"Para bankir-bankir
internasional lewat kegiatan peminjaman modal yang bergerak bebas di bank-bank
konvensional benar-benar telah menghancurkan peradaban manusia di bumi, tempat
di mana anak cucu kita mencari sesuap nasi". Nun jauh di negeri sana, sebuah gelombang kekuatan lahir, yang akan
mencengkeram dunia dari semua sudut. Politk, ekonomi, rekayasa militer,
propaganda, pembunuhan keji, ataupun menghancurkan kehidupan melalui
utang-utang perbankan dan monopoli uang dunia. Fakta lainnya adalah saat ini, 90% orang Yahudi di
dunia adalah keturunan dari Khazar, atau yang lebih sering disebut sebagai
Yahudi Ashkenazi. Orang-orang ini berbohong kepada seluruh dunia bahwa tanah
Israel adalah tanah leluhur mereka, padahal kampung halaman sebenarnya dari
nenek moyang mereka ada di Georgia yang terletak 800 mil dari Israel.
Dan apapun cerita yang telah
kita dengar, pada saat masa inilah sejarah kehancuran peradaban manusia pun
dimulai.
Zaman kelam ini dimulai tepatnya pada tanggal 23
Februari 1744, ketika seorang pria Yahudi Ashkenazi (orang-orang Yahudi dari
ras Turki-Mongolia yang hidup berabad-abad lalu di Kerajaan Khazaria, yang
diintegrasi ke dalam kekaisaran Rusia), bernama Mayer Amschel Bauer, putera
dari Moses Amschel Bauer, dilahirkan di Frankfurt, Jerman. Pria inilah kemudian
yang akan menurunkan Dinasti Rothschild, kekuatan dinasti uang dan propaganda
anti-semit yang berhasil mendirikan Negara Israel di tanah Palestina.
Mayer Amschel Bauer merubah
namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild setelah kembali ke Frankfurt pasca
kematian ayahnya. Sebelumnya dia menetap di
Hanover, Jerman, dan bekerja di sebuah bank. Kembalinya Mayer Amschel
Rothschild ke Frankfurt untuk meneruskan usaha ayahnya yang merupakan seorang
peminjam uang (pemberi kredit) dan pemilik sebuah rumah pembukuan. Pada saat
inilah, Mayer Amschel Rothschild mengendalikan pentingnya "Heksagram
Merah" ayahnya yang digantung di atas pintu masuk, yang melambangkan atau
diterjemahkan menjadi angka 666, yang dibawah instruksi Rothschild akan menjadi
bendera Israel sekitar 2 abad kemudian.
Mayer Amschel Rothschild menikah dengan seorang wanita
Yahudi Ashkenazi yang bernama Gutle Schnaper, puteri dari Wolf Solomon
Schnaper, seorang pedagang kenamaan, Dari pernikahanya ini, dia dikarunia 5
anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Yang
menarik dari Dinasti Rothschild adalah penetapan 6 hukum keluarga, yang
terdapat dalam surat wasiat Mayer Amschel Rothschild setelah dia meninggal,
yaitu: Jabatan kunci
bisnis keluarga dipegang oleh anggota keluarga. Anggota keluarga laki-laki yang
boleh ikut dalam bisnis keluarga. Keluarga Rothschild akan kawin dengan
sepupu-sepupu pertama dan kedua untuk melestarikan kekayaan keluarga Inventaris publik mengenai tanahnya tidak boleh dipublikasikan
Tidak ada tindakan hukum sehubungan dengan nilai warisan. Putera tertua dari
putera tertua menjadi kepala keluarga, dan hanya bisa diubah setelah sebagian
besar anggota keluarga menyetujui hal lainnya.
Dinasti Rothschild di Amerika
1791: Keluarga Rothschild dapat "mengendalikan uang suatu negara"
lewat Alexander Hamilton (utusan mereka di kabinet George Washington), ketika
mereka mengatur sebuah bank sentral di Amerika Serikat yang disebut "First
Bank of the United States". Bank ini didirikan dengan sebuah piagam 20
tahun. Kondisi ini jelas berhubungan erat dengan pernyataan Mayer Amschel
Rothschild pada tahun 1790: "Cuma saya yang menerbitkan dan mengendalikan uang
suatu negara dan saya tidak peduli siapa yang menulis hukumnya".
1811: Setelah 20 tahun, piagam Bank of the United States milik Keluarga
Rothschild kadaluwarsa dan suara yang dipungut di Konggres menentang
pembaruannya. Hal tersebut membuat Nathan Mayer Rothschild (anak ke-4 Mayer
Amschel Rothschild) mengeluarkan ancaman untuk memberi pelajaran kepada
orang-orang Amerika dan membuat status mereka menjadi kolonial lagi.
1812: Dengan didukung oleh uang Rothschild dan perintah
dari Nathan Mayer Rothschild, Inggris menyatakan perang terhadap Amerika
Serikat. Tujuan penyerangan ini untuk membuat Amerika Serikat terlilit utang
yang besar sehingga menyerah kepada Inggris dan piagam Bank of the United
States kembali diperbarui. Namun karena Inggris masih sibuk melawan Napoleon,
mereka tidak bisa mengalahkan Amerika, dan perang pun berakhir pada tahun 1814
dengan Amerika tidak terkalahkan.
1816: Konggres Amerika meluluskan sebuah rancangan
undang-undang yang mengizinkan satu bank sentral yang dikuasai Rothschild, yang
kemudian terkenal dengan sebutan "Second Bank of the United States",
dengan sebuah piagam yang berlaku selama 20 tahun.
Setelah 12 tahun kemudian,
Second Bank of the United States membuat rakyat Amerika muak karena praktek
manipulasi ekonomi dengan meraih keuntungan besar dan merugikan rakyat,
sehingga musuh-musuh bank ini menominasi Senator Andrew Jackson untuk Tennessee
agar mencalonkan diri menjadi presiden. Sialnya bagi Keluarga Rothschild,
Jackson memenangkan pencalonan presiden dan mulai memecat 2.000 orang dari
11.000 pegawai Pemerintah Federal, sebagai aksi melawan bank Rothschild.
1832: Perlawanan Presiden Jackson semakin terlihat, Second
Bank of the United States yang dikuasai Rothschild meminta Konggres meluluskan
pembaruan piagam, 4 tahun lebih cepat. Konggres menyetujui usulan tersebut yang
menyebabkan Presiden Jackson memveto rancangan undang-undang tersebut.
Pada bulan Juli tahun yang
sama, Presiden Jackson maju untuk kedua kalinya pada pencalonan presiden
Amerika. Di sisi lain, Keluarga Rothschild yang memusuhinya selama masa
kampanye pemilihan presiden, menghabiskan lebih dari 3.000.000 Dollar untuk
membantu Senator Henry Clay dari Partai Republik untuk mengalahkan Jackson,
Meski kemudian, Presiden Jackson memenangkannya dengan selisih suara yang amat
banyak pada November 1832. Setelah terpilih, Presiden Jackson mulai memindahkan
deposito pemerintah dari Second Bank of the United States ke bank-bank yang
langsung dipimpin oleh bankir-bankir mandiri. Peristiwa ini menjadi sejarah
penting bagi Amerika karena Presiden Jackson adalah satu-satunya Presiden yang
pernah lunas membayar utang, dengan menebus angsuran terakhir utang negara.
1835: Perseteruan antara Presiden Jackson dan Keluarga
Rothschild, mengakibatkan aksi pembunuhan terhadap presiden. Tapi ajaib, kedua
pistol si pembunuh meleset. Belakangan Presiden Jackson mengklaim tahu bahwa
Keluarga Rothschild bertanggung jawab atas usaha pembunuhan tersebut. Bahkan si
pembunuh bayaran, Richard Lawrence, yang dianggap tidak bersalah dengan alasan
gangguan jiwa, belakangan membual bahwa orang-orang kuat di Eropa yang telah
menyewa dia dan berjanji akan melindunginya kalau dia tertangkap.
1836: Presiden Andrew Jackson berhasil melempar bank
sentral Rothschild keluar dari Amerika, setelah berakhir dan tidak diperbarui
kembali piagam bank tersebut. Seiring perjalanan waktu, Dinasti Rothschild
memiliki hasrat untuk menguasai kembali Amerika, ditandai dengan perkembangan
bisnis katun antara kaum ningrat Amerika Selatan dan Pabrik katun di Inggris. Katun itu diangkut dari Amerika ke Perancis dan Inggris
dengan kapal-kapal milik Rothschild.
1860: Keluarga Rothschild juga secara hati-hati memanipulasi penduduk dengan
berkonspirasi dengan politisi-politisi setempat yang mereka genggam. Hal ini
menyebabkan pemisahan diri Carolina Selatan pada Desember 1860. Hanya beberapa minggu
kemudian, 6 negara bagian lain bergabung dengan konspirasi melawan Serikat dan
membentuk sebuah negara pecahan "Confederate States of Amerika (Amerika
Sekutu)" dengan Jefferson Davis sebagai presidennya. Inilah awal dari
perseteruan Selatan dan Utara Amerika, buah dari hasil propaganda Keluarga
Rothschild.
1861: Propaganda Dinasti Rothschild terus berlanjut, bahkan setelah Presiden
Abraham Lincoln dilantik. Mereka memberikan pinjaman kepada Napoleon III
Prancis (sepupu Napoleon dari perang Waterloo) sebesar 210 juta franc untuk
merampas Meksiko, lalu memangkalkan pasukan di sepanjang perbatasan Selatan
Amerika Serikat, mengambil keuntungan dari perang saudara Amerika. Sementara
itu, Inggris menyusul dengan menggerakkan 11.000 pasukan ke Kanada dan menempatkan
pasukan mereka di sepanjang perbatasan utara Amerika. Presiden Lincoln tahu dia
berada dalam masalah, bersama Sekretaris Bendahara, Salomon P. Chase, mereka
berangkat ke New York untuk mengajukan pinjaman yang dibutuhkan untuk mendanai
Departemen Pertahanan Amerika. Keluarga Rothschild kemudian memberikan
instruksi kepada bank-bank Amerika yang dibawah kontrol mereka, untuk
menawarkan pinjaman dengan bunga 24 % sampai 26 %. Presiden Lincoln pun menolak
ini seperti yang mereka duga dan kembali ke Washington.
1863: Tsar Rusia, Alexander II (1855-1881), yang juga memiliki masalah dengan
Keluarga Rothschild karena menolak tawaran terus-menerus untuk mendirikan bank
sentral di Rusia, memberikan bantuan tak terduga kepada Presiden Lincoln. Sang
Tsar membuat perintah, jika Inggris dan Perancis terlibat aktif dan campur
tangan dalam perang saudara Amerika dengan membantu Selatan, Rusia akan memihak
Presiden Lincoln. Lalu Sang Tsar mengirim sebagian dari Armada Pasifiknya untuk
berlabuh di San Fransisco dan sebagian lainnya berlabuh di New York. Dalam
kurun waktu ini juga, Keluarga Rothschild menggunakan salah seorang dari
keluarga mereka sendiri di Amerika, John D. Rockefeller (salah seorang
Rothschild lewat garis darah perempuan), untuk membentuk bisnis minyak bernama
"Standard Oil" yang pada akhirnya mengalahkan semua pesaingnya.
1865: Tepatnya pada tanggal 14 April, atau setelah 41 hari setelah pelantikannya
yang kedua, Presiden Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth di Ford's Theater.
Dia meninggal akibat lukanya, kurang dari 2 bulan sebelum perang saudara
Amerika berakhir.
Lebih dari 70 tahun kemudian, cucu perempuan Booth
yang bernama Izola Forrester, memberikan bocoran di dalam bukunya tentang
Booth, "This One Mad Act", bahwa Booth dipesan melakukan pembunuhan
ini oleh orang-orang kuat di Eropa (Keluarga Rothschild). Pernyataan ini
dikuatkan oleh seorang Jaksa Kanada bernama Gerald G. Mcgeer yang mengatakan,
bahwa pembunuhan Lincoln dilakukan oleh bankir-bankir internasional (sebutan
untuk Keluarga Rothschild karena setengah kekayaan dunia mereka kuasai dari
pusat-pusat perbankan yang mereka miliki di seluruh dunia). Menyusul satu masa
latihan singkat di Bank London, Keluarga Rothschild, Jacob Schiff (seorang
Rothschild yang lahir di rumah mereka di Frankfurt) tiba di Amerika pada usia
18 tahun dengan instruksi dan uang yang diperlukan untuk membeli sebagian usaha
rumah perbankan di sana. Tujuannya adalah:
Mendapatkan kendali
sistem uang Amerika dengan mendirikan sebuah bank sentral. Mencari orang-orang
yang akan menjadi antek-antek "Illuminati" dan mempromosikan mereka
ke posisi tinggi di Pemerintah Federal, Konggres, Mahkamah Agung dan semua
badan Federal. Membuat kelompok minoritas cekcok di seluruh penjuru negeri,
khususnya isu perseteruan kaum kulit putih dan hitam. Membuat gerakan untuk
menghancurkan agama di Amerika Serikat dengan Kristen sebagai sasaran utama.
1869: Dalam kaitan persekongkolan ini, menarik untuk dicermati pernyataan Rabi
Reichorn di pemakaman Rabi Besar Simeon Ben-Iudah: "Berkat kekuatan
dahsyat bank-bank internasional kita, kita telah memaksa orang Kristen
berperang tanpa jumlah. Perang punya nilai istimewa bagi orang Yahudi, karena
orang Kristen saling membantai sehingga ada ruang lebih luas bagi kita orang
Yahudi. Perang adalah panen Yahudi, dan bank-bank Yahudi menjadi gemuk saat
orang Kristen berperang. Lebih dari 100 juta orang Kristen telah tersapu dari
muka bumi berkat perang, dan ini belum berakhir".
1871: Seorang Jenderal Amerika bernama Albert Pike, yang
telah terbujuk ikut "illuminati" oleh Guiseppe Mazzini (seorang
pemimpin revolusioner Italia, yang dipilih oleh "Illuminati" untuk
memimpin program revolusioner mereka di seluruh dunia), menyelesaikan cetak
biru militernya untuk 3 perang dunia dan berbagai macam revolusi di seluruh
penjuru dunia. Perang Dunia Pertama, dipecahkan untuk menghancurkan Tsar di
Rusia, sebagaimana dijanjikan oleh Nathan Mayer Rothschild pada 1815. Perang
Dunia Kedua, digunakan untuk menyulut kontroversi antara Fasisme dan Zionisme
politis dengan penindasan Yahudi di Jerman. Ini adalah unsur terpenting untuk
membawa kebencian terhadap orang-orang Jerman. Dan Perang Dunia Ketiga,
dimainkan dengan menggerakkan kebencian terhadap dunia Muslim demi mengadu
dunia Islam dan Zionis politik. Albert Pike sendiri adalah Komandan Besar
Kedaulatan untuk Yurisdiksi Selatan Scottish Rite of Freemasonry pada tahun
1859, yang merupakan Freemason terkuat di Amerika.
1880: Utusan-utusan Rothschild mulai menyulut rangkaian
pembasmian ras di Rusia, Polandia, Bulgaria dan Rumania. Pembasmian-pembasmian
ini mengakibatkan dibantainya ribuan orang Yahudi, menyebabkan sekitar 2 juta
orang melarikan diri ke New York, Chicago, Philadelphia, Boston dan Los
Angeles. Namun, beberapa orang yang dibantu dengan uang Rothschild mulai
bermukim di Palestina. Alasan-alasan pembantaian-pembantaian ini adalah
menciptakan sebuah basis Yahudi yang besar di Amerika. Lalu mereka dididik
untuk memberikan suara Demokrat. Dan sekitar 20 tahun kemudian, orang-orang
terdepan Rothschild seperti Woodrow Wilson terpilih ke kursi presiden untuk
menjalankan perintah Keluarga Rothschild.
Di Amerika, kekuatan Dinasti Rothschild juga menembus
dunia jurnalisme. Ini tergambar jelas dari pernyataan John Swinton, seorang
jurnalis ulung, yang marah dalam sebuah jamuan makan karena seseorang
mengajaknya bersulang untuk kebebasan pers: "Saat
ini dalam sejarah dunia, di Amerika tidak ada yang namanya kebebasan pers.
Kalian tahu itu dan saya tahu itu. Tidak ada satu pun di antara kalian yang
berani menulis pendapat kalian dengan jujur, dan kalau kalian melakukannya,
kalian sudah tahu bahwa pendapat itu tidak akan pernah dicetak. Saya dibayar
perminggu untuk menjauhkan pendapat jujur saya dari koran tempat saya bekerja.
Kalian juga ada yang dibayar dengan harga serupa untuk hal-hal seperti itu, dan
siapa pun di antara kalian yang dengan bodohnya menulis pendapat jujur akan
terlantar di jalanan mencari pekerjaan baru. Kalau saya membiarkan pendapat
jujur saya muncul di salah satu terbitan koran saya, sebelum 24 jam pekerjaan
saya sudah melayang. Tugas para jurnalis adalah menghancurkan kebenaran,
berdusta sama sekali, menyesatkan, memfitnah, menjilat kaki dewa kekayaan dan
menjual negara dan rasnya demi sesuap nasi sehari-hari. Kalian tahu itu dan
saya tahu itu, dan kebodohan apa ini mengajak kita bersulang bagi kebebasan
pers? Kita adalah alat-alat pengikut orang-orang kaya di balik panggung. Kita
adalah dongkrak, mereka menarik benang lalu kita menari. Bakat kita,
kemungkinan kita, dan hidup kita semua, adalah milik orang lain. Kita adalah
pelacur intelektual".
1907: Seorang Rothschild, Jacob Schiff, kepala Kuhn Loeb
and Co., dalam sebuah pidato kepada Dewan Perniagaan New York, memperingatkan:
"Kalau kami tidak mendapatkan sebuah bank sentral dengan kendali yang
cukup atas sumber kreditnya, negara ini akan mengalami kepanikan uang yang
paling parah dan luas jangkauannya dalam sejarah". Mendadak Amerika terjebak di tengah-tengah krisis finansial yang dikenal
sebagai "Panik 1907". Krisis tersebut lalu melumatkan kehidupan
jutaan orang Amerika.
1912: George R. Conroy, dalam majalah Truth terbitan Desember, menggambarkan
Jacob Schiff sebagai ahli strategi keuangan. Dia bahu-membahu bersama Kelurga
Harriman, Keluarga Gould dan Keluarga Rockefeller di semua perusahaan rel
kereta api dan telah menjadi kekuatan dominan dalam bisnis rel kereta api dan
kekuatan finansial Amerika. Jacob Schiff juga mendirikan ADL atau
Anti-Demafation League (Liga Anti-Penistaan) sebagai cabang B'nai n B'rith
(didirikan oleh orang-orang Yahudi di New York City sebagai sebuah kelompok
lokal Mason) di Amerika Serikat. Organisasi ini diciptakan untuk
mengidentifikasi orang-orang yang menentang tindakan-tindakan ilegal
orang-orang elit Yahudi atau konspirasi global Rothschild sebagai "Anti-Semit"
dan menentang ras Yahudi secara keseluruhan.
1913: Tepatnya tanggal 31 Maret, J. P Morgan (penguasa Wall
Street) meninggal. Dia dikira sebagai orang terkaya di Amerika, tapi wasiatnya
mengungkapkan bahwa dia hanya memiliki 19 % perusahaan J. P Morgan. Sedangkan
81 % sisanya dimiliki oleh Keluarga Rothschild. Pada tahun yang sama,
orang-orang Yahudi mendirikan bank sentral terakhir di Amerika yang masih
berdiri sampai sekarang ini, yaitu "Federal Reserve atau Bank Cadangan
Negara", untuk mendapatkan dukungan dari publik, mereka dengan kurang ajar
menyatakan bahwa sebuah bank sentral yang bisa mengekang inflasi dan depresi.
Padahal, bank sentral didirikan untuk memanipulasi asupan uang untuk
menyebabkan inflasi dan depresi. Penting untuk dicatat, bahwa Federal Raserve
atau Bank Cadangan Negara adalah perusahaan swasta, bukan Federal dan tidak
punya cadangan apapun. Dan diperkirakan bahwa labanya melebihi 150 miliar
Dollar pertahun, tapi Federal Reserve tidak pernah sekalipun dalam sejarah
menerbitkan laporan keuangannya. Beberapa bukti
telah tersingkap tentang siapa sebenarnya yang memiliki Federal Reserve, yaitu
bank-bank berikut ini: Rothschild Bank
of London,
Warburg Bank of Hamburg, Rothschild Bank of Britain, Lehman Brothers of New York, Lazard Brothers of Paris, Kuhn Loeb Bank
of New York,
Israel Moses Seif Banks of Italy, Goldman Sachs of New York, Warburg Bank of Amsterdam, Chase Manhattan Bank of New York. Semua ini adalah Bank Rothschild.
1919: Pada tanggal 30 Mei, sebuah pertemuan tambahan dari
"Konferensi Perdamaian Versailles" diadakan di Hotel Majestic di
Paris. Di sana diputuskan bahwa sebuah organisasi akan didirikan untuk
memberikan nasehat (mengendalikan) apa yang dilakukan pemerintah. Lembaga ini
disebut "Institute of International Affairs (Lembaga Urusan
Internasional)", yang akan bermetamorfosis menjadi 2 cabang: Royal
Institute of International Affairs (RIIA) di Inggris pada tahun 1920, dan
Council on Foreign Relations (CFR) di Amerika Serikat pada tahun 1921. Menariknya, tuan rumah Konferensi Perdamaian
Versailles dan ketua pertemuan tambahan dari konferensi ini adalah Baron Edmond
de Rothschild. Baron Edmond de Rothschild adalah anak termuda dari Jacob
(James) Mayer Rothschild (putera bungsu dari Mayer Amschel Rothschild), hasil dari
pernikahannya dengan dengan kopanakannya sendiri, Betty von Rothschild, anak
perempuan Salomon Mayer Rothschild (Putera ke-3 dari Mayer Amschel Rothschild).
Di samping itu, munculnya
CFR (Council of Foreign Relations atau Dewan Hubungan Luar Negeri) di Amerika
di bawah perintah Jacob Schiff, yang didirikan oleh orang Yahudi Ashkenazi,
yaitu Bernard Baruch dan Kolonel Edward Mandell House. Keanggotaan CFR pada
awalnya sekitar 1.000 orang di Amerika Serikat. Keanggotaan ini termasuk
bos-bos industri di Amerika, semua bankir internasional berbasis Amerika dan
kepala semua yayasan mereka yang bebas pajak. Pada dasarnya mereka adalah semua
orang yang memberikan modal yang diperlukan bagi siapa pun yang ingin
mencalonkan diri untuk kursi Konggres, Senat atau Presiden. Tugas pertama CFR
adalah mendapatkan kendali pers. Tugas ini diberikan kepada John D. Rockefeller
yang mendirikan sejumlah majalah berita nasional seperti Life and Time.
Rockefeller mendanai Samuel Newhouse (seorang Yahudi) untuk membeli dan mendirikan
secara besar-besaran serentetan surat kabar di seluruh penjuru negeri. Dia juga
mendanai orang Yahudi lainnya, Eugene Meyer, yang akan membeli banyak
penerbitan seperti Washington Post, Newsweek dan The Weekly Magazine.
Federal Reserve atau Bank Cadangan
Negara mengklaim bahwa mereka akan melindungi negara terhadap inflasi dan
depresi. Namun antara tahun 1929 dan 1933, mereka mengurangi asupan uang sampai
33 %. Bahkan Milton Friedman, pakar ekonomi pemenang penghargaan nobel,
menyatakan hal berikut ini dalam sebuah wawancara radio pada Januari 1996: "Federal
Reserve jelas menyebabkan depresi besar yang menyusutkan jumlah uang yang
beredar sampai sepertiganya dari 1929 sampai 1933". Di saat depresi besar ini terjadi, jutaan Dollar
Amerika dihabiskan untuk membangun ulang Jerman akibat kerusakan yang diderita
selama Perang Dunia I, untuk persiapan Keluarga Rothschild berikutnya yaitu
Perang Dunia II. Menariknya, uang yang dipompakan ke Jerman untuk membangunnya
sebagai persiapan Perang Dunia II masuk ke bank-bank German Thyssen yang
berafiliasi dengan kelompok Harriman yang dikendalikan oleh Keluarga Rothschild
di New York. Antara tahun
1930 dan 1935, Elizabeth Donnan menerbitkan bukunya yang terdiri dari 4 jilid,
"Document Illustrative of the History of the Slave Trade to America
(Dokumen Bergambar tentang Sejarah Perdagangan Budak ke Amerika)". Buku
ini menunjukkan bahwa orang Yahudi mendominasi perdagangan budak Afrika ke
Amerika dan setidaknya 15 kapal yang digunakan untuk mengangkut para budak dimiliki
oleh Yahudi, beberapa di antaranya sangat erat berkaitan dengan Keluarga
Rothschild. Untuk menipu pihak berwenang bahwa tidak ada orang Yahudi yang
terlibat, mereka sering mengganti semua kru dan kapten non-Yahudi.
1936: Pada 3 Oktober, seorang pejabat Konggres dari Partai
Republik, Louis T. McFadden, Ketua House Banking and Currency Committee (Komite
Rumah Perbankan dan Mata Uang) diracun sampai mati. Ini adalah usaha pembunuhan
ketiga terhadap dirinya. Sebelumnya dia pernah selamat dari keracunan dan
ditembak dengan senjata api. McFadden adalah pengkritik setia Federal Reserve
dan kelompok kriminal Yahudi yang ada dibaliknya. Di Bretton Woods, New
Hampshire, IMF dan Bank Dunia (awalnya disebut International Bank for
Reconstruction and Development atau IBRD – nama Bank Dunia baru diadopsi mulai
1975) disetujui dengan keikutsertaan penuh Amerika Serikat. IMF diberikan kuasa
untuk menerbitkan sebuah uang perintah dunia yang bernama "Special Drawing
Rights (Hak Tarik Istimewa) atau SDR's". Negara-negara anggota pada
akhirnya akan ditekan untuk membuat mata uang mereka sepenuhnya bisa ditukar
dengan SRD's. IMF dikendalikan oleh Dewan Gubernurnya, yang juga merupakan
kepala bank-bank sentral yang berbeda atau kepala departemen-departemen
bendahara bermacam-macam negara yang dikuasai oleh bank-bank sentral mereka.
Kekuatan pemungutan suara di IMF juga memberikan Amerika Serikat dan Inggris
(Federal Reserve dan Bank of England – kedua-duanya dikuasai Kelurga
Rothschild) kendali penuh atas dirinya.
1948: Pada musim semi tahun ini Keluarga Rothschild menyogok
Presiden Harry S. Truman (Presiden ke-33 Amerika Serikat, 1945-1953) untuk
mengakui Israel sebagai negara berdaulat dengan 2 juta Dollar yang mereka
berikan padanya untuk rangkaian kampanyenya. Pada tengah malam 14 Mei 1948,
negara Israel secara resmi diproklamirkan di Tel Aviv, sebelas menit kemudian
Presiden Truman menyatakan Amerika Serikat sebagai negara asing pertama yang
mengakuinya.
1963: Pada 22 November, Presiden John F. Kennedy dibunuh
oleh Keluarga Rothschild. Mungkin di antara alasan yang utama dibunuhnya
Kennedy adalah fakta bahwa dia memastikan kepada Perdana Menteri Israel, David
Ben-Gurion, bahwa dalam keadaan apapun dia tidak akan setuju Israel menjadi
negara nuklir. Surat kabar Israel, Ha'aretz, pada tanggal 5 February 1999 dalam
sebuah ulasan tentang sebuah buku Avner Cohen yang berjudul "Israel and
the Bomb", menyatakan: "Pembunuhan Presiden Amerika John F. Kennedy
mendadak mengakhiri tekanan besar yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika
terhadap Pemerintah Israel untuk menghentikan program nuklir. Buku ini
menyiratkan bahwa kalau Kennedy tetap hidup, diragukan apakah Israel dewasa ini
bisa membuat nuklir".
1973: Pada 15 April, Senator Demokrat dari Arkansas, J.
William Fulbright, menyatakan hal berikut ini di televisi CBS, sehubungan
dengan kekuatan Yahudi di Amerika: "Senat Amerika
Serikat tunduk kepada Israel, Israel mengendalikan Senat. Ini sudah sangat
sering ditunjukkan, dan inilah yang membuat pemerintah kesulitan". Pada
tahun ini juga, George J. Laurer, seorang pegawai IBM yang dikendalikan oleh
Keluarga Rothschild, menciptakan UPC (Universal Product Barcode) yang pada
akhirnya akan dipasang pada setiap barang yang diperdagangkan di seluruh dunia
dan membawa nomor 666 (Heksagram Merah Mayer Amschel Rothschild).
1993: Mantan penjabat Konggres Paul Findley, menerbitkan
bukunya yang berjudul "Deliberate Deceptions: Facing the Fact About the
U.S-Israeli Relationship (Muslihat yang Disengaja: Menghadapi Fakta tentang
Hubungan AS-Israel)". Di dalam buku ini
dia menulis daftar 65 Resolusi Anggota PBB yang menentang Israel dari periode
1955 sampai 1992, dan Amerika Serikat memveto 30 Resolusi demi Israel. Kalau AS
tidak membuat veto, ada 95 Resolusi yang menentang Israel. Namun, 65 Resolusi
yang menentang Isarel tersebut, berjumlah lebih banyak dari semua Resolusi yang
diluluskan untuk menentang negara-negara lain jika digabungkan sekaligus.
Israel tidak peduli dengan pandangan PBB, jika anda mau mempertimbangkan bukti
yang pernah ada, bahwa kurang dari 2 minggu setelah serangan Israel terhadap
USS Liberty (serangan yang dirancang untuk mengkambinghitamkan Mesir, sehingga
AS terdorong untuk berperang melawan Mesir), Menteri Luar Negeri Israel, Abba
Eban, membuat pernyataan tentang PBB, sebagaimana yang dilaporkan The New York
Times pada 19 Juni 1967: "Kalau pun
General Assembly (Majelis Umum) memungut suara sampai 121 suara berbanding 1
mendukung Israel kembali ke garis gencatan senjata (perbatasan pra-Juni 1967),
Israel akan menolak tunduk terhadap keputusan tersebut". "Mereka adalah
peminjam uang dan kontraktor utang besar di dunia. Konsekuensinya adalah
negara-negara di dunia mengerang diinjak sistem-sistem pajak dan utang negara
yang besar. Mereka adalah musuh terbesar bagi kebebasan". (Lord
Harrington)
1995: Pada 21 Oktober, mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky, yang menerbitkan 2
buku yang memaparkan kegiatan-kegiatan Mossad, muncul di acara pagi televisi
Kanada, Canada AM, bersama jurnalis Israel bernama Yosef Lapid, mantan Kepala
Televisi Israel, via hubungan satelit. Yosef Lapid memanggil Mossad untuk
mencari Ostrovsky di Kanada untuk membunuhnya, karena telah menulis 2 buku yang
membocorkan kegiatan mereka ini. Karena Mossad Israel tidak bisa membunuh
Ostrovsky di Kanada tanpa menyebabkan insiden diplomatis. Yosef Lapid
mengatakan secara langsung di acara itu, bahwa: "Saya harap ada seorang Yahudi yang baik di Kanada
yang mau melakukan tugas itu untuk kita". Ostrovsky memutuskan untuk menuntut Yodef Lapid di
Pengadilan Kanada karena menghasut publik untuk membunuhnya. Namun, Ostrovsky
tidak bisa menemukan pengacara satu pun di Kanada yang mau mengambil kasus itu.
1996: Pada 12 Mei, Duta Besar PBB sekaligus seorang Yahudi
Ashkenazi, Madeleine Albright, ketika muncul di program 60 minutes, ditanya
oleh Koresponden Lesley Stahl, sehubungan dengan tahun-tahun Amerika Serikat
memimpin sanksi ekonomi terhadap Irak: "Kami telah mendengar bahwa
setengah juta anak meninggal. Maksudku, itu lebih banyak dari anak yang
meninggal di Hiroshima. Lalu, anda tahu, bahwa harga itu sepadan?" Jawaban
Duta Besar Madeleine Albright adalah: "Menurut saya itu pilihan yang
sangat sulit, tapi harga itu sepadan". Komentarnya tersebut tidak menimbulkan protes dari publik. Sesungguhnya,
Holocaust setengah jutan Irak secara positif dikagumi oleh Pemerintah Amerika
Serikat. Karena kurang dari 8 bulan kemudian, Presiden Bill Clinton menunjuk
Madeleine Albright sebagai Menteri Luar Negeri. Pada siaran Larry King Live
pada bulan April 1996, aktor Marlon Brando membuat pernyataan: "Hollywood dipimpin oleh orang-orang Yahudi.
Hollywood dimiliki oleh orang-orang Yahudi, dan mereka harus punya sensitivitas
tentang persoalan yang diderita oleh orang lain, akibat apa yang telah mereka
eksploitasi kepada orang-orang itu".
Akibat pernyataan ini,
Jewish Defense League (Liga Pertahanan Yahudi) langsung meminta agar Marlon
Brando dibuang dari Hollywood Walk of Fame. Tapi, karena takut diprotes publik,
Hollywood Chamber of Commerce (Majelis Perdagangan Hollywood) menolak
melakukannya. Pada tahun yang sama, beberapa kejadian penting juga mewarnai
kehidupan Amerika, di antaranya: Washington Post melaporkan bahwa intelijen Amerika
Serikat telah menyadap sebuah percakapan. Di dalam percakapan tersebut, dua
Pejabat Israel membahas kemungkinan mendapatkan surat rahasia yang telah
ditulis oleh Sekretaris Bendahara Luar Negeri waktu itu, Warren Christopher,
kepada Pemimpin Palestina, Yasser Arafat. Duta Besar Amerika Serikat untuk
Israel, Martin Indyk, mengeluh secara pribadi kepada Pemerintah Israel tentang
pengawasan tidak bijaksana yang dilakukan oleh Badan Intelijen Israel. Agen-agen Israel memasang penyadap pada telepon
seorang Yahudi Ashkenazi sekaligus anak seorang Rabi, Monica Lewinsky, di
Watergate dan mereka menyadap sesi seks telepon antara wanita itu dan Presiden
Bill Clinton. Laporan Ken Starr menegaskan bahwa Clinton memperingatkan
Lewinsky bahwa percakapan mereka direkam, dan kemudian Clinton mengakhiri
perselingkuhan tersebut.
Kofi Annan menjadi Sekretaris
Jenderal PBB yang bermarkas di New York City. Isterinya adalah Nane Lagergren,
seorang Rothschild dari Swedia, yang dinikahi pada tahun 1984. Di Los Angeles, sebuah penyelidikan narkoba besar
tingkat lokal, telah membuat daerah dan negara menjadi bermasalah. Tersangka
dalam penyelidikan ini adalah jaringan kejahatan Israel yang beroperasi di New
York, Miami, Las Vegas, Kanada, Israel dan Mesir. Jaringan kejahatan Israel ini
terlibat dalam pengedaran narkoba dan ekstasi, begitu juga penipuan kartu kredit
dan komputer yang rumit terhadap golongan pekerja kantoran. Yang mengagetkan
para opsir penyelidikan, orang-orang Israel yang diselediki ternyata mengawasi
pager/beeper, ponsel bahkan telepon rumah para penyelidik. Para penyelidik kemudian mencari tahu dari mana informasi
ini mungkin berasal. Mereka segera mengetahui bahwa ini bersangkutan dengan
Firma Israel AMDOCS yang hampir memonopoli jasa rekening telepon di Amerika
Serikat. Dan ketika mereka memeriksa hasil telepon mereka sendiri tentang
bagaimana mereka disadap, mereka menemukan bahwa kontraktor utama mereka adalah
Converse Infoys, Firma Israel lainnya yang bekerja dekat dengan Pemerintah
Israel.
1998: Pada 31 Oktober, berdasarkan instruksi dari kelompok
PNAC (Project for a New American Century – Proyek untuk Abad Amerika Baru),
Presiden Bill Clinton menandatangani Hukum H. R. 4655, yaitu "Iraq
Liberation Act (Undang-Undang Pembebesan Irak)" yang mendukung usulan
perubahan rezim di Irak. Bagaimana pun, sejarah memberi tahu kita kelompok PNAC sebenarnya tidak
kreatif. Memang, pada Februari 1990, seorang Sayan Mossad di New York
menjejalkan suatu cerita palsu ke ABC Television bahwa Saddam Husein punya
pabrik uranium di Irak untuk menarik perhatian atas "Senjata Pemusnah
Masal" Saddam Husein, satu tahun sebelum perang Amerika di Irak.
2000: Pada bulan April, Jacob "Cookie" Orgad,
sebagai mantan agen Mossad ditangkap karena menjalankan salah satu operasi
penyelundupan ekstasi terbesar dalam sejarah Amerika. Operasi ini mengantarkan ratusan juta Dollar dalam bentuk narkoba illegal
yang diproduksi di Belanda, ke kota-kota di seluruh Amerika Serikat. Di Argentina, IMF mengharuskan negara ini mengurangi
defisit anggaran pemerintah dari 5,3 miliar Dollar pada saat itu menjadi 4,2
miliar Dollar pada tahun berikutnya, 2001, yang menyebabkan pengangguran di
Argentina sebesar 20 % penduduk usia kerja. Lalu mereka menambah tuntutannya
menjadi defisit harus dihapuskan. IMF menawari Argentina beberapa gagasan untuk
mencapai ini, dengan mengurangi program ketenagakerjaan darurat pemerintah dari
200 Dollar perbulan menjadi 160 Dollar sebulan. Mereka juga meminta pemotongan gaji 12 % – 15 % bagi
pegawai negeri dan pemotongan pensiun bagi orang tua sebanyak 13 %. Keduanya
berdampak bagi banyak orang. Pada Desember 2001, orang-orang Argentina kelas
menengah (secara harfiah) muak berburu di jalanan mencari sampah untuk dimakan.
Mereka mulai rusuh dan membakar Buenos Aires.
2001: Puncak tragedi di Amerika terjadi pada 11 September, yaitu serangan
terhadap WTC (World Trade Center) dan Pentagon yang disusun dengan hati-hati
oleh Israel dengan keterlibatan Inggris dan Amerika, dibawah perintah Keluarga
Rothschild. Kejadian ini mereka lakukan untuk mengkambinghitamkan Muslim
sebagai "Teroris". Ini adalah babak pertama untuk memicu Dunia Barat
agar berperang dengan Dunia Arab, demi Yahudi. Dan perang melawan teroris di
negara-negara Muslim pun dimulai. Mereka
menggunakan serangan-serangan ini untuk mendapatkan kendali atas beberapa
negara di dunia yang tidak mengizinkan bank-bank sentral Rothschild. Dengan
demikian, kurang dari sebulan setelah kejadian ini, Amerika Serikat menyerang
Afghanistan, satu dari hanya tujuh negara pada saat itu di dunia yang tidak
memiliki bank sentral yang dikendalikan oleh Rothschild. Negara ini didominasi
penduduk Muslim yang menolak ikut serta dalam sistem simpan-pinjam uang (Riba),
sesuatu yang telah membuat orang-orang Israel gusar selama ratusan tahun.
Kurang dari seminggu setelah
serangan 11 September, tepatnya pada 5 September 2001, orang yang katanya Ketua
Pembajak, Mohamed Atta, dan beberapa pembajak lainnya melakukan kunjungan ke
salah satu perahu kasino seorang pelobi pro-Israel, seorang Yahudi Ashkenazi
bernama Jack Abramoff. Tidak ada penyelidikan dilakukan tentang apa yang mereka
lakukan di sana. Menariknya, 7 orang dari 19 orang (yang katanya) pembajak yang
disalahkan melakukan serangan pada 11 September, ternyata masih hidup. Beberapa orang malahan muncul di Kedutaan Besar Amerika
Serikat di negara-negara Arab. Pada
serangan 11 September juga, terdapat 5 orang Israel yang menyamar dalam pakaian
Arab ditangkap karena menari dan bersorak sambil merekam menara WTC yang
runtuh. Disewa oleh Urban Moving System (Sistem Perpindahan Kota), sebuah
daerah Mossad Israel, orang-orang Israel ini tertangkap punya banyak paspor,
satu van teruji positif mengandung peledak dan banyak uang tunai. Akibat
penangkapan ini, Walikota Yerussalem (yang akan menjadi Perdana Menteri
Israel), Ehud Olmert, secara pribadi menelepon Walikota New York City, Rudi
Giuliani, menyatakan bahwa orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan
serangan teroris, dan hanya sedang sedikit bersenang-senang.
Dua dari lima orang Israel ini belakangan terungkap
ternyata Mossad, bertentangan dengan klaim Olmert, ketiga orang lainnya dengan
kuat dicurigai Mossad juga. Begitu laporan-laporan saksi melacak kegiatan
orang-orang Israel itu, terungkap bahwa mereka terlihat di Taman Liberty pada
saat tubrukan pertama. Laporan ini menduga bahwa mereka sudah tahu apa yang
akan terjadi.
Orang-orang Israel itu diinterogasi oleh FBI, lalu
diam-diam dikirim kembali ke Israel. Para
petugas yang menangkap mereka dari Departemen Kepolisian New Jersey
diperintahkan agar tidak membahas penangkapan mereka. Kelima orang Israel yang menari dan menyoraki runtuhnya
WTC, belakangan muncul di radio dan televisi Israel. Di sana mereka menyatakan
bahwa mereka berada di New York City pada 11 September untuk
"mendokumentasikan peristiwa tersebut" karena Amerika belum pernah
mengalami serangan seperti itu di daratannya.
Dua jam sebelum serangan 11
September, Odigo, sebuah perusahaan Israel dengan kantor-kantornya yang
bertempat hanya beberapa blok dari menara WTC, menerima sebuah peringatan
pendahuluan akan serangan tersebut lewat pesan instan internet. Manajer New York
Office memberikan FBI alamat IP pengirim pesan tersebut, tapi FBI tidak
menindaklanjutinya. Sekitar 200
orang Israel yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan pemindahan Israel,
yang dicurigai merupakan garis depan intelijen Israel, yang sangat aktif di WTC
beberapa bulan sebelum serangan, lalu ditangkap karena dicurigai terlibat
ketika sisa ban ditemukan di beberapa van pembuangan yang mereka gunakan. Namun, di bawah perintah langsung Pejabat Departemen
Peradilan Amerika Serikat, Michael Chertoff, mereka dideportasi ke Israel
akibat "Pelanggaran Visa". Chertoff adalah seorang warga negara ganda
AS/Israel yang ayahnya seorang Rabi dan ibunya adalah salah satu pekerja
pertama Mossad, lalu kemudian dia memerintahkan penangkapan sekitar 900 Muslim
yang tidak berkaitan dengan kejadian WTC.
Pada 12 September, The
Yerussalem Post diam-diam memperingatkan kemungkinan teurngkapnya Israel
sebagai pelaku serangan 11 September. Surat kabat tersebut menampilkan sebuah
cerita bahwa 2 orang Israel meninggal pada saat pesawat terbang dibajak, dan
4.000 orang menghilang di WTC. Seminggu kemudian, sebuah stasiun televisi
Beirut melaporkan bahwa 4.000 pegawai WTC yang merupakan orang Israel tidak
hadir pada hari serangan itu. Ini tampaknya menegaskan cerita di the Yerussalem
post.
Setelah serangan WTC, surat-surat tanpa nama yang
berisi virus antraks dikirim ke berbagai politisi dan eksekutif media. Akibat
terjangkit virus antraks dalam surat-surat ini, 5 orang meninggal dunia.
Seperti serangan 11 September, serangan ini langsung disalahkan kepada
Al-Qaeda, sampai diketahui bahwa virus antraks yang dijadikan senjata tersebut,
dibuat oleh laboratorium militer Amerika Serikat.
FBI kemudian mengetahui
bahwa tersangka utama surat-surat antraks ini adalah orang Yahudi Ashkenazi,
Dr. Philip Zack, yang pernah dicerca beberapa kali oleh para pegawainya akibat
kata-katanya yang ofensif tentang orang-orang Arab. Dr. Philip Zack tertangkap
kamera sedang memasuki daerah penyimpanan tempat dia bekerja di Fort Detrick.
Di sanalah antraks disimpan. Pada titik ini,
baik FBI mau pun media berhenti membuat pernyataan publik apa pun mengenai
kasus ini.
Seminggu sebelum serangan WTC, Zim Shipping Company
(Perusahaan Pengapalan Zim) memindahkan kantor-kantornya di WTC, melapaskan
kontrak sewanya yang memakan biaya 50.000 Dollar bagi perusahaan tersebut.
Tidak ada alasan yang pernah diberikan mengenai hal ini, dan Zim Shipping
Company, setengahnya dimiliki oleh negara Israel.
Akibat serangan 11 September disalahkan kepada Osama bin
Laden, Amerika Serikat menginvansi Afghanistan dan menumbangkan para penguasa
Taliban di sana. Tentu saja alasan sebenarnya terjadi invansi itu menjadi
terang. Karena alasan sesungguhnya adalah pemimpin Taliban, Mullah Omar, telah
melarang produksi opium pada Juli 2000. Dengan demikian, panen opium pada tahun
itu hancur.
Dalam sejarah, bisnis opium merupakan bisnis illegal yang
digerakkan oleh Keluarga Rothschild seperti yang terjadi di China pada tahun
1839. Ketika Kaisar Manchu di China memerintahkan penghancuran opium. Lalu
Keluarga Rothschild memerintahkan tentara Inggris untuk pergi ke sana untuk
memerangi China demi melindungi bisnis narkobanya yang sedang berjalan. Itulah tepatnya apa yang sedang terjadi. Afghanistan
adalah sumber 75 % heroin dunia. Akibat Mullah Omar menghancurkan laba 2001,
maka terjadilah invansi pada Oktober 2001. Segera sesudahnya, media melaporkan
panen besar opium pada Maret 2002.
Pada 3 Oktober, Perdana
Menteri Israel, Ariel Sharon, membuat pernyataan berikut ini kepada seorang
Yahudi Ashkenazi, Simon Peres, sebagaimana dilaporkan di Radio Kol Yisrael: "Setiap kali kita melakukan sesuatu, anda akan
berkata Amerika akan melakukan ini dan itu. Saya ingin memberitahu anda sesuatu
yang sangat jelas. Jangan cemaskan tekanan Amerika terhadap Israel. Kita
orang-orang Yahudi mengendalikan Amerika, dan orang-orang Amerika tahu
itu".
Pada tahun 2001 pula, Profesor Joseph Stiglitz, mantan
Chief Economist Bank Dunia dan mantan Ketua Dewan Penasehat Ekonomi Presiden
Clinton secara publik mengungkapkan "Strategi 4 Langkah" Bank Dunia
yang dirancang untuk memperbudak negara-negara kepada para bankir. Ke-4
Strategi tersebut adalah: Privatisasi,
di sini para pemimpin ditawarkan komisi 10 % ke rekening-rekening Bank Swiss
rahasia mereka sebagai ganti mereka memangkas beberapa miliar Dollar dari harga
aset negara, seperti maraknya terjadi suap dan korupsi.
Pembebasan Pasar Modal, ini
pencabutan hukum bahwa uang pajak melintasi perbatasan. Ketika ekonomi di
negara itu mulai menjanjikan kekayaan, kekayaan ini ditarik langsung dari luar
sehingga ekonomi negara itu ambruk. Lalu negara itu membutuhkan bantuan IMF.
Dan IMF memberikannya dengan syarat mereka menaikkan suku bunga antara 30 % dan
80 %. Ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia dan
Amerika Latin lainnya. Penentuan Harga Berdasarkan Pasar, di sini harga makanan, air dan gas
domestik dinaikkan yang diperkirakan dapat menyebabkan huru-hara sosial di
masing-masing negara, sekarang lebih umum disebut dengan "Hura-Hara
IMF".
Perdagangan Bebas, di sini perusahan-perusahaan
internasional menyerbu Asia, Amerika Latin dan Afrika. Pada saat yang sama
Eropa dan Amerika menghalangi pasar mereka sendiri terhadap pertanian dunia
ketiga. Mereka juga mengenakan tarif yang menjulang tinggi yang harus dibayar
oleh negara-negara ini untuk obat-obatan bermerek, menyebabkan melejitnya rasio
kematian dan penyakit.
Ada banyak pihak yang akan kalah dalam sistem ini,
kecuali satu pemenang, yaitu sistem perbankan yang dimiliki dan dioperasikan
oleh Yahudi. Sebenarnya IMF dan Bank Dunia telah membuat syarat pinjaman bagi
penjualan sistem listrik, air, telepon dan gas setiap negara berkembang. Ini
diperkirakan mencapai 4 Triliun Dollar aset milik publik. Pada September tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz
diberi penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi.
2002: Kamus Internasional Baru Ketiga Webster (Lengkap) dicetak ulang,
menyediakan satu definisi baru tentang Anti-Semit. Definisi belum dimutakhirkan
pada 1956. Definisi barunya adalah: "Anti-Semitisme:
(1) permusuhan terhadap orang-orang Yahudi sebagai kelompok minoritas agama
atau ras, sering disertai diskriminasi sosial, politik dan ekonomi; (2)
menentang Zionisme; (3) simpati untuk musuh-musuh Israel". Definisi (2) dan (3) ditambahkan dalam edisi 2002, tepat
sebelum Amerika memutuskan untuk menginvansi Irak atas perintah Israel. Thomas Stauffer, seorang Konsultan Ekonomi di Washington,
memperkirakan bahwa sejak 1973, Israel telah menghabiskan uang Amerika Serikat
sekitar 1,6 Triliun Dollar, yang kalau dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun
2002, setiap orang akan mendapatkan lebih dari 5.700 Dollar.
Kondisi dunia yang rapuh akibat perlakuan Yahudi yang
didukung dana besar Keluarga Rothschild, menggerakkan orang seperti Perdana
Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, yang mengeluarkan sikap dengan pernyataan: "Orang-orang Yahudi menguasai dunia dengan tangan
orang lain. Mereka membuat orang lain berperang dan mati demi mereka".
2004: Penyelidikan FBI berlanjut kepada American Israel
Public Affairs Committee (AIPAC, Komite Urusan Publik Israel Amerika), kelompok
lobi politik terbesar di Amerika Serikat dengan lebih dari 65.000 anggota yang
tugasnya adalah memimpin pemerintah Amerika Serikat demi Israel. FBI dilaporkan
percaya bahwa AIPAC adalah garis depan mata-mata Israel. Pada awal Maret, warga negara ganda AS/Israel
sekaligus Rabi Yahudi bernama Dov Zakheim mengundurkan diri sebagai Pengawas
Keuangan Pentagon sekaligus Kepala Petugas Keuangan, ketika terungkap dalam
sebuah audit anggaran Pentagon bahwa dia tidak bisa mempertanggungjawabkan
hilangnya 2,6 juta Dollar, termasuk inventaris pertahanan 56 pesawat terbang,
32 tank dan 36 satuan peluncuran komando misil Javelin. Pada 20 Mei, Senator Ernest Hollings membuat
pernyataan tentang kendali AIPAC terhadap Amerika: "Kita tidak bisa membuat kebijakan Israel selain
yang diberikan oleh AIPAC. Saya telah mengikuti sebagian besar di antaranya,
tapi saya juga telah menolak menandatangani surat-surat dari waktu ke waktu
untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang malang. Saya bisa mengatakan
kepada kalian bahwa tidak ada presiden yang menjabat, entah dari Republik atau
Demokrat, mendadak AIPAC akan memberitahunya persis kebijakan apa yang harus
diambil".
Pada tahun ini juga, Mel
Gibson merilis filmnya "The Passion of the Christ (Hasrat Kristus)".
Untuk menjaga keasliannya, dialog film itu disajikan sepenuhnya dalam Bahasa
Ibrani dan teks Latin. Namun, ada satu teks yang tidak muncul. Kalimat itu
diucapkan tapi untuk alasan tertentu teksnya dibuang. Tentu saja ini akibat
tekanan dari media Yahudi. Adegan yang teksnya dibuang itu adalah ketika Pilate
berusaha membuat orang-orang Yahudi berhenti menyeru agar Yesus Kristus
disalib. Dan apa kata orang-orang Yahudi sebagai tanggapan Pilate sampai-sampai
lobi Yahudi setengah mati ingin menyensornya?: "Biarkan darahnya mengucuri kami dan anak-anak
kami".
Pada 16 Oktober, Presiden Bush menandatangani
pengesahan hukum Global Anti-Semitism Preview Act (Undang-Undang Tinjauan
Anti-Semitisme Global) yang dirancang untuk memaksa seluruh dunia agar tidak
pernah mengkritik dunia Yahudi, apapun yang mereka lakukan. Undang-undang ini
menetapkan sebuah departemen istimewa di dalam Departemen Hubungan Luar Negeri
Amerika Serikat untuk menguasai anti-semitisme global yang akan memberikan
laporan tahunan kepada Konggres.
2005: Pada 27 Februari, pemimpin gerakan Nation of Islam,
Louis Farrakhan, membuat pernyataan berikut ini sehubungan dengan Yahudi yang
menguasai penyelundupan perdagangan budak Afrika ke Amerika: "Dengar, tidak ada tangan orang Yahudi yang tidak
berlumuran darah kita. Mereka memiliki kapal-kapal budak. Mereka membeli dan
menjual kita. Mereka memperkosa dan merampok kita". Setelah invansi ke Afghanistan dan Irak, sekarang
hanya ada 5 negara di dunia yang tersisa tanpa bank sentral milik Rothschild.
Kelima negara tersebut adalah Iran, Korea Utara, Sudan, Kuba dan Libya. Profesor Fisika Stephen E. Jones dari Brigham Young
University menerbitkan sebuah majalah yang di dalamnya dia membuktikan bahwa
gedung-gedung WTC hanya bisa diruntuhkan dengan peledak. Dia tidak mendapatkan
pemberitaan di media arus utama untuk klaim yang terbukti ilmiah ini.
Pada bulan November,
sekelompok orang Demokrat yang konservatif hingga moderat yang disebut
"Blue Dog Coalition (Koalisi Anjing Biru)" yang fokus kepada tanggung
jawab fiskal pemerintah, melaporkan bahwa Presiden Yahudi George W. Bush telah
meminjam lebih banyak uang dari bank dan pemerintah asing dibandingkan ke semua
42 presiden Amerika Serikat digabungkan sekaligus. Angka Departemen Bendahara
menunjukkan bahwa total pinjaman semua presiden AS antara 1776-2000 adalah 1,01
Triliun Dollar, sementara dalam 4 bulan terakhir saja Pemerintahan Bush telah
meminjam 1,05 Triliun Dollar. Pada 6 Desember, isteri Presiden Bush, Laura Bush, ditemani oleh Rabi
Binyomin Taub, Rabi Hillel Baron dan Rabi Mendy Minkowitz melakukan penghalalan
ala Yahudi untuk dapur Gedung Putih. Sebuah foto peristiwa ini ketika berdiri
bersama staf diambil oleh fotografer Shealah Craighead lalu dipajang di situs
resmi Gedung Putih.
2006: Pada 5 sampai 7 Maret, AIPAC menyelenggarakan
konvensi tahunan mereka di Washington D.C. Lebih dari setengah Senator AS dan
sepertiga pejabat Konggres AS hadir. "Tidak sia-sia orang Yahudi telah tertarik kepada Jurnalisme. Di
tangan mereka, jurnalisme menjadi senjata kuat yang sangat cocok untuk
kebutuhan mereka demi perang kelangsungan hidup mereka" (Haim Nachman Bialik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar