Sabtu, 13 September 2014

Musim Semi dan Perayaan Tahun Baru




Dalam lautan Muhammad –aku berenang. Dalam nuansa Muhammad –aku terbang. Dalam gelombang Muhammad –akulah ombak. Dalam deburan Muhammad –akulah buih

Perayaan Tahun Baru Hijriyah Syamsiah (Nourouz) pada tahun 2010 dicatat PBB sebagai warisan berharga internasional dan hari pertama Nouruz (21 Maret 2013) dinamakan sebagai “Hari Nouruz Sedunia”.  Perayaan Nouruz yang digelar setiap tahun dengan berbagai  tradisi yang beragam membawa pesan harapan akan perdamaian, persahabatan dan kebahagiaan bagi jutaan manusia di seluruh penjuru dunia.

Perayaan Nouruz merupakan perayaan yang telah berlangsung sejak dulu mengenai peradaban besar Iran dari India hingga Asia Tengah. Mengingat adanya nilai-nilai budaya dan tradisi spiritual di perayaan Nouruz maka perayaan spiritual  ini kemudian dicatat oleh PBB sebagai warisan berharga dunia  pada tanggal 23 Februari 2010.

Perayaan Nouruz yang digelar di Iran, Kaukasus, Asia Tengah dan negara-negara di Timur Tengah lainnya dapat menjadi sebuah kesempatan bagi masyarakat internasional untuk mengenal lebih mendalam tentang budaya Nouruz. Perayaan Nouruz yang digelar setiap tahun dengan berbagai tradisi yang beragam membawa pesan harapan akan perdamaian, persahabatan dan kebahagiaan bagi jutaan manusia di seluruh dunia.

Mengingat Nouruz sebagai tradisi spiritual tertua di dunia yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa Iran maka tak ada salahnya kita akan menyinggung tentang tradisi Nouruz yang tak lama lagi akan dirayakan.

Sebagian tradisi Nouruz sejak dahulu hingga sekarang masih terjaga dengan baik dan memberikan aroma musim semi. Salah satu tradisi itu adalah membersihkan seluruh rumah atau disebut dengan “Khaneh Tekani” yang secara harfiah bermakna menggoyang rumah.Khaneh tekani adalah istilah bagi masyarakat Iran untuk membersihkan dan menata kembali rumahnya dengan rapi. Mulai dari membersihkan dinding rumah, mencuci seluruh karpet, sofa sampai membongkar dan merapikan lemari-lemari pakaian dan kabinet-kabinet dapur. Tradisi khaneh tekani ini dilakukan secara bersamaan oleh anggota keluarga. Dengan kondisi rumah dan perabot rumah dalam keadaan bersih dan rapi, bangsa Iran memulai tahun barunya dengan suasana yang baru.

Sebenarnya Khaneh Tekani dan pembersihan kota di akhir tahun merupakan simbol penghilangan kegelapan dan keusangan rumah dan menyiapkan ruang yang bersih untuk menyambut  datangnya cahaya dan hal-hal yang baru di tahun baru. Hal itu selaras dengan penegasan Islam tentang kebersihan di mana Rasulullah Saw menilai kebersihan sebagai salah satu tanda dan bagian dari iman.

Persiapan untuk belanja di tahun baru seperti membeli pakaian, kacang-kacangan, buah-buahan, manisan, permen, kue dan bahkan sebagian peralatan rumah adalah salah satu tradisi lainnya di akhir tahun menjelang Nouruz. Oleh karena itu, di hari-hari akhir tahun, pasar-pasar di berbagai kota Iran dipenuhi oleh para pengunjung dan pembeli  bahkan hingga berdesak-desakkan. Mereka memenuhi pasar untuk membeli segala kebutuhan di tahun baru.

Di tahun baru, semua keluarga menginginkan untuk memakai pakaian baru dan menyuguhkan makanan terbaik bagi tamu-tamu mereka. Sehingga mereka berusaha untuk membeli pakaian dan makanan yang terbaik. Hal ini tentunya akan menguntungkan para pedagang dan pengusaha.

10 hari atau tujuh hari menjelang Nouruz, mayarakat Iran mempunyai tradisi menanam benih seperti gandum dan kacang hijau di pot-pot kecil dan besar atau di guci-guci keramik supaya di hari pergantian tahun nanti benih-benih tersebut dapat diletakkan di Sufreh Haft Sin(Taplak Tujuh Sin).

Selain itu, berbagai pohon muda dan bunga yang sesuai dengan musim semi akan ditanam di kebun/taman rumah. Adanya hijau-hijauan dan bunga segar selain menandakan datangnya musim semi dan keindahan alam juga membawa keindahan dan kesegaran di sekitar rumah. Sementara lokasi-lokasi umum kota yang telah diperindah dengan ditanami berbagai bunga warna-warni dan pepohonan hijau akan membawa aroma baru suasana kota.

Membantu orang-orang yang tidak mampu merupakan bagian dari tradisi masyarakat Iran dalam menyambut tahun baru. Setiap tahun menjelang Nouruz, mereka berusaha membantu orang-orang yang membutuhkan. Masyarakat Iran meyakini bahwa membantu menyelesaikan masalah orang lain khususnya di hari-hari akhir tahun adalah perbuatan yang sangat bernilai, mulia dan tepuji di mana setiap Muslim melakukannya sesuai dengan kemampuannya.

Masyarakat Iran di akhir tahun berusaha membantu orang-orang tak mampu dan berbagi kebahagiaan dengan mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat. Sebagai contohnya, sepekan sebelum tahun baru, masyarakat Iran merayakan pesta kasih sayang atau disebut dengan “Jashn  Atefe”.

Jashn Atefe diselenggarakan dengan cara membuka berbagai stand-stand di setiap bundaran kota dan perempatan jalan dengan menyajikan kotak-kotak bantuan bagi para dermawan. Para dermawan menyumbangkan uang dan pakaian untuk mustadhafin supaya mereka juga dapat merayakan tahun baru dengan bahagia. Sumbangan ini menjadi tanggung jawab “Komite Emdad Imam Khomeini”,  yaitu sebuah lembaga yang didirikan atas instruksi langsung Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini pada tanggal 5 April 1979. Komite Emdad inilah yang mengumpulkan sumbangan-sumbangan masyarakat Iran dan membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.

Di detik-detik dimulainya tahun baru, masyarakat Iran di seluruh penjuru dunia duduk mengelilingi Sufreh Haft Sindan memulai tahun baru dalam suasana bahagia dan kasih sayang. Membuka Sufreh Haft Sin adalah salah satu momen indah Nouruz dan simbol kegembiraan dan sekaligus sebagai alasan untuk berkumpulnya keluarga  di detik-detik menjelang tahun baru. Barang-barang yang disajikan di atasSufreh Haft Sin memiliki awal kata dengan huruf Sin yang terdiri dari:Sir (bawang putih), Sib (apel), Sabzeh (tumbuhan hijau), Senjed (sejenis buah semak),Serkeh (cuka), Samanu (makanan/bubur terbuat dari kuncupgandum ), Somagh (nama sebuah tanaman). Sufreh tersebut dihiasi puladengan al-Quran, cermin, lilin, bunga hidup,  ikan emas, telur,  kurma, dan uang logam. Masing-masing dari benda-benda ini memiliki simbol dan makna tertentu.

Cabang-cabang cemara, bunga lavender dan mawar adalah bagian lain dari Sufreh Haft Sin sebagai pengabar datangnya musim semi. Manis-manisan dan permen juga termasuk bagian dari sufreh tersebut. Sementara peletakkan kitab suci al-Quran di atas Sufreh Haft Sin memberikan suasana spiritual tersendiri.

Menjelang detik-detik pergantian tahun, masyarakat Iran membaca doa:

یا مقلب القلوب و الابصاریا مدبر الیل و النهار یا محول الحول و الاحوال  حول حالنا الی احسن الحال”.

“Wahai Yang membolak balikkan hati dan pandangan. Wahai Yang mengatur malam dan siang.Wahai Yang mengubah tahun dan keadaan. Perbaikilah keadaan kami menjadi lebih baik.”

Setelah membaca doa tersebut, mereka kemudian membaca ayat-ayat al-Quran. Dan sudah menjadi tradisi dalam keluarga di Iran, setelah pergantian tahun, para anggota keluarga memberikan hadiah tahun baru dan semua anggota keluarga menyantap kue dan manisan seraya saling mengucapkan selamat tahun baru.

Sebagian masyarakat Iran memperingati pergantian tahun dengan berziarah ke tempat-tempat suci dan memanfaatkan keberkahan dari ziarah ini. Mereka berdoa dan bermunajat di sana supaya hati mereka dapat tersinari dengan cahaya spiritual. Di masa pergantian tahun, tempat-tempat suci seperti makam Sayidah Fatimah Maksumah sa di kota Qom dan Imam Ali al-Ridha as di Mashad dipenuhi oleh para peziarah.

Musim semi adalah masa-masa bahagia yang sangat diperlukan jiwa manusia. Berdasarkan tradisi di Iran, selain penampilan lahiriyah yang sangat rapi dan indah, batin manusia di musim semi juga harus indah dan ceria. Kebahagiaan, adalah hal penting yang memberikan makna dalam hidup. Musim semi dengan seluruh kesegaran dan keindahannya, kembali menyapa dan menyebarkan kebahagiaan, keceriaan, kepedulian, dan semangat. Musim semi adalah kebahagiaan milik semua, dan semua orang bersatu dalam mengawali tahun penuh berkah dan kebahagiaan. (IRNA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar