Dinasti Rothschild di Eropa
1694: Bank of England didirikan dengan nama yang menipu. Nama itu menipu karena
bank yang dikendalikan oleh Pemerintah Inggris tersebut adalah institusi swasta
yang didirikan oleh orang-orang Yahudi.
1698: Selama 4 tahun berikutnya, kendali Yahudi terhadap asupan uang Inggris
melejit, sehingga utang pemerintah kepada Bank of England berubah dari yang
awalnya sebesar 1.250.000 Pounsterling menjadi 16.000.000 Poundsterling hanya
dalam 4 tahun. Kenaikannya sebesar 1.280 %.
1785: Pemerintah Bavaria (Bavaria diidentikkan dengan Jerman, karena terletak di
sebelah Tenggara Jerman dengan penduduknya yang sangat padat) mencabut
"Illuminati" dan menutup semua kelompok lokal Grand Orient di
Bavaria, setelah ditemukan sebuah buku yang ditulis oleh Xavier Zwack, rekan
Adam Weishaupt (seorang kepercayaan Mayer Amschel Rothschild untuk menciptakan
Illuminati) tentang Revolusi Perancis.
1789: Rencana "Illuminati" untuk Revolusi Perancis
berhasil dan berakhir pada tahun 1793. Akibat tidak pedulinya Eropa terhadap
peringatan Pemerintah Bavaria. Revolusi Perancis adalah mimpi para bankir
pusat, karena Revolusi akan menetapkan ketentuan baru dan meluluskan
hukum-hukum baru yang akan melarang Gereja Roma untuk memungut pajak dan
mencopot hak gereja untuk bebas dari pungutan pajak.
1798: Nathan Mayer Rothschild (anak keempat Mayer Amschel
Rothschild) ketika berusia 21 tahun meninggalkan Frankfurt menuju Inggris.
Dengan banyak uang yang diberikan oleh ayahnya, dia membangun sebuah rumah
perbankan di London.
1810: Sir Francis Baring dan Abraham Goldsmid meninggal.
Dengan kejadian ini, Nathan Mayer Rothschild menjadi satu-satunya bankir besar
di Inggris. Pada tahun yang sama, Salomon Mayer Rothschild (anak ketiga Mayer
Amschel Rothschild) pergi ke Vienna, Austria, dan mendirikan bank M. Von
Rothschild und Söhne.
1812: Jacob (James) Mayer Rothschild (anak terakhir Mayer
Amschel Rothschild) pergi ke Paris, Perancis, untuk mendirikan Bank de
Rothschild Frères.
1815: Lima pria Rothschild bersaudara bekerja untuk memasok
emas kepada tentara Wellington (lewat Nathan di Inggris) dan tentara Napoleon
(lewat Jacob di Perancis), dan memulai kebijakan mereka untuk mendanai kedua
pihak dalam perang. Tidak jadi soal negara mana yang kalah perang, karena
pinjaman diberikan dengan jaminan bahwa pihak yang menang akan menguangkan
utang-utang pihak yang kalah. Dalam perang ini juga, Keluarga Rothschild menggunakan bank-bank yang
telah mereka sebarkan di seluruh Eropa untuk membangun jaringan layanan pos.
Cuma kurir-kurir Rothschild yang diizinkan melewati blokade Inggris dan
Perancis.
Salah satu kurir Rothschild, seorang pria bernama
Rothworth setelah tahu bahwa Inggris memenangkan perang Waterloo, pergi ke
channel mengantarkan berita ini kepada Nathan Mayer Rothschild. Nathan kemudian
memasuki bursa saham dan memerintahkan semua pekerjanya untuk menjual konsul
(sekarang dikenal dengan istilah obligasi). Para pedagang lain panik, mengira Inggris kalah perang, dan mulai menjual
konsul mereka dengan kalut. Akhirnya,
nilai konsul-konsul anjlok. Saat itu, Nathan Mayer Rothschild diam-diam
memerintahkan para pekerjanya untuk membeli semua konsul yang bisa mereka
dapatkan.
Ketika pada kenyataannya Inggris memenangi perang,
konsul-konsul itu meroket tinggi, yang membuat Nathan mendapatkan laba 20
banding 1 terhadap investasinya. Kepemilikin obligasi atau konsul ini memberi
Keluarga Rothschild kendali penuh atas ekonomi Inggris, sehingga memaksa
Inggris membangun sebuah Bank of England baru di bawah kendali Nathan Mayer
Rothschild.
Fakta yang unik, Nathan secara terang-terangan
menyombongkan diri bahwa dalam 17 tahun keberadaannya di Inggris, dia telah
meningkatkan saham awalnya sebesar 20.000 Poundsterling yang diberikan oleh
ayahnya sebanyak 2.500 kali menjadi 50.000.000 Poundsterling. Pada akhir abad ini, periode masa yang dikenal sebagai
"Zaman Rothschild", yang diperkirakan menguasai lebih dari setengah
kekayaan dunia.
Namun ada yang tidak
berjalan seperti yang diinginkan oleh Keluarga Rothschild, yaitu Konggres Wina
yang dimulai pada September 1814 dan diakhiri pada Juni 1815. Konggres Wina ini
diadakan agar Keluarga Rothschild dapat menciptakan sebuah bentuk pemerintahan
dunia. Namun rencana mereka gagal ketika Tsar Alexander I Rusia, salah satu
kekuatan besar yang tidak takluk pada bank sentral Rothschild, menolak menerima
gagasan pemerintahan dunia. Karena berang, Nathan Mayer Rothschild bersumpah bahwa suatu hari dia
atau keturunannya akan menghancurkan seluruh keluarga dan keturunan Tsar
Alexander I.
1818: Menyusul Perancis yang menjamin pinjaman besar pada
1817 untuk membantu membangun ulang setelah kekalahan besar mereka di Waterloo,
utusan-utusan Rothschild membeli sejumlah besar obligasi Pemerintah Perancis
yang menyebabkan nilainya meningkat. Pada 5 November, mereka melimpahkan semua obligasi itu ke pasar terbuka
sehingga nilainya terperosok dan Perancis secara keseluruhan terjerumus dalam
kepanikan financial. Keluarga Rothschild lalu melangkah masuk dan mengambil
kendali asupan uang Perancis dengan cara yang sama mereka memanipulasi bursa
saham Inggris 6 tahun sebelumnya.
1821: Kalmann (Carl) Mayer Rothschild (anak ketujuh Mayer
Amschel Rothschild) dikirim ke Napoli, Italia. Di sana dia melakukan banyak
bisnis dengan Vatikan, dan Paus Gregory XVI lalu menganugerahinya gelar
"The Order of st. George". Sehingga pada tahun 1823, Keluarga
Rothschild mengambil alih pelaksanaan keuangan Gereja Katolik di seluruh dunia.
1835: Keluarga Rothschild memperoleh hak ke tambang-tambang
air raksa Almadén di Spanyol. Pada masa itu Almadén adalah pertambangan
terbesar di dunia. Karena air raksa merupakan komponen vital dalam
menyempurnakan emas dan perak. Ini membuat Keluarga Rothschild hampir
memonopoli dunia. Sebagai akibat dari akuisisi ini, N. M. Rothschild and Sons
kemudian akan mulai menyempurnakan emas dan perak untuk Royal Mint, Bank of
England dan banyak pelanggan internasional lainnya.
1844: Salomon Mayer Rothschild membeli pertambangan batu
bara gabungan Vitkovice dan perusahaan perapian Blast Austro-Hungaria yang
kemudian menjadi salah satu dari sepuluh besar firma industri global.
1848: Seorang Yahudi Ashkenazi, Karl Marx (seorang Yahudi Kripto,
nama aslinya Moses Mordechai Levy), menerbitkan "The Communist
Manifesto". Menariknya, bersamaan dengan dia mengerjakan ini, Karl Ritter
dari Frankfurt University sedang menulis antitesis yang berikutnya menjadi
dasar bagi "Nietzscheanisme" oleh Freidrich Wilhelm Nietzsche. "Nietzscheanisme" ini kemudian berkembang
menjadi Fasisme dan Nazisme dan akan digunakan untuk menggerakkan perang dunia
pertama dan kedua. Max, Ritter dan
Nietzsche semua didanai dan diperintah oleh Keluarga Rothschild. Gagasan dibalik
skema ini adalah orang-orang yang memimpin keseluruhan konspirasi ini bisa
menggunakan perbedaan-perbedaan dan ideologi-ideologi tersebut untuk membelah
faksi-faksi ras manusia agar saling berperang. Pada dasarnya, ini rencana yang
sama dengan yang diajukan oleh Adam Weishaupt pada 1776.
1849: Gutle Schnaper, isteri Mayer Amschel Rothschild
meninggal. Sebelum kematiannya, ia berkata: "Kalau anak-anak lelakiku tidak ingin ada perang,
maka tidak akan ada perang".
1850: dimulainya konstruksi pada rumah-rumah Manor Metmore
di Inggris dan Ferrières di Perancis. Lebih banyak manor (rumah bangsawan)
Keluarga Rothschild akan menyusul di seluruh dunia, semua berisi karya-karya
seni mereka yang tak ternilai harganya. Kekayaan Jacob (James) Mayer Rothschild di Perancis
dikatakan bernilai 600 juta franc, yang berarti 150 juta franc lebih banyak
dari semua bankir di Perancis jika digabungkan sekaligus.
1858: Lionel de Rothdchild (anak pertama dari Nathan Mayer
Rothschild dari pernikahannya dengan Hannah Barent Cohent, puteri dari seorang
pedagang London yang kaya raya, lahir pada tahun 1808) menjadi orang Yahudi
pertama yang menjadi anggota parlemen Inggris.
1865: Nathaniel de Rothschild (juga anak Nathan Mayer
Rothschild) menjadi anggota parlemen untuk Aylesbury di Buckinghamshire.
1868: Pada tanggal 15 November, Jacob (James) Mayer
Rothschild meninggal, tidak lama setelah membeli Château Lafite, salah satu
dari 4 lahan anggur besar utama di Perancis.
1873: Tambang tembaga Rio Tinto di Spanyol di beli oleh sebuah
kelompok pemilik modal asing, termasuk Keluarga Rothschild. Tambang ini adalah
sumber tembaga terbesar Eropa.
1886: Bank Rothschild Perancis, de Rothschild Frères
memperoleh banyak ladang minyak Rusia dan membentuk perusahaan Caspian and
Black Sea Petroleum yang segera menjadi produsen minyak terbesar kedua di
dunia.
1897: Keluarga Rothschild mengadakan Konggres Zionis Dunia. Zionisme adalah
konspirasi untuk menundukkan seluruh dunia ke sebuah pemerintahan dunia yang
dikendalikan oleh Yahudi, dan khususnya, oleh Keluarga Rothschild. Pertemuan
pertama diselenggarakan di Basel, Swiss, pada 29 Agustus 1897. Pertemuan ini
diketuai oleh seorang Yahudi Ashkenazi, Theodor Herzl. Herzl lalu terpilih sebagai Presiden Organisasi Zionis
Dunia yang mengadopsi "Heksagram Merah Rothschild" sebagai bendera
zionis yang 51 tahun kemudian menjadi bendera Israel. Di konferensi ini, Chaim Weizmann, yang nanti menjadi
kepalanya, menyatakan: "Tidak ada
orang Yahudi Inggris, Yahudi Perancis, Yahudi Jerman atau Yahudi Amerika. Hanya
ada orang Yahudi yang tinggal di Inggris, Perancis, Jerman atau Amerika".
1903: Pada bulan Agustus, pada Konggres Zionis Dunia ke-6 di
Basel, Swiss, diselenggarakan diskusi mengenai tawaran dari Inggris yang menawarkan
Uganda sebagai basis negara zionis Yahudi masa depan. Orang-orang Yahudi
mengajukan keberatan bahwa mereka menginginkan Palestina.
1905: Sekelompok Rothschild yang didukung oleh orang-orang
Yahudi Zionis dipimpin oleh Georgi Apollonovich Gapon berusaha menggulingkan
Tsar Rusia di dalam sebuah kudeta komunis. Mereka gagal dan terpaksa kabur dari Rusia hanya untuk diberikan
perlindungan di Jerman.
1914: Dimulainya Perang Dunia I. Dalam perang ini, Keluarga Rothschild Jerman
meminjamkan uang kepada Jerman, Keluarga Rothschild Inggris meminjamkan uang
kepada Inggris dan Keluarga Rothschild Perancis meminjamkan uang kepada
Perancis. Lebih jauh lagi, Keluarga Rothschild menguasai kantor berita Eropa,
Wolff (didirikan pada tahun 1849) di Jerman, Reuters (didirikan pada tahun
1851) di Inggris dan Havas (didirikan pada tahun 1835) di Perancis. Keluarga
Rothschild menggunakan Wolff untuk memanipulasi rakyat Jerman agar bersemangat
untuk berperang.
1915: Satu tahun berikutnya, pemerintahan Islam Ottoman
Turki digulingkan oleh para sosialis Yahudi Masonis yang dengan menipu menyebut
diri mereka "Young Turks (Pemuda Turki)". Penting untuk dicatat,
gerakan Pemuda Turki ini terdiri dari Yahudi keturunan Balkan, seperti Tallat,
Enver, Behaeddin Shakir, Jemal dan Nazim. Akibat revolusi ini, orang yang akan dikenal sebagai
Mustafa Kemal Attaturk, seorang Yahudi Kripto Alkoholis, akan menanjak ke kursi
diktator Turki. Bahkan beberapa petinggi dalam pemerintahan sekuler Kemal
ternyata dipenuhi oleh kalangan Yahudi.
1917: Keluarga Rothschild memerintahkan orang-orang faksi
Bolsheviks Yahudi yang mereka kendalikan untuk mengeksekusi Tsar Nicholas II
dan seluruh keluarganya. Meski Sang Tsar telah turun tahta pada 2 Maret tahun
tersebut. Ini sebagai bentuk untuk memperoleh kendali atas Rusia dan sebagai
pembalasan terhadap Tsar Alexander I yang memblokir rencana pemerintahan dunia
mereka pada tahun 1815 di Konggres Wina. Dan Tsar Alexander II yang memihak
Presiden Abraham Lincoln pada tahun 1864. Sangat penting bagi mereka untuk
membantai seluruh keluarga termasuk wanita dan anak-anak, demi memenuhi janji
yang dibuat oleh Nathan Mayer Rothschild pada tahun 1815. Tindakan ini
merupakan sebuah pertunjukan kekuatan dan tantangan orang-orang Yahudi kepada
seluruh dunia.
1918: Koresponden London Times untuk Rusia, Robert Wilson,
memperlihatkan sebuah meja yang menunjukkan struktur etnis 284 Commissar
(Kepala Departemen Pemerintahan Rusia, terutama kelompok militer) di
pemerintahan Rusia komunis baru. Para Commissar ini termasuk: 2 negro, 13
Rusia, 15 China, 22 Armenia, dan lebih dari 300 orang Yahudi. Di antara
orang-orang Yahudi itu, 264 orang telah datang ke Rusia dari Amerika Serikat
sejak jatuhnya pemerintahan Kekaisaran Rusia.
1919: Seorang Yahudi bernama Karl Liebknecht dan seorang
Yahudi Sephardis Rosa Luxemburg terbunuh saat berusaha memimpin kudeta komunis
lainnya yang didanai oleh Rothschild juga. Kali ini kudeta itu dilaksanakan di
Berlin, Jerman. Pada tahun ini
juga, orang-orang Bolsheviks Yahudi yang didanai oleh Rothschild, dalam
sejarah, membantai 60 juta orang Kristen dan non-Yahudi. Tidak heran Aleksandr
Solzhenitsyn dalam karyanya, Gulag Archipelago, vol. 2, menguatkan bahwa
orang-orang Yahudi menciptakan dan mengendalikan sistem perkemahan terpusat
Soviet teratas. Di dalam perkemahan tersebut, 10 juta orang Kristen dan
non-Yahudi meninggal. Pada halaman 79 dari buku ini bahkan dia menyebutkan
orang-orang yang mengatur perkemahan ini adalah mesin pembunuh terbesar dalam
sejarah dunia. Mereka adalah Aron Solts, Yakov Rappoport, Lazar Kogan, Matvei
Berman, Genrikh Yagoda, dan Naftaly Frenkel. Keenam-enamnya adalah orang
Yahudi.
Pada tahun itu pula, N. M. Rothschild and Sons
diberikan peran permanen untuk mengubah harga emas dunia secara harian. Ini
terjadi di kantor-kantor City of London, secara harian selama 1.100 jam, di
ruangan yang sama, sampai tahun 2004.
1924: Josef Stalin, seorang Georgia, menjadi Premier of
Soviet Union. Nama aslinya adalah Djugashvili yang terjemahannya dari bahasa
Georgia adalah "Putera Yahudi". Dalam bahasa Georgia, Shvili berarti
"Putera Dari" dan Djuga berarti "Yahudi". Stalin juga punya
3 isteri dalam hidupnya, yaitu Ekaterina Svanidze, Kadya Allevijah dan Rosa
Kaganovich yang semuanya adalah orang Yahudi. Menariknya, Stalin meluluskan hukum
selama kepemimpinannya yang membuat siapa pun yang terbukti bersalah atas
anti-semit dihukum mati.
1926: N. M. Rothschild and Sons mendanai kembali
Underground Electric Railways Company of London Ltd. (Perusahaan Rel Listrik
Bawah Tanah London) yang berkepentingan mengendalikan seluruh sistem
transportasi bawah tanah London.
1930: Tiga puluh tahun setelah Konggres Zionis Dunia
Pertama diadakan di Basel, Swiss, "Bank Dunia" Rothschild pertama
yaitu "Bank of International Settlement – BIS (Bank untuk Pembayaran
Internasional)" didirikan di tempat yang sama yaitu Basel, Swiss. Bank ini didirikan oleh Charles G. Dawes (utusan
Rothschild dan Wakil Presiden di bawah Presiden Calvin Coolidge dari 1925
sampai 1929), Owen D. Young (utusan Rothschild, pendiri RCA – Radio Corporation
of America, 1919 dan Ketua General Electric dari 1922 sampai 1939, dan Hjalmar
Schacht dari Jerman (pendiri Reichsbank). BIS disebut oleh para bankir sebagai "Bank
sentralnya bank-bank sentral". Berdasarkan sudut pandang masa kini,
mengingat bahwa IMF dan Bank Dunia berurusan dengan pemerintahan-pemerintahan,
BIS hanya berurusan dengan bank-bank sentral. Semua pertemuannya diadakan
secara rahasia dan melibatkan para bankir sentral dari seluruh dunia. Contohnya
adalah mantan Kepala Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara, Alan Greenspan,
akan pergi ke markas BIS di Basel, Swiss, 10 kali dalam setahun untuk-untuk
pertemuan-pertemuan privat tersebut. "Didirikannya sebuah bank sentral sama dengan 90 % mengkomuniskan sebuah
negara" (Lenin)
1933: Adolf Hitler menjadi konselor Jerman. Dia mengusir semua orang Yahudi dan
komunis keluar dari jabatan pemerintahan di Jerman. Menariknya pada saat itu,
jumlah orang Yahudi di pemerintahan Jerman lebih dari 20 kali jumlah mereka pada
akhir Perang Dunia I. Akibat dari pemaksaan ini, pada bulan Juli, orang-orang
Yahudi mengadakan sebuah konferensi dunia di Amsterdam. Di sana mereka menuntut
agar Hitler mengembalikan jabatan setiap orang Yahudi. Hitler menolak. Akibatnya, Samuel Untermyer, orang Yahudi
Ashkenazi yang memeras Presiden Wilson, dan sekarang menjadi Kepala Delegasi
Amerika sekaligus Presiden konferensi itu, kembali ke Amerika Serikat dan
menyerukan di radio untuk menolak berurusan dengan pedagang atau penjaga toko
manapun yang menjual barang buatan Jerman apa pun atau yang berlangganan kapal
tua pengapalan Jerman. Lalu orang-orang
Yahudi di seluruh Amerika Serikat ikut serta dalam boikot ini. Mereka melakukan
aksi protes di luar dan merusak toko mana pun yang mereka temukan menjual
produk yang bertuliskan "Made in Germany". Akibatnya, toko-toko harus
membuang produk mereka atau mengambil resiko bangkrut. Salah satu pengaruh boikot ini mulai dirasakan di Jerman.
Orang-orang Jerman mulai memboikot toko-toko Yahudi dengan cara yang sama
seperti orang-orang Yahudi lakukan pada toko-toko yang menjual produk Jerman di
Amerika.
Akhirnya, Nazi dan Yahudi di Palestina bekerja sama atas
dasar Yahudi ingin semua orang Yahudi tinggal di Palestina, sementara Nazi
ingin semua orang Yahudi keluar dari Jerman. Kedua belah pihak lalu
menandatangani sebuah perjanjian pemindahan yang dikenal dengan
"Ha'avara". Perjanjian itu mengizinkan pemindahan semua orang Yahudi
dan modal mereka dari Jerman ke Palestina. Akibat dari perjanjian ini, sebanyak 60.000 orang Yahudi
Jerman (sekitar 20 % orang Yahudi Jerman) bermigrasi ke Palestina. Mereka
menjadi 15 % dari penduduk Yahudi di sana sampai 1939. Mereka membawa 40 juta
Dollar aset (bernilai sekitar 600 juta Dollar sekarang) dengan persetujuan
rezim Nazi.
1934: Hukum Kerahasiaan Perbankan Swiss direformasi. Setiap pegawai bank yang
melanggar rahasia bank dianggap melakukan tindakan illegal yang berakibat
kurungan penjara. Ini semua adalah persiapan bagi Perang Dunia II yang
dirancang oleh Rothschild, seperti biasa, mereka akan mendanai kedua pihak di
dalam perang tersebut.
1939: I. G. Farben, penghasil kimia terdepan di dunia dan penghasil baja terbesar
di Jerman meningkatkan produksinya. Peningkatan produksi ini hampir semata-mata
untuk mempersenjatai Jerman dalam Perang Dunia II. Di Jerman, Hitler secara fenomenal berhasil mengubah
negaranya dalam hal ekonomi sejak dia berkuasa. Dia berhenti berhubungan dengan
para bankir internasional Yahudi, dan berdagang dengan barter tanpa utang
tercatat di kedua pihak. Sebagai
akibat dari kebijakan ini, Jerman mampu menghidupkan kembali kehidupan sosial
dan spiritual semua warga negaranya. Dan warga Jerman mampu membuat Jerman
menjadi negara paling kuat dan paling makmur di Eropa hanya dalam waktu 7
tahun.
Orang-orang Yahudi tidak bisa membiarkan ini berlanjut
karena mereka tahu ini akan mengakibatkan sistem uang mereka yang dijalankan
oleh utang. Maka dimulailah Perang Dunia II tahun ini. Ini bukan perang Jerman
melawan sekutu, tapi perang Jerman dan kekuatan uang Yahudi yang mengendalikan
kepemimpinan sekutu dengan memanfaatkan mereka dengan media mereka untuk
melakukan propaganda kepada rakyat-rakyat sekutu untuk membenci Jerman.
1944: Di akhir Perang Dunia II, pabrik-pabrik I. G. Farben yang dikendalikan
oleh Rothschild secara khusus tidak dibidik dalam serangan-serangan bom
terhadap Jerman. Menariknya, pada akhir perang, sementara daerah-daerah Jerman
menjadi puing-puing, pabrik-pabrik I. G. Farben ditemukan hanya menderita
kerusakan 15 %.
1946: Bank of England dinasionalisasikan, itu berarti negara mendapatkan semua
saham di Bank of England yang sekarang menjadi milik Bendahara Negara dan
dipercayakan di tangan Jaksa Agung Muda Bendahara. Namun, karena pemerintah
tidak punya uang untuk membayar saham, mereka malah memberikan para pemegang
saham rahasia saat itu saham dari uang. Ini berarti meskipun negara menerima
laba operasi bank, perolehan ini sangat dikurangi fakta bahwa pemerintah
sekarang harus membayar bunga kepada saham-saham baru yang diterbitkannya untuk
membayar saham lama. Jadi, asupan uang
Inggris masih hampir seluruhnya dipegang tangan swasta, dengan 97 % di
antaranya dalam wujud bunga yang berbuah pinjaman atau semacamnya yang
diciptakan oleh bank-bank komersial swasta. Akibatnya bank ini sangat dikendalikan
dan dijalankan oleh orang-orang dari dunia perbankan komersial dan ekonomi
konvensional. Angota-anggota Dewan Direksi, yang menentukan kebijakan berasal
hampir seluruhnya dari dunia perbankan, asuransi, ekonomi dan bisnis besar, dan
tentu saja seorang Rothschild terus duduk di dewannya. Menariknya lagi, dalam keadaan ini, bank ini tidak
diwajibkan memperlihatkan detil-detil langkah apa pun seperti itu, untuk
menghindari krisis kepercayaan.
1950: Angka-angka mengungkapkan bahwa sebagaimana direncanakan oleh Keluarga
Rothschild, setiap negara yang terlibat dalam Perang Dunia II mengalami
penambahan utang berlipat ganda. Akibatnya, mereka semakin di bawah kendali
Yahudi. Antara 1940 dan 1950, utang negara Amerika Serikat bertambah dari 43
Miliar Dollar menjadi 57 Miliar Dollar, naik 598 %. Utang Perancis nak 583 %
dan utang Kanada naik 417 %.
1954: Di Belanda, Bilderberg Group bertemu untuk kali pertama di Hotel
Bilderberg di Arnhem. Bilderberg Group adalah sebuah organisasi internasional
yang didirikan oleh Rothschild berisi 100-200 orang berpengaruh, kebanyakan
politisi dan pembisnis. Mereka bertemu sekali setahun dan diam-diam menjalankan
perintah kekuasaan dunia Yahudi di balik layar. Mereka bisa memeriksa para
pemimpin potensial suatu negara, dan memutuskan apakah mereka menginginkan
orang itu menjadi pemimpin negara yang bersangkutan. Contohnya, Bill Clinton ada di sana pada tahun 1991, Tony Blair ada di
sana pada tahun 1993 dan Angela Merkel ada di sana pada tahun 2005.
1959: Bank de Rothschild Frères di Perancis, mendirikan
Imétal sebagai sebuah perusahaan yang memayungi semua bisnis pertambangan
mineral mereka. Bank de Rothschild Frères ini pada tahun 1967, berganti nama
menjadi Banque Rothschild.
1978: Pada tanggal 16 Oktober, Uskup Besar Wojtyla menjadi
Paus non-Italia pertama sejak Hadrian VI (455 tahun sebelumnya), tapi memilih
untuk tidak mengungkapkan bahwa ibunya orang Yahudi, yang tentu saja membuatnya
memenuhi syarat menjadi warga negara Yahudi. Dia adalah Paus termuda dalam 132
tahun, baru berusia 58 tahun dan dia mengambil nama John Paul II.
1981: Banque Rothschild dinasionalisasikan oleh Pemerintah
Perancis. Bank baru ini disebut Compagnie Européenne de Banque. Keluarga
Rothschild kemudian mengatur seorang penerus bagi bank Perancis ini, Rothschild
and Cie Banque (RCB) yang akan menjadi rumah investasi Perancis terdepan.
1985: N. M. Rothschild and Sons menganjurkan Pemerintah
Inggris untuk memprivatisasi gas Inggris. Mereka lalu menganjurkan Pemerintah
Inggris untuk memprivatisasi hampir semua aset milik negara, termasuk baja
Inggris, batu bara Inggris, semua dewan pengurus listrik daerah Inggris, dan
semua dewan pengurus air daerah Inggris. Anjuran ini akan menghasilkan beberapa
miliar Poundsterling untuk mereka. Seorang anggota parlemen Inggris yang
terlibat dalam privatisasi ini adalah Norman Lamont yang akan menjadi Konselor
Bendahara, mantan bankir Rothschild.
1986: Di Inggris, Undang-Undang Tata Tertib Umum 1986 dijadikan hukum.
Undang-undang dirancang untuk mencegah rakyat Inggris membahas masalah-masalah
imigrasi dan supremasi Yahudi dalam cara apapun. Ini juga memberi kekuatan
kepada pihak kepolisian untuk dengan kasar memasuki rumah siapapun yang mereka
anggap menentang Undang-Undang Hubungan Ras. Undang-undang ini diajukan ke
parlemen oleh Sekretaris Dalam Negeri, Leon Brittan, sebenarnya dia adalah
seorang Yahudi Lithuania dengan nama asli Leon Brittanisky. Dia dibantu oleh
saudara sepupunya , juga seorang Yahudi Lithuania, Malcolm Rivkind atau juga
dikenal dengan Malcolm Rifkind, yang kemudian akan menjadi Sekretaris Luar
Negeri.
1987: Edmond de Rothschild membuat Bank Konservasi Dunia
yang dirancang untuk memindahkan hutang-hutang dari negara-negara dunia ketiga
ke bank ini, sebagai ganti tanah yang negara-negara ini ingin berikan kepada
bank ini. Hal tersebut dirancang agar Keluarga Rothschild bisa mendapatkan
kendali dunia ketiga, yang mewakili 30 % permukaan bumi.
1992: Privatisasi mulai sungguh-sungguh dilakukan di Rusia.
Akibatnya, lewat korupsi, banyak kekayaan Rusia berakhir di tangan "7
Kepala Oligarki". Mereka semua adalah para
biliuner baru yang mendukung Boris Yeltsin dengan uang dan media. Mereka
bertujuh adalah Boris Berezovsky, Vladimir Gusinsky, Mikhail Khodorkovsky,
Mikhail Friedman, Alexander Smolensky, Pyotr Aven, semuanya adalah Yahudi.
Ditambah satu orang Rusia, yaitu Vladimir Potanin. Potanin digunakan sebagai
penghubung mereka secara publik kepada pemerintah. Bantuan yang diterima oleh Rusia dari Barat juga langsung
masuk ke dalam kantong kelompok perbankan Yahudi. Ini terungkap ketika
Washington Times melaporkan bahwa Presiden Rusia, Boris Yeltsin, yang marah
karena sebagian besar pemasukan bantuan luar negeri disedot.
Pada 16 September,
Poundsterling Inggris ambruk ketika para spekulan mata uang yang dipimpin oleh
utusan Rothschild, seorang Yahudi Ashkenazi bernama George Soros meminjam
Poundsterling dan menjualnya untuk Mark Jerman dengan harapan bisa membayar
kembali hutang dalam mata uang yang merosot nilainya dan mengantongi
selisihnya.
Akibatnya, Konselor Bendahara Inggris, Norman Lamont
(sebelum menjadi anggota parlemen, dia adalah seorang bankir modal bersama N.M
Rothschild and Sons), mengumumkan kenaikan suku bunga bank sebanyak 5 % dalam
satu hari. Inggris pun terjerumus ke dalam resesi yang berlangsung
bertahun-bertahun ketika banyak bisnis jatuh dan pasar perumahan hancur.
1997: Edgar Bronfman, Ketua Konggres Yahudi Dunia,
benar-benar memeras 1,5 Miliar Dollar dari Swiss untuk korban-korban holocoust
yang dia klaim sudah mendepositokan uang mereka di sana. Dia tidak punya bukti
yang cukup, tapi Pemerintah Swiss menyerah karena Bronfman adalah salah satu
pendukung finansial Presiden Clinton dan Swiss takut akan
konsekwensi-konsekwensi diplomatis kalau mereka tidak melakukannya. Menariknya, pada tahun tersebut sebuah pengadilan
dengan 17 anggota yang berbasis di Zurich mengatur untuk menyelidiki
identitas-identitas 5.500 rekening asing dan 10.000 rekening Swiss yang telah
tidur sejak akhir Perang Dunia II, lalu menemukan bahwa hanya 200 rekening
berisi total sekitar 10 juta dolar, kurang dari 1 % nya 1,5 Miliar Dollar yang
diperas oleh Bronfman, bisa dilacak kembali kepada korban-korban holocoust itu.
Apakah Bronfman mengembalikan sisa 99 % dari 1,5 Miliar
Dollar itu kepada Swiss? Tentu saja tidak, dan kebetulan, sekitar 6 tahun
kemudian, dia hampir tidak memberikan apa-apa kepada para korban holocoust.
Orang-orang Yahudi dituduh menyalahgunakan uang yang mereka dapatkan dengan
meniup atas nama "keadilan untuk korban" holocoust yang belum tentu
benar memang korban. Pada tanggal 2
Mei 1997, Pemimpin Partai Buruh Inggris, Tony Blair, terpilih sebagai Perdana
Menteri. Sedangkan pada 6 Mei di tahun yang sama atau 4 hari sesudahnya,
Konselor Bendaharanya, Gordon Brown, mengumumkan bahwa dia akan memberikan
kemerdekaan penuh kepada Bank of England dari kendali politik.
1998: Pada tanggal 18 Januari, Michael Specter menerbitkan
sebuah cerita di New York Times yang berjudul "Trafficker's New Cargo:
Naive Slavic Women (Muatan Baru Para Pedagang Illegal: Wanita-Wanita Slavia
yang Naif)". Kisah ini mengungkap cara mafia Yahudi Rusia mendominasi
perdagangan budak wanita kulit putih dalam pelacuran. Banyak di antara wanita
polos yang mereka tipu itu berakhir di Israel.
2000: Seorang kepala Oligarki Yahudi Rusia, Boris
Berezovsky, melarikan diri ke London agar tidak ditangkap di Rusia dan
mengalihkan urusan bisnisnya kepada pelindungnya, seorang Yahudi Rusia lainnya,
Roman Abramovich, yang kemudian membeli Chelsea Football Club. Pada 1 Oktober, Rome Observer menampilkan sebuah
cerita tentang bagaimana polisi Italia memutus jaringan pedofilia yang telah
menculik anak-anak non-Yahudi berusia antara 2 dan 5 tahun dari panti asuhan,
lalu memperkosa dan membunuh mereka. Jaringan pedofil (terdiri dari 11 anggota
geng Yahudi) ini telah memfilmkan pemerkosaan dan pembunuhan tersebut demi
keuntungan industri film porno sadis dan sudah menjual salinannya, lebih dari
1.700 pelanggan telah membayar sebanyak 20.000 Dollar untuk melihat anak-anak
berusia 2 sampai 5 tahun ini diperkosa secara brutal dan dibunuh.
2001: Seorang kepala Oligarki Yahudi Rusia, Vladimir
Gusinsky, melarikan diri ke Rusia. Di sana dia menghadapi tuntutan pencucian
uang, lalu bersembunyi di Israel. Dia berkewarganegaraan ganda Rusia dan
Israel.
2003: Seorang kepala Oligarki Rusia, Mikhail Khodorkovsky,
ditahan di penjara Rusia dengan tuduhan penipuan, penggelepan dan mangkir
pajak.
2005: Pada tanggal 30 September, surat kabar Denmark, Jyllands-Posten,
menerbitkan 20 ilustrasi kartun. Sebagian besar di antaranya menggambarkan Nabi
Muhammad. Kartun-kartun ini lalu dicetak ulang di lebih 50 negara yang
mengakibatkan protes skala besar dari komunitas muslim sedunia. Alasan tepat dari percetakan kartun ini adalah untuk
menyulut ketegangan antara dunia Barat dan komunitas muslim. Menariknya, editor
budaya Jyllands-Posten yang bertanggung jawab atas terbitan asli kartun-kartun
ini adalah Flemming Rose, seorang Yahudi. Pada 5 Desember, setelah tuduhan dari para perevisi holocoust bahwa
pemimpin-pemimpin Perang Dunia II tidak pernah menyebutkan holocoust
orang-orang Yahudi di kamar-kamar gas. Richard Lynn, Profesor Emeritus di University of Ulster, melaporkan
penelitiannya tentang masalah ini: "Saya telah memeriksa tulisan dan pidato Perang Dunia II Churchill
dan pernyataannya sangat tepat, tidak sekali pun dia menyebut "kamar gas
Nazi", genosida orang Yahudi", atau "enam juta" korban
Yahudi dalam perang". Pada 6 Desember, David Cameron terpilih sebagai Pemimpin Partai
Konservatif Inggris. Cameron adalah kesukaan lama Keluarga Rothschild. Cameron
telah menjadi penasehat khusus Norman Lamont ketika dia menumbangkan ekonomi
Inggris untuk Keluarga Rothschild pada tahun 1993. Cameron juga punya hubungan
dengan keluarga kerajaan Inggris. Menariknya, organisasi "Conservative Friends of Israel (Teman-Teman
Konservatif bagi Israel)" berkoar dengan bangga di situs mereka bahwa
lebih dari dua pertiga anggota konservatif Inggris di parlemen adalah anggota
organisasi mereka. Hal ini sungguh menjadi luar biasa, karena angka pemerintah
resmi mengungkapkan bahwa orang-orang Yahudi hanya mewakili kurang dari
setengah persen penduduk Inggris.
2006: Sejarawan Inggris, David Irving, dihukum 3 tahun
penjara di Austria karena menyangkal holocoust orang-orang Yahudi pada Perang
Dunia II. Penting untuk dicatat bahwa satu-satunya peristiwa sejarah yang bisa
membuat anda ditangkap karena mempertanyakannya adalah holocoust ini.
Dinasti Rothschild di Asia
1830: David Sassoon (seorang Yahudi dan bankir Yahudi untuk
David Sassoon and Co., dengan cabang-cabang di Cina, Jepang dan Hongkong)
menggunakan monopoli perdagangan opium di daerah ini atas nama Rothschild,
untuk mengendalikan Pemerintah Inggris untuk memperjualbelikan 18.956 peti
opium. Ini menghasilkan jutaan Dollar bagi Keluarga Rothschild dan keluarga
kerajaan Inggris.
1836: David Sassoon meningkatkan perdagangannya di Cina
sampai lebih dari 30.000 peti opium pertahun, dan kecanduan obat-obatan di
kota-kota pesisir menjadi endemis.
1839: Cina mengalami kecanduan opium yang merajalela yang
mengisi kocek David Sassoon, keluarga kerajaan Inggris dan Keluarga Rothschild.
Akibatnya, Kaisar Manchu memerintahkan perdagangan opium dihentikan. Dia
memilih Komisioner Kanton, Lin Tse Hu, sebagai pemimpin kampanye melawan opium.
Lin Tse Hu mengatur penyitaan 2.000 peti opium Sassoon dan membuangnya ke
sungai. David Sassoon memberi tahu Keluarga Rothschild yang menuntut angkatan
bersenjata Inggris untuk membalas demi melindungi bisnis perdagangan narkoba
mereka.
Angkatan bersenjata Inggris menyerang kota dan
memblokade pelabuhan. Tentara Cina sudah berkurang hingga tinggal
sepersepuluhnya saja akibat kecanduan opium, dan terbukti bukan tandingan
tentara Inggris. Perang berakhir pada tahun 1942 dengan penandatanganan Pakta
Nanking, yang isinya:
Pengesahan penuh perdagangan opium di Cina
Kompensasi bagi David
Sassoon 2 juta Poundsterling untuk opium yang dibuang ke dalam sungai oleh Lin
Tse Hu.
Kedaulatan Teritorial untuk Raja Inggris atas beberapa
pulau lepas pantai yang dipilih.. Ketentuan-ketentuan berikut dirancang untuk menjamin Keluarga
Rothschild, lewat boneka mereka, David Sassoon, hak untuk menyediakan opium
bagi segenap penduduk Cina.
1945: Pada tanggal 16 Juli, dilakukan uji coba atom pertama
yang berhasil di Situs Trinity, 200 mil ke Selatan Los Alamos. Penciptanya, J.
Robert Oppenheimer, seorang Rothschild, yang menyatakan: "Saya menjadi kematian, penghancur dunia". Dan pada bulan itu juga, ledakan berikutnya di Jepang
mengakibatkan matinya 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 orang di Nagasaki.
1949: Pada 1 Oktober, Mao Tse Tung menyatakan didirikannya
Republik Rakyat Cina (RRC) di lapangan Tiananmen, Beijing. Dia didanai oleh
Komunisme yang diciptakan oleh Rothschild di Rusia dan ditangani oleh
utusan-utusan Rothschild., yaitu: Salomon Adler,
mantan pejabat Bendahara Amerika Serikat yang juga mata-mata Soviet; Israel Epstein, putera seorang Bolsheviks Yahudi yang
dipenjara oleh Tsar Rusia karena berusaha menyulut revolusi di sana;
Frank Coe, pejabat terdepan
IMF yang dimiliki oleh Rothschild
1984: Mossad terjerumus masalah. Mereka melatih angkatan
bersenjata khusus Sri Langka dan pemberontak Macan Tamil dari Sri Langka di
sekolah pelatihan Mossad yang sama, Kfar Sirkin, Israel. Ini terjadi setelah
menjual kursus latihan militer kepada kedua belah pihak, sebagai langkah maju
dari Keluarga Rothschild yang mendanai kedua pihak dalam perang. Dan ketika
kedua faksi pergi untuk kembali ke Sri Langka, tidak ada yang tahu bahwa musuh
mereka dilatih di perkemahan yang sama oleh organisasi yang sama.
1988: Pada tanggal 17 Agustus, Presiden Pakistan, Jenderal
Zia ul Haq, dibunuh dalam sebuah kecelakaan udara. Duta Besar Amerika Serikat
untuk India pada saat itu, John Dean, melaporkan kepada para atasannya bahwa
dia punya bukti kalau Mossad berada di balik pembunuhan ini untuk mencegah
Pakistan mengembangkan bom nuklir. Dean kemudian dituduh mempunyai
ketidakseimbangan mental dan dibebaskan dari tugasnya di Departemen Hubungan
Luar Negeri. Bagaimanapun, dia menolak untuk melepaskan pandangan ini dan
membeberkannya kepada publik pada tahun 2005 ketika dia berusia 80 tahun. Bolshevisme adalah pelepasan kepemilikan negara
Kristen dunia sampai tingkat tidak ada modal tersisa di tangan orang Kristen.
Dengan demikian, semua orang Yahudi bisa bersama-sama memimpin dunia dan
menguasai tempat manapun yang mereka pilih" (George Pitter-Wilson)
Dinasti Rothschild di Afrika
1899: Berdasarkan temuan jumlah kekayaan yang semakin
bertambah besar dalam bentuk emas dan berlian di Afrika Selatan, Keluarga
Rothschild, melalui utusan-utusan mereka yang bernama Lord Alfred Milner dan
Cecil Rhodes, mengirim 400.000 serdadu Inggris ke sana untuk berperang melawan
"musuh" yang terdiri dari 30.000 petani Boer bersenapan yang lebih
memilih tidak meninggalkan tanah mereka. Selama perang inilah perkemahan terpusat diciptakan,
ketika Inggris mengumpulkan siapa pun yang bersimpati kepada para Boer,
termasuk wanita dan anak-anak, lalu menempatkan mereka di perkemahan-perkemahan
tidak sehat dan dijangkiti demam. Tentara Inggris Rothschild lalu menang
perang, dan kekayaan besar emas dan berlian mengalir ke kocek Keluarga
Rothschild.
1972: World Health Organization (WHO, organisasi kesehatan
dunia) melakukan program vaksinasi cacar besar-besaran untuk jutaan orang Afrika.
Vaksin cacar ini ditempeli virus HIV/AIDS sehingga program pengurangan penduduk
yang didukung oleh Rothschild bisa dimulai di kalangan penduduk berkulit hitam
miskin yang tumbuh dengan kecepatan tinggi.
1994: Nelson Mandela terpilih menjadi menjadi Presiden Afrika Selatan yang
digembar-gemborkan oleh penjilat media di seluruh dunia. Ketika media milik
Yahudi memuji hari bersejarah tersebuat bahwa seorang pria berkulit hitam
terpilih untuk memimpin Afrika Selatan. Sebelumnya, Nelson Mandela menjalani 26 tahun di penjara akibat, di
antara banyak hal lainnya, 193 tuduhan terorisme yang dilakukan sejak 1961
hingga 1963. Dia menyatakan di pengadilannya pada 1964: "Saya tidak menyangkal bahwa saya melaksanakan
sabotase itu". Apa yang lalai
media Yahudi sebutkan adalah bahwa Mandela yang kebetulan sebelum dikurung
menulis pamflet "Cara Menjadi Komunis yang Baik", sekedar ditempatkan
di penjara agar tidak ada gangguan bagi Afrika Selatan yang dijalankan oleh
Keluarga Oppenheimer Rothschild dan khususnya bisnis-bisnis tambang emas dan
berlian mereka. Memang, Kepala
Keluarga Oppenheimer sekarang, Harry Oppenheimer, memiliki 95 % tambang berlian
dunia. Tidak mengejutkan bahwa media Yahudi lalai memberi tahu pembaca kenapa
orang-orang kulit hitam di Afrika Selatan memang mendapatkan Afrika untuk
rakyat Afrika, itu karena semua tambang emas dan berlian (kekayaan Afrika
Selatan) masih dikendalikan oleh orang-orang Yahudi.
Maka tidak mengejutkan bahwa
African National Conggress (ANC) di Afrika Selatan dibimbing oleh 2 orang
Yahudi Komunis, yaitu Albie Sachs dan Yossel Mashel Slovo (Joe Slovo). Bahkan,
ketika ANC Nelson Mandela mengambil alih Afrika Selatan, Slovo diangkat menjadi
Menteri Perencanaan. Akibatnya,
negara itu menderita penurunan standard yang dramatis bagi penduduk kulit
hitamnya, dan dengan cepat menurun ke status negara yang paling penuh kekerasan
dan kejahatan. Infeksi AIDS melonjak sampai setidaknya 25 % penduduk kulit
hitam. Penerus Mandela, Govan Mbela, setelah menjadi penerus Mandela sebagai
Presiden, menyatakan bahwa kemiskinanlah, bukan HIV, penyebab AIDS.
2000: Di Tanzania, dengan sekitar 1,3 juta orang sekarat akibat AIDS. Bank Dunia
dan IMF yang bertanggung jawab atas ekonomi Tanzania sejak 1985, memutuskan
Tanzania mengubah periksa gratis di rumah sakit. Mereka juga memerintahkan
Tanzania untuk mengubah biaya sekolah dari sistem pendidikan yang sebelumnya
gratis, lalu mengungkapkan keterkejutan ketika pendaftaran sekolah jatuh dari
80 % menjadi 66 %. Produk Domestik Bruto (PDB) Tanzania jatuh dari 309 Dollar
menjadi 210 Dollar perkapita, standard melek huruf jatuh dan rasio kemiskinan
melarat telah meningkat, meliputi 50 % penduduk.
2004: Para pemimpin Islam di Nigeria Utara, mengklaim kampanye imunisasi United
Nations Children's Fund (UNICEF, Dana Anak-Anak PBB) merupakan bagian dari plot
Amerika Serikat untuk mengurangi penduduk daerah itu dengan menyebarkan AIDS
dan alat-alat sterilisasi. Orang-orang Afrika berkaca uji-uji coba laboratorium
mereka sendiri menunjukkan vaksin itu terkontaminasi. Untuk membuktikan vaksin
itu aman, Pemerintah Amerika Serikat mengirim satu tim ilmuwan, pemimpin agama,
dan lain-lainnya ke sana untuk menyaksikan uji-uji coba vaksin itu di
laboratorium-laboratorium asing. Bagaimanapun, begitu uji-uji coba itu selesai,
mereka menolak untuk merilis hasilnya.
Dinasti Rothschild di Timur
Tengah
1875: Keluarga Rothschild mengendalikan Terusan Suez untuk
melindungi kepentingan bisnis besar mereka di daerah itu. Maka Lionel de
Rothschild (Anak Pertama Nathan Mayer Rothschild) memerintahkan Perdana Menteri
Yahudi, Benjamin Disraeli, untuk membeli saham di Terusan Suez dari Khedive
Said di Mesir. Keluarga Rothschild meminjamkan uang kepada Pemerintah Inggris
untuk memudahkan pembelian ini. Karena mereka membutuhkan pemerintahan yang
mereka kendalikan sehingga mereka bisa menggunakan kekuatan militer pemerintah
tersebut untuk melindunginya.
1924: Edmond de Rothschild (Anak Jacob (James) Mayer
Rothschild) mendirikan Palestine Jewish Colonization Association (PJCA) yang
memperoleh tanah seluas lebih dari 500 Km2. Lalu dia mendirikan berbagai usaha bisnis di sana, termasuk mendirikan
industri anggur Israel. Pada 1 Juli,
ketika Edmond de Rothschild meninggalkan rumah sakit Zedek Shaarei di
Yerussalem, Dr. Yaakov Yisrael Dehan dibunuh oleh seorang Zionis bernama
Avraham Tahomi. Ini adalah hasil dari pertemuan organisasinya antara delegasi
para pemimpin ortodoks dan sekelompok pemimpin Arab yang dikepalai oleh Raja
Abdullah. Dr. Dehan adalah pejuang perdamaian bersama para penghuni Arab
veteran di tanah suci, kebalikan langsung dari apa yang diinginkan oleh para
zionis.
1925: Ensiklopedia Yahudi tahun itu membuat pernyataan
tentang keberadaan orang-orang Yahudi Ashkenazi (yang mewakili sekitar 90 %
umat Yahudi) dengan pengakuan mengejutkan bahwa musuh orang Yahudi, yaitu Esau
(juga dikenal sebagai Edom), sesungguhnya merupakan sebagian besar ras Yahudi.
1946: Pada 12 Februari, David Ben-Gurion, orang yang akan
menjadi Perdana Menteri Israel, seorang yahudi Ashkenazi, memerintahkan
Menachem Begin, yang juga akan menjadi Perdana Menteri Israel, juga seorang
Yahudi Ashkenazi, untuk melaksanakan sebuah serangan teoris terhadap Hotel King
David di Palestina. Serangan itu bertujuan untuk berusaha dan mendesak Inggris
keluar. Akibat kejadian ini, 91 orang terbunuh, kebanyakan mereka adalah rakyat
sipil: 41 orang Arab, 28 orang Inggris, 17 orang Yahudi dan 5 orang lainnya.
Sekitar 45 orang terluka. Ketika ditanya oleh seorang jurnalis ternama Russell Warren Howe,
tentang apakah dia menganggap dirinya Bapak Terorisme di Timur Tengah. Menachem
Begin dengan bangga menjawab: "Tidak, di seluruh dunia".
1947: Inggris menyerahkan kendali atas Palestina kepada PBB.
PBB memutuskan Palestina dibagi menjadi 2 negara. Satu Yahudi dan satu Arab,
dengan Yerussalem tetap menjadi Zona Internasional yang dinikmati oleh semua
keyakinan agama. Padahal PBB
tidak punya hak untuk memberikan properti Arab kepada siapapun. Orang Yahudi
hanya memiliki 6 % dari total orang Palestina pada saat itu, tapi Resolusi PBB
181 menghibahkan 57 % tanah Palestina kepada Yahudi. Dengan demikian, orang
Arab Palestina, yang pada saat itu sejumlah 94 %, hanya disisakan 43 %. Serangan-serangan teror terhadap Inggris di Palestina
berlanjut, selama musim panas, 3 teroris Yahudi (Jacob Weiss, Meir Nakar dan
Aushalom Habib) ditemukan bersalah atas serangan terhadap penjara Acre pada 4
Mei 1947. Mereka akan dihukum gantung.
Pada waktu yang sama, geng
teroris Irgun yang dikepalai oleh Menachen Begin, menahan 2 sersan Inggris,
yaitu Mervyn Paice dan Clifford Martin, sebagai tawanan untuk 3 teroris Yahudi
di atas.
Eksekusi para teroris dilakukan, dan para sersan
Inggris ditemukan dieksekusi juga, digantung dari 2 pohon eukaliptus. Tidak
puas dengan membunuh para prajurit Inggris ini, orang-orang Yahudi meranjau
mayat mereka.
Menariknya, sebuah surat kabar Inggris, Daily Express,
pada awalnya memasang di berita utama sebuah foto besar kedua prajurit ini
digantung di pohon, tapi halaman depan ini sudah dihapus dari arsip Daily
Express. Pemilik Daily Express adalah Richard Desmond, seorang pornografi
Yahudi.
1948: Pada dini hari tanggal 19 April, 132 teroris Yahudi
dari geng Irgun yang dipimpin oleh Menachem Bagin, dan geng Stren yang dipimpin
oleh Yitzhak Shamir memimpin pembantaian 200 pria, wanita dan anak-anak saat
mereka sedang tidur dengan damai di sebuah desa Arab bernama Deir Yassin. Sesudah PBB mengubah Palestina menjadi sebuah negara
Yahudi merdeka dan sebuah negara Arab merdeka pada 15 Mei 1948, orang-orang
Israel meluncurkan serangan militer lainnya kepada orang-orang Arab (Palestina)
dengan alat-alat pengeras suara di atas truk-truk yang meraung-raung kepada
orang-orang Arab bahwa kalau mereka tidak segera pergi, mereka akan dibantai. Sebanyak 800.000 orang Arab yang teringat pembantai
Deir Yassin kabur dengan panik sambil meninggalkan akta kelahiran mereka.
Negara Israel kemudian meluluskan hukum bahwa hanya orang Arab yang bisa
membuktikan kewarganegaraan mereka yang boleh kembali ke tanah mereka. Itu
berarti 400.000 orang Arab tidak bisa kembali dan kehilangan semua properti
yang mereka miliki di sana. Setelah rangkaian kejahatan perang genosida perbuatan Yahudi ini, orang-orang
Yahudi sekarang menguasai 78 % bekas Palestina, dibandingkan dengan 57 % yang
telah diberikan kepada mereka secara illegal oleh PBB yang dikendalikan oleh
Yahudi. Ironisnya, orang-orang Arab, banyak di antara mereka orang Kristen,
tidak akan pernah mendapat ganti rugi atas rumah, properti dan bisnis yang
dicuri dari mereka selama genosida ini.
1954: Agen-agen Israel merekrut warga Mesir keturunan Yahudi
untuk mengebom sasaran-sasaran Barat di Mesir, untuk mengkambinghitamkan
orang-orang Arab. Ini jelas merupakan usaha untuk
merusak hubungan Amerika dan Mesir. Menteri Pertahanan Israel, seorang Yahudi
Ashkenazi bernama Pinhas Lavon akhirnya dicopot dari jabatannya, meskipun
banyak orang berpikir sesungguhnya David Ben-Gurion lah yang bertanggung jawab.
1957: Dalam sebuah invansi gabungan Inggris, Israel dan
Perancis di Terusan Suez, Ariel Sharon mengomando unit-unit yang membunuh
tawanan-tawanan perang Mesir, begitu pula para pekerja sipil Sudan yang
ditangkap oleh orang-orang Yahudi. Total 273 tahanan tak bersenjata dieksekusi
dan dibuang ke kuburan-kuburan massal. Cerita ini dipendam selama hampir 40
tahun sampai muncul edisi 16 Agustus 1995 London Daily Telegraph.
1967: Perlakuan orang-orang Yahudi terhadap orang-orang
Palestina akhirnya menyulut kemarahan dunia Arab terutama di Mesir, Yordania
dan Suriah untuk bersiap-siap di perbatasan Israel. Ketiga negara ini mendadak
diserang oleh Israel, akibatnya, Sinai dicuri dari Mesir, sedangkan West Bank
dan sungai Yordania dicuri dari Yordania. Bahkan pada 9 Juni 1967, Israel secara illegal menduduki Dataran Tinggi
Golan yang direbutnya dari Suriah. Daerah ini lalu menyediakan sepertiga air
bersih Israel.
1973: Dalam usaha untuk mendapatkan tanah-tanah yang dicuri Israel tersebut.
Mesir, Yordania, Suriah dan Irak menyerang Israel dan mendesak pasukan Israel
untuk mundur. Karena Israel terancam kalah, pemerintah Amerika Serikat yang
dikendalikan oleh Yahudi mengirim banyak peralatan dan persenjataan militer
Amerika Serikat dari uang pajaknya untuk mendukung tentara Israel. Bahkan
Pemerintah Amerika Serikat menyiagakan angkatan bersenjata Amerika Serika baik
di Jerman maupun di Fort Bragg, Carolina Utara sehingga sewaktu-waktu bisa
dikirim ke Israel untuk membantu tentara Israel dalam perang ini.
1977: Pada tanggal 25 Desember, Knesset Israel meluluskan hukum anti
missionaris, 5738-1977, yang mendekritkan bahwa kalau ada orang Kristen
non-Yahudi memberikan sebuah Perjanjian Baru kepada seorang Israel, dia bisa
dipenjara sampai 5 tahun.
1978: Pada bulan Maret, tentara Israel memasuki Lebanon Selatan dan menduduki
bentangan tanah 6 mil ke utara perbatasan mereka. Peristiwa ini akibat serangan
kepada Israel dengan terbunuhnya 30 orang penumpang sebuah bus. Dari situ
mereka meluncurkan serangan-serangan bom Cluster tanpa pandang bulu. Serangan
ini mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang Lebanon dan Palestina,
kebanyakan di antara mereka adalah rakyat sipil.
1981: Pada tanggal 10 Juli, kekerasan lagi-lagi meledak di
Lebanon Selatan dan Israel lagi-lagi membombardir Beirut hingga membunuh 450
orang. Menurut Kurt Waldheim, Sekretaris Jenderal PBB, angkatan
udara Israel membombardir sasaran-sasaran Palestina di Lebanon Selatan.
1982: Dari 16 sampai dengan 18 September, Ariel Sharon,
seorang Yahudi Ashkenazi sekaligus orang yang akan menjadi Perdana Menteri
Israel lalu Menteri Pertahanan, dengan hati-hati mengatur invansi Israel ke
Lebanon, yang menyediakan penerangan udara untuk memudahkan pembunuhan antara
1.000 sampai 2.000 wanita dan anak-anak dalam pembantaian Sabra dan Shatilla.
Mereka menyebut operasi ini dalam Yahudi Inggris, "Operasi Kedamaian untuk
Galilee". Sharon lalu mengalihkan perhatiannya ke ibukota Beirut, dan
dalam rangkaian serangan udara terhadap sasaran-sasaran sipil, setidaknya
18.000 rakyat sipil Lebanon dan Palestina terbunuh. Publik diberitahukan alasan invansi illegal terhadap
Lebanon untuk menghentikan serangan-serangan lintas perbatasan oleh para
gerilyawan Palestina di Lebanon Selatan terhadap pemukiman-pemukiman utara
Israel. Bagaimanapun, alasan sesungguhnya baru diketahui ketika penjagalan ini
dihentikan, begitu pemimpin Palestinian Liberation Organisation (PLO,
Organisasi Pembebasan Palestina), Yasser Arafat, yang tinggal di Beirut, kabur
ke Tunisia.
1985: Israel menjalankan "Operasi Hitam" di kapal
pesiar "Achille Lauru", ketika kapal itu berlayar dari Alexandria ke
Port Said, Mesir. Kapal ini dibajak, Israel semakin memperburuk posisinya,
ketika seorang penumpang berkursi roda, seorang Yahudi Amerika, Leon
Klinghoffer, dieksekusi dan dilempar ke luar kapal, menyebabkan seluruh dunia
marah, terutama di Amerika. Lebih jauh lagi, orang-orang Yahudi memastikan hal
ini menjadi berita utama hari itu di seluruh dunia di media cetak dan televisi. Taktik ini dijelaskan dalam buku "Profits of War
(Keuntungan Perang)". Di dalamnya mantan penasehat intelijen khusus untuk
Perdana Menteri Israel, Yitzhak Shamir, Ari Ben-Menashe, menjelaskan bagaimana
intelijen Israel telah mendanai kelompok-kelompok teror Palestina untuk
melakukan serangan kepada sasaran-sasaran Israel, agar dunia terutama Amerika,
bersimpati kepada Israel dan orang-orang Yahudi serta membenci orang-orang
Palestina.
1991: Menyusul invansi Irak terhadap Kuwait pada 2 Agustus 1990, pada 6 januari
1991, Amerika Serikat dan Inggris memulai rentetan pengeboman udara ke
sasaran-sasaran di dalam Irak. Pada 24 Februari, rentetan serangan darat di
mulai yang berlangsung selama 100 jam sampai 28 Februari, ketika sebuah
kejahatan terjadi. Kejahatan ini
adalah pembantaian 150.000 tentara Irak dengan bahan bom udara bahan bakar.
Orang-orang Irak ini melarikan diri lewat jalan tol yang padat dari Kuwait ke
Basrah. Presiden George Herbert Walker Bush memerintahkan pesawat udara Amerika
Serikat dan unit-unit darat untuk membunuh tentara yang menyerah ini, yang
kemudian di buldozer ke dalam kuburan massal tanpa tanda di gurun pasir. Kejadian ini bertepatan dengan jatuhnya Hari Purim (hari
libur Yahudi) pada tahun tersebut. Inilah hari orang-orang Yahudi merayakan
kemenangan mereka atas Babilonia kuno yang sekarang bertempat di dalam
batas-batas Irak, dan hari ketika orang-orang yahudi didorong untuk mendapatkan
pembalasan berdarah terhadap musuh-musuh mereka, yang Purim nyatakan pada
dasarnya adalah semua orang non-Yahudi.
1993: Pada 25 Juli, tentara Israel meluncurkan
"Operasi Pertanggungjawaban" terhadap Lebanon Selatan sebagai
tanggapan terhadap serangan tentara Hizbullah yang membunuh 7 prajurit Israel
di Israel Utara. Serangan Israel ini merupakan rangkaian serangan udara
sepanjang minggu yang membunuh 130 rakyat sipil Lebanon dan 300.000 orang
lainnya terpaksa melarikan diri dari rumah mereka.
1994: Pada 25 Februari, tepatnya pada hari Purim, di Israel,
Dr. Baruch Kappel Goldstein, yang melayani sebagai seorang dokter di Israeli
Defense League (IDF, Liga Pertahanan Israel), dan merupakan keturunan langsung
dari Rabi Shneur Zalman dari Liadi, pendiri gerakan Chabad Lubavitch, memasuki
mesjid cave of the Patriachs (gua para kepala keluarga) saat shalat dan
membunuh 29 orang muslim serta melukai 125 orang lainnya. Dia melakukan ini dengan menembaki mereka dengan sebuah senjata otomatis.
Akhirnya dia kalah jumlah oleh orang-orang yang selamat dan dihajar sampai
mati.
Hanya 2 hari setelah pembantaian Goldstein, Rabi Yaacov
Perrin menyatakan: "Satu
juta orang Arab tidak sebanding dengan kuku jari seorang Yahudi".
1996: dalam rangkaian serangan militer Israel terhadap tentara Hizbullah di
Lebanon Selatan yang disebut "Operation Grapes of Wrath (Operasi Anggur
Kemurkaan)", tentara Israel melancarkan semua roket kepada sebuah ambulans
di Beirut, membunuh 6 orang rakyat sipil, yaitu 2 wanita dan 4 anak-anak. Kurang dari seminggu kemudian, tepatnya pada 18 April,
Israel melakukan "Tragedi yang Mengerikan" lagi ketika mereka dengan
sengaja menembaki sebuah perkemahan perlindungan PBB di desa Qana, Lebanon
Selatan, membunuh 106 rakyat sipil Lebanon yang sedang mengungsi di sana.
Mereka mengungsi ke sana karena tahu tempat itu disetujui menjadi tempat tanpa
pertempuran antara tentara Hizbullah dan Israel yang sedang berperang.
2002: Perdana Menteri Israel, seorang penjahat perang, Ariel
Sharon, memerintahkan genosida Yahudi lainnya dengan pembantaian di perkemahan
pengungsi Jenin di West Bank. Sebagai tanggapan atas pembunuhan ini, Presiden
Bush awalnya menuntut tentara Israel langsung ditarik dari kota-kota Palestina.
Ariel Sharon secara publik menolak melakukannya. Bush pada 18 April 2002
menyatakan hal berikut ini: "Ariel Sharon adalah orang yang damai".
2003: Pada 16 Maret, seorang Amerika berusia 23 tahun,
Rachel Corrie, pergi ke jalur gaza untuk melindungi orang-orang Palestina dari
kejahatan perang Israel yang dilakukan di sana. Dia terbunuh saat berusaha
mencegah penggusuran rumah seorang ahli farmasi Palestina, yang tinggal bersama
isterinya dan 3 anak mereka yang masih kecil. Ketika Corrie berdiri di depan
rumah ini untuk memprotes di depan sebuah Buldozer Caterpillar D9 milik Israeli
Defence Force (IDF), dia dengan sengaja dilindas oleh supir Buldozer itu. Amerika Serikat tidak melakukan apa-apa untuk mengkritik
Israel atas peristiwa ini. Amerika Serikat menerima saja alasan mereka bahwa
ini adalah kecelakaan. Padahal beberapa saksi mata yang tanpa ragu berkata
bahwa tindakan ini disengaja dan bahkan ada bukti foto ketika pembunuhan ini
terjadi di siang hari, Corrie sedang mengenakan jaket orange terang.
2006: Hamas terpilih berkuasa dalam pemilihan umum
Palestina. Israel menuntut agar bantuan dihentikan untuk Palestina, dan
dilakukan dengan taat oleh Amerika Serika, Uni Eropa dan Kanada. Ini untuk
mendukung cita-cita jangka panjang Israel, yaitu genosida seluruh rakyat
Palestina yang menolak meninggalkan Palestina. Mantan Agen Mossad, Victor Ostrovsky, meramalkan bahwa
terjadinya hal ini pada halaman 252 di dalam bukunya "The Other Side of
Deception", yang diterbitkan pada tahun 1994: "Kalau Mossad bisa mengatur agar Hamas (Partai
Perjuangan Sejati Rakyat Palestina) mengambil alih jalan-jalan Palestina dari
PLO, maka rencana itu terbukti benar". Rencana yang dimaksudkannya adalah mendukung
elemen-elemen radikal muslim sehingga para fundamentalis tersebut tidak akan
bisa bernegosiasi dengan Barat. Pada 12 Juli, 2 prajurit Israel menyasar ke wilayah Lebanon dan
ditangkap sebagai tahanan perang oleh tentara Lebanon. Media Yahudi di seluruh
dunia berteriak bahwa mereka diculik, tapi tidak menyebutkan fakta bahwa Israel
telah menangkap dan memenjarakan lebih dari 9.000 orang Palestina tanpa
peradilan. Israel mulai mengebom Lebanon tanpa pandang bulu. Sehubungan dengan 9.000 orang palestina yang dipenjara
tanpa peradilan. Artikel 111 hukum Israel memandatkan bahwa pemerintah boleh
menahan siapapun selama waktu yang tidak terbatas, tanpa peradilan dan tanpa
menyatakan tuntutannya. Ketika media Yahudi
melaporkan konflik antara Israel dan Lebanon ini, mereka tidak menyebutkan
jumlah penganut Kristen di Lebanon yang mencapai 40-45 % dari populasi
penduduknya. Mereka malah menggambar Lebanon sebagai segerombolan teroris
Al-Qaeda muslim yang jahat. Dalam sebulan, lebih dari 1.000 pria, wanita dan
anak-anak Lebanon terbunuh. Ratusan ribu
orang terluka, dan seperempat penduduk negara itu mengungsi.
Perang berakhir dengan
Israel menarik diri, banyak orang Yahudi tidak puas dengan hasil akhir dan
menuduh Perdana Menteri Ehud Olmert kalah dalam perang ini. Bagaimanapun,
ketika dia hadir di hadapan Komite Urusan Asing dan Pertahanan Knesset pada 5
September 2006, dia menyatakan: "Klaim bahwa kita kalah tidak punya landasan, setengah Lebanon
hancur, apakah itu kekalahan?" "Tidak akan pernah ada retorika Hak Asasi Manusia pada orang-orang
Yahudi. Kalau pun ada, itu pasti sebuah kesalahan".
Hak Cipta @ Andrew C. Hitchcock.
kesaksian nyata dan kabar baik !!!
BalasHapusNama saya mohammad, saya baru saja menerima pinjaman saya dan telah dipindahkan ke rekening bank saya, beberapa hari yang lalu saya melamar ke Perusahaan Pinjaman Dangote melalui Lady Jane (Ladyjanealice@gmail.com), saya bertanya kepada Lady jane tentang persyaratan Dangote Loan Perusahaan dan wanita jane mengatakan kepada saya bahwa jika saya memiliki semua persyaratan bahwa pinjaman saya akan ditransfer kepada saya tanpa penundaan
Dan percayalah sekarang karena pinjaman rp11millar saya dengan tingkat bunga 2% untuk bisnis Tambang Batubara saya baru saja disetujui dan dipindahkan ke akun saya, ini adalah mimpi yang akan datang, saya berjanji kepada Lady jane bahwa saya akan mengatakan kepada dunia apakah ini benar? dan saya akan memberitahu dunia sekarang karena ini benar
Anda tidak perlu membayar biaya pendaftaran, biaya lisensi, mematuhi Perusahaan Pinjaman Dangote dan Anda akan mendapatkan pinjaman Anda
untuk lebih jelasnya hubungi saya via email: mahammadismali234@gmail.com
dan hubungi Dangote Loan Company untuk pinjaman Anda sekarang melalui email Dangotegrouploandepartment@gmail.com