“Dalam
lautan Muhammad –aku berenang. Dalam nuansa Muhammad –aku
terbang. Dalam gelombang Muhammad –akulah
ombak. Dalam deburan Muhammad –akulah
buih”
Perayaan Tahun Baru
Hijriyah Syamsiah (Nourouz) pada tahun 2010 dicatat PBB sebagai warisan
berharga internasional dan hari pertama Nouruz (21 Maret 2013) dinamakan
sebagai “Hari Nouruz Sedunia”. Perayaan Nouruz yang digelar setiap tahun
dengan berbagai tradisi yang beragam membawa pesan harapan akan
perdamaian, persahabatan dan kebahagiaan bagi jutaan manusia di seluruh penjuru
dunia.
Perayaan Nouruz merupakan
perayaan yang telah berlangsung sejak dulu mengenai peradaban besar Iran dari
India hingga Asia Tengah. Mengingat adanya nilai-nilai budaya dan tradisi
spiritual di perayaan Nouruz maka perayaan spiritual ini kemudian dicatat
oleh PBB sebagai warisan berharga dunia pada tanggal 23 Februari 2010.
Perayaan Nouruz yang
digelar di Iran, Kaukasus, Asia Tengah dan negara-negara di Timur Tengah
lainnya dapat menjadi sebuah kesempatan bagi masyarakat internasional untuk
mengenal lebih mendalam tentang budaya Nouruz. Perayaan Nouruz yang digelar
setiap tahun dengan berbagai tradisi yang beragam membawa pesan harapan akan
perdamaian, persahabatan dan kebahagiaan bagi jutaan manusia di seluruh dunia.
Mengingat Nouruz sebagai
tradisi spiritual tertua di dunia yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa
Iran maka tak ada salahnya kita akan menyinggung tentang tradisi Nouruz yang
tak lama lagi akan dirayakan.
Sebagian tradisi Nouruz
sejak dahulu hingga sekarang masih terjaga dengan baik dan memberikan aroma
musim semi. Salah satu tradisi itu adalah membersihkan seluruh rumah atau
disebut dengan “Khaneh Tekani” yang secara harfiah bermakna menggoyang rumah.Khaneh
tekani adalah istilah bagi masyarakat Iran untuk membersihkan dan menata
kembali rumahnya dengan rapi. Mulai dari membersihkan dinding rumah, mencuci
seluruh karpet, sofa sampai membongkar dan merapikan lemari-lemari pakaian dan
kabinet-kabinet dapur. Tradisi khaneh tekani ini dilakukan secara bersamaan
oleh anggota keluarga. Dengan kondisi rumah dan perabot rumah dalam keadaan
bersih dan rapi, bangsa Iran memulai tahun barunya dengan suasana yang baru.
Sebenarnya Khaneh Tekani
dan pembersihan kota di akhir tahun merupakan simbol penghilangan kegelapan dan
keusangan rumah dan menyiapkan ruang yang bersih untuk menyambut
datangnya cahaya dan hal-hal yang baru di tahun baru. Hal itu selaras dengan
penegasan Islam tentang kebersihan di mana Rasulullah Saw menilai kebersihan
sebagai salah satu tanda dan bagian dari iman.
Persiapan untuk belanja di
tahun baru seperti membeli pakaian, kacang-kacangan, buah-buahan, manisan,
permen, kue dan bahkan sebagian peralatan rumah adalah salah satu tradisi
lainnya di akhir tahun menjelang Nouruz. Oleh karena itu, di hari-hari akhir
tahun, pasar-pasar di berbagai kota Iran dipenuhi oleh para pengunjung dan
pembeli bahkan hingga berdesak-desakkan. Mereka memenuhi pasar untuk
membeli segala kebutuhan di tahun baru.
Di tahun baru, semua
keluarga menginginkan untuk memakai pakaian baru dan menyuguhkan makanan
terbaik bagi tamu-tamu mereka. Sehingga mereka berusaha untuk membeli pakaian
dan makanan yang terbaik. Hal ini tentunya akan menguntungkan para pedagang dan
pengusaha.
10 hari atau tujuh hari
menjelang Nouruz, mayarakat Iran mempunyai tradisi menanam benih seperti gandum
dan kacang hijau di pot-pot kecil dan besar atau di guci-guci keramik supaya di
hari pergantian tahun nanti benih-benih tersebut dapat diletakkan di Sufreh
Haft Sin(Taplak Tujuh Sin).
Selain itu, berbagai pohon
muda dan bunga yang sesuai dengan musim semi akan ditanam di kebun/taman rumah.
Adanya hijau-hijauan dan bunga segar selain menandakan datangnya musim semi dan
keindahan alam juga membawa keindahan dan kesegaran di sekitar rumah. Sementara
lokasi-lokasi umum kota yang telah diperindah dengan ditanami berbagai bunga
warna-warni dan pepohonan hijau akan membawa aroma baru suasana kota.
Membantu orang-orang yang
tidak mampu merupakan bagian dari tradisi masyarakat Iran dalam menyambut tahun
baru. Setiap tahun menjelang Nouruz, mereka berusaha membantu orang-orang yang
membutuhkan. Masyarakat Iran meyakini bahwa membantu menyelesaikan masalah
orang lain khususnya di hari-hari akhir tahun adalah perbuatan yang sangat
bernilai, mulia dan tepuji di mana setiap Muslim melakukannya sesuai dengan
kemampuannya.
Masyarakat Iran di akhir
tahun berusaha membantu orang-orang tak mampu dan berbagi kebahagiaan dengan
mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka bekerjasama dengan
lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat. Sebagai contohnya, sepekan sebelum
tahun baru, masyarakat Iran merayakan pesta kasih sayang atau disebut dengan
“Jashn Atefe”.
Jashn Atefe
diselenggarakan dengan cara membuka berbagai stand-stand di setiap bundaran
kota dan perempatan jalan dengan menyajikan kotak-kotak bantuan bagi para
dermawan. Para dermawan menyumbangkan uang dan pakaian untuk mustadhafin supaya
mereka juga dapat merayakan tahun baru dengan bahagia. Sumbangan ini menjadi
tanggung jawab “Komite Emdad Imam Khomeini”, yaitu sebuah lembaga yang
didirikan atas instruksi langsung Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini
pada tanggal 5 April 1979. Komite Emdad inilah yang mengumpulkan
sumbangan-sumbangan masyarakat Iran dan membagikannya kepada orang-orang yang
membutuhkan.
Di detik-detik dimulainya
tahun baru, masyarakat Iran di seluruh penjuru dunia duduk mengelilingi Sufreh
Haft Sindan memulai tahun baru dalam suasana bahagia dan kasih sayang. Membuka
Sufreh Haft Sin adalah salah satu momen indah Nouruz dan simbol kegembiraan dan
sekaligus sebagai alasan untuk berkumpulnya keluarga di detik-detik
menjelang tahun baru. Barang-barang yang
disajikan di atasSufreh Haft Sin memiliki awal kata dengan huruf Sin yang
terdiri dari:Sir (bawang putih), Sib (apel), Sabzeh (tumbuhan hijau), Senjed
(sejenis buah semak),Serkeh (cuka), Samanu (makanan/bubur terbuat dari
kuncupgandum ), Somagh (nama sebuah tanaman). Sufreh tersebut dihiasi
puladengan al-Quran, cermin, lilin, bunga hidup, ikan emas, telur,
kurma, dan uang logam. Masing-masing dari benda-benda ini memiliki simbol dan
makna tertentu.
Cabang-cabang cemara,
bunga lavender dan mawar adalah bagian lain dari Sufreh Haft Sin sebagai
pengabar datangnya musim semi. Manis-manisan dan permen juga termasuk bagian
dari sufreh tersebut. Sementara peletakkan kitab suci al-Quran di atas Sufreh
Haft Sin memberikan suasana spiritual tersendiri.
Menjelang detik-detik
pergantian tahun, masyarakat Iran membaca doa:
“یا مقلب القلوب و الابصاریا مدبر الیل و النهار یا محول الحول و الاحوال حول حالنا الی احسن الحال”.
“Wahai Yang membolak
balikkan hati dan pandangan. Wahai Yang mengatur malam dan siang.Wahai Yang
mengubah tahun dan keadaan. Perbaikilah keadaan kami menjadi lebih baik.”
Setelah membaca doa
tersebut, mereka kemudian membaca ayat-ayat al-Quran. Dan sudah menjadi tradisi
dalam keluarga di Iran, setelah pergantian tahun, para anggota keluarga
memberikan hadiah tahun baru dan semua anggota keluarga menyantap kue dan
manisan seraya saling mengucapkan selamat tahun baru.
Sebagian masyarakat Iran
memperingati pergantian tahun dengan berziarah ke tempat-tempat suci dan
memanfaatkan keberkahan dari ziarah ini. Mereka berdoa dan bermunajat di sana
supaya hati mereka dapat tersinari dengan cahaya spiritual. Di masa pergantian
tahun, tempat-tempat suci seperti makam Sayidah Fatimah Maksumah sa di kota Qom
dan Imam Ali al-Ridha as di Mashad dipenuhi oleh para peziarah.
Musim semi adalah
masa-masa bahagia yang sangat diperlukan jiwa manusia. Berdasarkan tradisi di
Iran, selain penampilan lahiriyah yang sangat rapi dan indah, batin manusia di
musim semi juga harus indah dan ceria. Kebahagiaan, adalah hal penting yang
memberikan makna dalam hidup. Musim semi dengan seluruh kesegaran dan
keindahannya, kembali menyapa dan menyebarkan kebahagiaan, keceriaan,
kepedulian, dan semangat. Musim semi adalah kebahagiaan milik semua, dan semua
orang bersatu dalam mengawali tahun penuh berkah dan kebahagiaan. (IRNA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar