa untuk melakukan dan menjalankan apa yang baik dan tepat, untuk melakukan tanggung jawabnya.

Untuk memperdalam pengertian “keutamaan”, MacIntyre memasukkan tiga paham yang khas bagi manusia dan merupakan kerangka yang harus dipakai untuk mengerti manusia, yaitu: paham “kegiatan bermakna” (practice), paham “tatanan naratif kehidupan seseorang” (narrative of a single human life), dan “tradisi moral” (moral tradition).

Keutamaan dan Kegiatan Bermakna

Kegiatan bermakna menekankan segenap kegiatan manusia yang dimantapkan secara sosial. Melalui kegiatan bermakna ini nilai-nilai internal bentuk kegiatan itu terealisasi. Dan di dalam perealisasian itu orang berusaha mencapai standar-standar keutamaan yang sesuai dengan bentuk kegiatan itu. Dengan kata lain, kegiatan bermakna adalah suatu kegiatan yang mempunyai maksud sosial yang diatur dengan aturan formal atau tidak formal dan merupakan kesatuan bermakna seperti, misalnya, bercocok tanam, penelitian sejarah, membuka usaha dagang. Di sini perlu dibedakan antara kegiatan bermakna dari kegiatan biasa. Misalnya, bermain sepak bola dari main-main dengan bola. Kegiatan bermakna mempunyai nilai internal, seperti bermain bola adalah menyenangkan, dan bisa juga mempunyai nilai eksternal, misalnya bahwa kalau menang, gengsi akan naik, atau dapat uang lebih banyak. Kalau nilai eksternal diutamakan, kegiatan bermakna sendiri akan rusak. Sedangkan nilai internal tidak akan merusak kegiatan bermakna, sebab kalah menang dalam bermain bola tidak menentukan apakah bermain bola menyenangkan atau tidak.

Ada dua macam nilai internal dalam kegiatan bermakna. Pertama adalah mutunya, kualitasnya. Yang kedua adalah bahwa kegiatan bermakna yang di dalamnya saya ikut, bernilai bagi saya. Makin banyak kegiatan bermakna yang saya ikuti dan berjalan semestinya, makin bernilailah hidup saya. Dengan demikian, sebuah kegiatan bermakna mengandaikan standar-standar mutu dan ketaatan terhadap aturan-aturan serta pencapaian sesuatu yang bernilai. Maka kualitas yang kita peroleh dari keikutsertaan kita dalam sebuah kegiatan bermakna tergantung dari sikap dan mutu kita sebagai partisipan. Dalam keikutsertaan itu kita berusaha untuk menampilkan yang terbaik, terampil dan tidak malas. Jadi, orang berpartisipasi dalam kegiatan bermakna dengan sendirinya harus mempunyai mutu sendiri. Mutu, kebolehan dan keterampilan itulah yang dimaksud dengan keutamaan. Keutamaan dalam arti yang sebenarnya adalah mutu (excellency), atau kemampuan, atau kekuatan seseorang dalam berpartisipasi dalam sebuah kegiatan bermakna.

Ada tiga keutamaan yang menurut MacIntyre tidak bisa tidak harus ada kalau sebuah kegiatan bermakna mau mencapai mutu internalnya, yaitu pertama kejujuran dan kepercayaan (truthfulness dan trust). Kalau kita bersama-sama melakukan sebuah kegiatan bermakna dan salah seorang menipu, maka maknanya hilang. Kedua adalah keadilan (justice). Keadilan menuntut agar orang lain diperlakukan dengan jasanya sesuai dengan standar-standar kegiatan bermakna yang bersangkutan. Dan yang ketiga adalah keberanian (courage). Keberanian dibutuhkan karena kalau orang, begitu mengalami perlawanan, mundur dari melakukan bagiannya dalam melakukan kegiatan bermakna, tentu kegiatan itu tidak dapat berhasil. Dengan kata lain, kejujuran, keadilan, dan keberanian merupakan keutamaan yang sungguh-sungguh. Keutamaan-keutamaan ini sangat penting bagi terpeliharanya sebuah kegiatan bermakna. Keutamaan menjamin agar nilai internal kegiatan bermakna tercapai. Tetapi, hakikat keutamaan belum dijelaskan sepenuhnya kalau hanya dikaitkan dengan kegiatan bermakna tertentu. Nilai sebuah kegiatan bermakna harus merupakan unsur yang didukung oleh, dan sebaliknya menunjang nilai kehidupan seseorang secara keseluruhan. Sebuah kegiatan bermakna baru bermakna kalau terintegrasi dalam dinamika sebuah kehidupan manusia dalam keseluruhannya.

Keutamaan dan Kesatuan Naratif Kehidupan Seseorang

Sebuah kegiatan bermakna hanya bermakna manusiawi sejauh terintegrasi dalam keseluruhan hidup seseorang secara bermakna. Dan prinsip ini berlawanan dengan pemikiran zaman sekarang, yang memandang kegiatan manusia terbagi-bagi atas wilayah yang sepertinya tidak mempunyai kaitan satu dengan yang lain. Hidup manusia menjadi sederetan kejadian atau situasi yang tidak berkaitan.

Maka dalam hal ini hendak dipertanyakan dalam arti apa kita dapat berbicara tentang kesatuan suatu hidup manusia? MacIntyre bertolak dari paham behavior (kelakuan). Kelakuan lahiriah tidak dapat didefinisikan, kecuali dikaitkan dengan maksud tertentu dan maksud itu tidak terlepas dari sebuah situasi yang sendiri harus dimengerti dalam sebuah deretan waktu, sebuah sejarah. Maka, bila kita mengerti maksudnya, apa yang menyebabkan dan tujuannya, barulah kita dapat mendefinisikannya. Nampaklah bahwa setiap tindakan pengungkapan dapat dimengerti apabila menemukan tempatnya dalam sebuah cerita. Dengan kata lain, kesatuan tindakan kita berupa naratif, tindakan itu bersatu karena merupakan suatu cerita.

Apa yang berlaku bagi setiap kegiatan, berlaku juga bagi identitas seseorang secara keseluruhan, yang terwujud dalam kesatuan sebuah cerita tentang kehidupan itu. Identitas orang terbangun atas tatanan naratif kehidupannya. Kesatuan kehidupan masing-masing orang adalah kesatuan sebuah cerita yang terwujud dalam kehidupan orang itu. Dengan ini juga, manusia mengandaikan dalam kehidupannya mempunyai suatu telos, suatu tujuan internal yang sekaligus merupakan nilai internal dalam kehidupannya. Maka, arti keutamaan bagi manusia merupakan sikap atau kemampuan internal yang membuat kita kuat mengejar cita-cita kita, untuk tidak menyerah terhadap segala macam tantangan dan kesulitan, untuk tidak dialihkan ke segala sampingan, untuk tidak tercecer dalam usaha mengejar keutuhan diri.

Keutamaan dan Tradisi

Kehidupan seorang manusia tidak pernah sendirian, tetapi selalu tertanam dalam komunitas di mana dia memperoleh identitasnya. Aku hanya diriku sebagai anggota dari komunitasku dan terikat pada lingkunganku, dan semuanya merupakan realitas hidupku, menjadi titik moralku. Inilah yang memberikan hidupku kekhasan moralnya tersendiri. Aku menemukan diriku sebagai bagian dari suatu sejarah, dan sejarah itu –entah suka atau tidak, mengakuinya atau tidak- merupakan salah satu pembawa suatu tradisi. Maka, kegiatan bermakna merupakan tradisi yang hanya dapat dimengerti dalam rangka sebuah tradisi yang lebih luas, darinya saya sendiri juga merupakan bagian.

Menurut MacIntyre, tradisi bukan kepercayaan irasional belaka. Tradisi yang masih hidup untuk sebagian merupakan perjuangan terus-menerus tentang manakah nilai-nilainya yang sebenarnya. Ia melalui banyak generasi, tentang apa yang baik dan buruk, wajib dan tidak wajib, bagaimana manusia sebaiknya hidup. Usaha individu untuk mencari tujuannya sendiri dan mencapai hidup bermakna pada umumnya berlangsung dalam sebuah konteks yang ditentukan oleh tradisi-tradisi di mana individu itu berpartisipasi. Dengan menceritakan sejarah itu, kita memastikan kembali makna kegiatan bermakna dan makna proyek kehidupan kita sendiri. Di sini MacIntyre menambahkan satu keutamaan lagi yaitu bahwa orang mempunyai kesadaran memadai tentang tradisi-tradisi di mana ia menjadi partisipan atau yang menghadapinya.

Setelah melihat tiga paham khas manusia di atas, kita mempunyai pengertian keutamaan dalam semua dimensi, yaitu sebagai kemampuan manusia untuk merealisasikan apa yang menjadi tujuan internalnya, melalui kegiatan-kegiatan bermakna di mana ia berpartisipasi, dalam cakrawala kehidupan pribadinya sebagai sebuah keseluruhan dan keutuhan, di mana ia menemukan identitasnya, dan itu dalam rangka tradisi luas yang padanya ia menjadi bagian, yang memungkinkan ia menentukan apa yang bermakna dan apa yang tidak bermakna, yang senantiasa diaktualisasikan kembali dengan menceritakan sejarah semua unsur itu, sejarah kegiatan bermakna, sejarah kehidupan pribadi dan sejarah tradisi secara luas. Keutamaan itu berlangsung dalam hidup praktis sehari-hari, itulah yang membentuk dirinya dan masa sekarang dan masa depannya. Keutamaan membuat hidup manusia sungguh bernilai dan bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar